Pelajaran penting dari Fatwa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ dalam masalah berjualan di halaman masjid. Pelajaran ini bisa kita terapkan semacam jual beli yang dilakukan di areal Masjid Kampus UGM (masih dalam pagar masjid), yang sering kita saksikan ketika diadakannya dauroh-dauroh besar dari Asatidz. Apakah jual beli di areal masjid semacam itu dibolehkan? Silakan simak dalam pembahasan berikut ini.
البيع في المسجد
Jual Beli di Masjid
السؤال الثالث من الفتوى رقم ( 11967 )
Pertanyaan ketiga dari fatwa no 11967
س: كثير من المساجد في أمريكا تحتوي على قاعة للصلاة وغرف ملحقة بها، فهل يجوز البيع والشراء في تلك الغرف لصالح المسجد؟ وهل يجوز البيع والشراء في القاعة
المخصصة للصلاة (حرم المسجد) أو الإعلان عن البضائع والخدمات فيها؟
Pertanyaan, “Banyak masjid di Amerika terdiri dari ruang utama yang dipergunakan untuk shalat dan beberapa ruangan yang menempel dengan masjid. Apakah diperbolehkan mengadakan transaksi jual beli untuk kepentingan masjid di ruangan-ruangan tersebut? Bolehkah mengadakan transaksi jual beli di ruangan yang dipergunakan untuk shalat? Bolehkah mempromosikan barang dagangan ataupun jasa di ruangan tersebut?
ج: لا يجوز البيع والشراء ولا الإعلان عن البضائع في القاعة المخصصة للصلاة إذا كانت تابعة للمسجد،
Jawaban Al Lajnah Ad Daimah, “Tidak boleh mengadakan transaksi jual beli ataupun promosi barang dagangan di ruangan yang dipergunakan untuk shalat jika ruangan tersebut adalah bagian dari masjid.
وقد قال النبي صلى الله عليه وسلم: إذا رأيتم من يبيع أو يبتاع في المسجد فقولوا: لا أربح الله تجارتك
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian mengetahui ada orang yang melakukan transaksi jual beli di masjid maka ucapkanlah ‘moga Allah tidak memberikan keuntungan dalam perdaganganmu’
رواه الترمذي 3 / 610 كتاب البيوع باب النهي عن البيع في المسجد والحاكم 2 / 56.
[HR Tirmidzi dan al Hakim].
وقال عليه الصلاة والسلام: من سمع رجلا ينشد ضالة في المسجد فليقل: لاردها الله عليك
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Siapa saja yang mendengar ada orang yang mengumumkan barang yang hilang di masjid maka hendaknya dia berkata, moga Allah tidak mengembalikan barang tersebut kepadamu”.
أخرجه أحمد 2 / 349، 420، ومسلم 1 / 397 رقم (568) ، وأبو داود 1 / 321 برقم (473) وابن ماجه 1 / 252 برقم (767) وابن حبان 4 / 529 برقم (1651).
[HR Ahmad, Muslim, Abu Daud, Ibnu Majah dan Ibnu Hibban].
أما الغرف ففيها تفصيل: فإن كانت داخلة في سور المسجد فلها حكم المسجد والقول فيها كالقول في القاعة، أما إن كانت خارج سور المسجد ولو كانت أبوابها فيه فليس لها حكم المسجد؛
Sedangkan status ruangan selain tempat shalat perlu mendapatkan rincian:
a. Jika ruangan itu ada di bagian dalam pagar masjid maka ruangan tersebut statusnya adalah masjid. Hukum jual beli di tempat tersebut sebagaimana hukum jual beli di ruangan shalat.
b. Jika ruangan tersebut ada di luar pagar masjid- meski pintu masuk ruangan tersebut menempel dengan pagar masjid- maka ruang tersebut tidak berstatus sebagai masjid.
لأن بيت النبي صلى الله عليه وسلم الذي تسكنه عائشة رضي الله عنها كان بابه في المسجد ولم يكن له حكم المسجد.
Dalil rincian ini adalah rumah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dihuni oleh ‘Aisyah itu pintunya menempel di tembok masjid namun tidak berstatus sebagai masjid”.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.
اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء
نائب رئيس اللجنة … الرئيس
عبد الرزاق عفيفي … عبد العزيز بن عبد الله بن باز
Fatwa ini ditandatangani oleh Syaikh Ibnu Baz selaku ketua dan Syaikh Abdurrazaq Afifi selaku wakil ketua.
Sumber: Fatawa Lajnah Daimah jilid 6 hal 282-283 terbitan Dar Balansiah Riyadh, cetakan ketiga tahun 1421 H.
Catatan:
Berdasarkan keterangan di atas status kamar takmir dan halaman masjid itu perlu dirinci.
Jika masjid tersebut memiliki pagar masjid semisal Masjid Kampus UGM maka semua areal yang ada di dalam pagar masjid baik halaman, kamar takmir, areal parkir ataupun yang lain adalah masjid sehingga berlaku pada ketentuan yang berlaku untuk masjid semisal larangan berdagang ataupun promosi dagangan di sana.
Sedangkan areal di luar pagar masjid tentu saja bukan termasuk masjid dan tidak berlaku padanya segala ketentuan yang berlaku untuk masjid.
Jika masjid tersebut tidak memiliki pagar masjid maka areal di luar bangunan untuk shalat bukanlah termasuk masjid sehingga tidak berlaku padanya ketentuan-ketentuan masjid.
Hal ini adalah di antara bukti pentingnya berilmu sebelum berucap dan beramal.
Artikel www.ustadzaris.com
ya ustadz, bagaimana hukumnya dengan bangunan masjid yang lantai bawahnya digunakan untuk pesantren, dan lantai lainnya ada yang digunakan untuk perdagangan dan pertokoan, apakah termasuk tidak diperbolehkan? Barakallahu fiik wa jazaakallahu khoyron