Tegar Di Atas Sunnah
No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian
    • Kajian Kitab
    • Kajian Umum
  • Jadwal Kajian Rutin
  • Tanya Ustadz
  • About
SUBSCRIBE
  • Home
  • Kajian
    • Kajian Kitab
    • Kajian Umum
  • Jadwal Kajian Rutin
  • Tanya Ustadz
  • About
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Nasehat

Bijak dalam Khilaf

9 June 2009
Reading Time: 3 mins read
14
593
SHARES
3.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Syaikh Shalih Alu Syaikh -hafizhohullah- mengatakan, “Perbedaan pendapat dalam berbagai masalah itu terbagi menjadi dua macam.

Pertama, perbedaan pendapat di antara para ulama dalam masalah yang tidak ada dalilnya.
Perbedaan pendapat dalam masalah seperti ini diperbolehkan. Akan tetapi jika mayoritas ulama sepakat dengan suatu pendapat maka hendaknya kita ekstra hati-hati untuk mengambil pendapat yang menyelisihi pendapat mayoritas ulama dalam kondisi semisal ini. Orang yang memiliki pendapat yang menyelisihi mayoritas ulama boleh beramal dengan apa yang menjadi pendapatnya atau keyakinannya untuk dirinya sendiri. Akan tetapi mengingat ada pendapat mayoritas ulama dalam ijtihadiyah semacam ini maka seyogyanya tidak menyelisihi pendapat mayoritas ulama. Umumnya dalam masalah ijtihadiyah yang tidak ada dalil di dalamnya pendapat yang menyelisihi mayoritas ulama adalah pendapat yang tidak benar.

Kedua, perbedaan pendapat dalam masalah yang ada dalil tentang hal tersebut. Akan tetapi ulama bersilang pendapat dalam menyikapi dalil tersebut. Ada yang tidak mengambil dalil tersebut namun memakai dalil yang lain semisal qiyas.
Perbedaan pendapat jenis ini bisa kita petakan menjadi dua bagian yaitu perbedaan pendapat yang kuat dan perbedaan pendapat yang lemah.

Perbedaan pendapat yang lemah adalah pendapat yang bertentangan dengan dalil. Misal ada ulama yang memakai qiyas padahal dalil yang ada sangat jelas. Artinya dalam suatu permasalahan terdapat dalil yang maknanya sangat gamblang namun ada sejumlah ulama yang menyelisihi pendapat yang sejalan dengan dalil dalam kondisi ini tidaklah diragukan bahwa perselisihan pendapat yang terjadi adalah perselisihan yang lemah.

Sedangkan perbedaan pendapat yang kuat adalah ketika dalil-dalil yang ada nampak bertentangan. Ulama A menguatkan dalil ini sedangkan ulama B menguatkan dalil itu. Jika perbedaan pendapat yang ada perbedaan pendapat yang kuat maka tidak boleh ada ingkarul mungkar dalam masalah yang perbedaan pendapat di dalamnya adalah perbedaan pendapat yang kuat. Lain halnya jika perbedaan pendapat yang ada adalah perbedaan pendapat yang lemah. Boleh ada ingkarul mungkar dalam masalah yang perbedaan pendapat di dalamnya adalah perbedaan yang lemah.

Sebagian orang mengatakan,

“Tidak ada ingkarul mungkar dalam masalah khilafiyyah”.

Ungkapan semacam ini kurang tepat karena dalam masalah yang diperselisihkan sebagian shahabat mengingkari sebagian yang lain. Demikian pula para tabiin.

Yang tepat masalah khilafiyyah itu perlu dirinci sebagaimana yang telah disebutkan di atas.
Jika tidak ada dalil dalam masalah yang diperselisihkan maka inilah yang disebut dengan masalah ijtihhadiyyah. Adanya beda pendapat dalam hal ini diperbolehkan.
Sedangkan jika ada dalil dalam masalah yang diperselisihkan maka masih dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu perbedaan pendapat yang kuat dan perbedaan pendapat yang lemah.

Contoh perbedaan pendapat yang kuat adalah adakah kewajiban zakat untuk perhiasan. Dalil-dalil yang ada dalam masalah ini nampak bertentangan. Para ulama pun berselisih pandangan dalam memahami dalil-dalil tersebut sehingga perbedaan pendapat dalam hal ini adalah kuat. Oleh karena itu tidak ingkarul mungkar dalam hal ini. Siapa yang menzakati perhiasan maka dia telah mengikuti sebagian ulama dan siapa yang tidak menzakati maka dia juga mengikuti sebagian ulama. Ada toleransi dalam hal ini sehingga tidak boleh saling menyalahkan.

Contoh yang lain adalah apakah makmum memiliki kewajiban membaca al fatihah dalam shalat jahriah. Perbedaan pendapat dalam hal ini kuat. Dalil-dalil yang ada nampak bertentangan. Ada ulama yang berpendapat ini, ada juga yang memilih itu. Meski pendapat mayoritas shahabat dan tabiin serta para ulama peneliti semisal Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah, bahkan Imam Ahmad, Ibnul Qoyyim adalah dalam hal ini imam shalatlah yang menanggung. Karena perbedaan pendapat dalam hal ini cukup kuat maka tidak boleh ada saling menyalahkan dalam hal ini” (Syarh Kasyfu Syubuhat).

Tags: ijtihadkhilaf
Previous Post

Membenci Pujian

Next Post

Menjual Buku-buku Bergambar

Related Posts

Jangan Setengah Setengah
Bimbingan Islam

Jangan Setengah Setengah

26 November 2013
hukum belajar lewat internet
Adab

Keutamaan Ngaji Live Via Internet

23 May 2013
Tundukan Pandangan Terhadap Empat Hal
Nasehat

Tundukan Pandangan Terhadap Empat Hal

26 April 2013
Meletakkan Buku di atas Mushaf Al Quran
Adab

Hafal al Quran Yang Tercela

6 February 2013
Bahaya Membujang
Nasehat

Bahaya Membujang

18 October 2018
Next Post

Menjual Buku-buku Bergambar

Hukum Mencium Tangan dan Membungkukkan Badan

Comments 14

  1. Pingback: Bijak dalam Khilaf « Indra’s Blog
  2. abu yasmin says:
    14 years ago

    Jadi teringat waktu awal-awal ngaji beberapa tahun yang lalu. Karena hanya belajar 1 pendapat jadinya kaku, kaku, dan kaku dalam masalah khilafiyah. Alhamdulillah, dengan bertambahnya ilmu sekarang jadi lebih bijak dalam menyikapi masalah khilafiyah (terkadang jadi malu sendiri kalau ingat betapa kakunya ana waktu itu). Ana pernah baca tulisan ulama yang mengatakan : “Adalah termasuk musibah jika tidak mengetahui perbedaan pendapat di kalangan ulama, karena bisa jadi ia meyakini pendapat yang sebenarnya pendapat tersebut paling lemah” (Afwan ana lupa siapa ulama yang menulis tersebut, cuma ingat pernah baca dalam mukadimmah buku Shahih Fikih Sunnah- tolong koreksi ya Ustadz kalo ada yang salah..)

  3. ustadzaris says:
    14 years ago

    Untuk Abu Yasmin. Sebagaimana dalam artikel tersebut, tidak semua masalah khilafiyyah itu dihormati. yang wajib kita hormati adalah orang yang berbeda pandangan dengan kita dalam masalah khilafiyyah ijtihadiyyah. Tidak ada kewajiban untuk saling memaklumi dalam masalah khilafiyyah yang bukan ijtihadiyyah semisal masalah khilafiyyah antara ahli sunnah dengan syiah atau dengan khawarij atau dengan asy’ariyyah.

  4. adam says:
    14 years ago

    assalaamu’alaikum syukron artikelnya ustadz…
    mau tanya, kalau terjun ke dalam demokrasi termasuk perbedaan pendapat yang mana? syukron sebelumnya atas jawabnnya

  5. ustadzaris says:
    14 years ago

    Untuk Adam. Wa’alaikumusalam.
    Coba antum baca artikel tentang hukum pemilu di http://www.rumaysho.com

  6. abunailah says:
    14 years ago

    Assalaamu’alaikum
    jazakalloh khoiron artikelnya, saya ingin menanyakan perbedaan pendapat/khilafiyyah antara ahlussunnah/salafi dengan asy’ariyyah, dgn pertanyaan sbb :
    apakah konsekuensi status hukumnya, bagi yg bermazhab asy’ariyyah ? bid’ah?fasik?syirik?murtad?berdosa? atau status hukum yg lainnya?
    terima kasih sebelumnya atas penjelasannya…

  7. ustadzaris says:
    14 years ago

    Untuk Abu Nailah
    Wa’alaikumussalam
    Jika dia bermazhab asy’ari dalam masalah akidah karena mengimani manhaj asy’ari dalam beragama maka dia adalah ahli bid’ah dengan bid’ah yang menyebabkan dia berstatus sebagai orang yang fasik dan pendosa.
    Lain halnya jika dia terjerumus dalam beberapa pendapat asy’ari karena ijtihad.

  8. manusia says:
    13 years ago

    ustadz,saya pernah mendapatkan pendapat dari syeikh bin baz yakni segala sesuatu yang haram tetap haram meski jumlahnya sedikit,sedangkan untuk syeikh utsaimin berpendapat bahwa asal tidak sampai memabukkan tidak apa2,,lalu bgmn hukumnya dgn makan durian dan tape yg notabene mengandung alkohol?

  9. ustadzaris says:
    13 years ago

    Untuk Manu-sia
    a. Beda pendapat diantara para ulama itu sangat wajar.
    b. Boleh dan halal.

  10. hidup Islam says:
    13 years ago

    ustadz,menanggapi makanan jawaban ustadz atas manusia…rhum kn hukumnya haram dimakan termasuk yang tercampur dalam roti, lalu bgmn dengan air minum galon yg menggunakan tisu pembersih dari alkohol,mungkin saja kn bisa tercampur..bgmn hukumnya ustadz?

  11. ustadzaris says:
    13 years ago

    Untuk Hidup
    Kalo menguap tentu tidak tercampur.

  12. manusia biasa says:
    13 years ago

    ustadz,,sebenarnya boleh g sih makan hewan yang hidup di 2 alam?,,soalnya ana pernah baca madzab syafi’i katanya boleh kecuali kodok

  13. ustadzaris says:
    13 years ago

    Untuk Manusia
    Boleh. Kodok tidak boleh dimakan karena Nabi larang untuk dibunuh, bukan karena hidup di dua alam.

  14. Yayat Sudrajat says:
    12 years ago

    Alhamdulillah,ana dpt ilmu dari artikel ustadz Aris,semoga ilmu ustadz tambah,dan diridhoi-Nya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended Stories

Manfaat Bagi Mayit, Kiriman Pahala Baca al-Quran

Manfaat Bagi Mayit, Kiriman Pahala Baca al-Quran

19 December 2015
Tidak Jadi Safar Karena Ramalan Cuaca

Tidak Jadi Safar Karena Ramalan Cuaca

13 February 2015
nama setan asyhab

Asyhab, Nama Setan

15 January 2015

Popular Stories

  • acara 17 agustus

    Hukum Acara Agustusan

    1667 shares
    Share 667 Tweet 417
  • Ucapan "Alhamdulillah ‘ala Kulli Hal"

    1465 shares
    Share 586 Tweet 366
  • Bulu Wajah

    1439 shares
    Share 576 Tweet 360
  • Apakah Halaman Masjid Termasuk Masjid?

    1421 shares
    Share 568 Tweet 355
  • Fikih Ciuman …

    1276 shares
    Share 510 Tweet 319
Tegar Di Atas Sunnah

Official website ustadz DR. Aris Munandar, MPi.

Bantu dakwah kami berkembang dengan cara share dengan mencantumkan sumber link. Jazakumullah khairan

Recent Posts

  • Selamat Idul Fitri 1444 H / 2023 M
  • Pernikahan Sebagai Tanda Kekuasaan Allah
  • 60 Amalan Shalih yang Bisa Dilakukan di Bulan Ramadhan

Categories

  • Adab
  • Aqidah
  • Bimbingan Islam
  • Fiqih
  • Info
  • Kajian Audio
  • Keluarga
  • Kisah
  • Konsultasi
  • Manhaj
  • Mu'amalah
  • Nasehat
  • Puasa
  • Ramadhan
Currently Playing

© 2022 Ustadzaris.com - Developed By TIM IT Cyber Dakwah.

No Result
View All Result
  • Home
  • Tanya Ustadz
  • About

© 2022 Ustadzaris.com - Developed By TIM IT Cyber Dakwah.