• Blog
  • Home
  • Rekaman Kajian
    • Kajian Umum
    • Kajian Kitab
      • Kajian Kitab Ahkaamusy-Syitaa’
      • Kajian Kitab Fiqhul-Hasad
  • Subscription
  • Jadwal Kajian Rutin
  • Tanya Ustadz
  • BlogMap
  • About
Tegar Di Atas Sunnah
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Tegar Di Atas Sunnah
No Result
View All Result
Home Manhaj

Siapakah yang Disebut Ahli Bid'ah?

by abduh
16 June 2013
in Manhaj
16
834
SHARES
4.6k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Syeikh Abdullah bin Abdurrahman al Jibrin- rahimahullah– mendapatkan pertanyaan sebagai berikut,

“Di tengah-tengah banyak orang gencar pembicaraan tentang bid’ah. Misalnya seorang yang terjerumus melakukan bid’ah maka banyak orang mengatakan bahwa orang tersebut adalah mubtadi’ atau ahli bid’ah. Alangkah baiknya jika anda menjelaskan kapan seorang itu menjadi ahli bid’ah.
Artinya seandainya ada orang yang melakukan perbuatan bid’ah menurut penilaian sebagian ulama sedangkan sebagian ulama ahli sunah yang lain tidak menilai perbuatan tersebut sebagai bid’ah. Dengan bahasa lain, status orang tersebut diperselisihkan (apakah melakukan bid’ah ataukah tidak) oleh dua kelompok ulama.
Apa yang menjadi tolak ukur dalam kasus semacam ini?”

Jawaban beliau:

لا شك أن البدعة تتفاوت:
فأما البدعة الاعتقادية فإنه يقال لصاحبها مبتدع كبدعة المرجئة الذين يرجئون الأعمال من الإيمان أو يغلبون جانب الرجاء فيبيحون المعاصي و الإكثار منها. فإن كان كذلك فإنه يقال : هذا من المرجئة المبتدعة.
و كذلك بدعة الوعيدية من الخوارج و المعتزلة. فمنهم يغلبون جانب الوعيد و يرجحون دخول النار و يخلدون فيها أهل المعاصي و كبائر الذنوب و لو كانوا من أهل التوحيد.
و كذلك بدعة الرافضة الذين يكفرون الصحابة و من والاهم و يشركون بالله حيث يدعون عليا و أئمتهم من دون الله و نحو ذلك. فهذا يقال له مبتدع.

“Tidaklah diragukan bahwa bid’ah itu bertingkat-tingkat. Bid’ah dalam masalah akidah itulah bid’ah yang menyebabkan pelakunya divonis sebagai ahli bid’ah. Contohnya adalah bid’ah murjiah. Merekalah orang-orang yang tidak memasukkan amal anggota badan sebagai bagian dari iman. Atau mereka itu disebut murjiah karena terlalu menekankan sisi harapan kepada Allah sehingga secara tidak langsung mereka membolehkan orang untuk bermaksiat atau memperbanyak maksiat. Orang yang terpengaruh dengan faham murjiah, itulah orang yang mendapat vonis, ‘Ini adalah bagian dari murjiah, bagian dari para ahli bid’ah’.

Demikian pula, bid’ah wa’idiyyah. Itulah Khawarij dan Mu’tazilah. Mereka lebih mengedepankan ancaman Allah secara umum dan ancaman masuk neraka secara khusus. Mereka berkeyakinan bahwa tukang maksiat dan pelaku dosa besar itu kekal di dalam neraka meski mereka adalah orang yang bertauhid.

Demikian pula Syiah Rafidhah. Merekalah orang-orang yang mengkafirkan para sahabat dan semua orang yang loyal dengan para sahabat. Mereka adalah orang-orang yang menyekutukan Allah dengan berdoa kepada Ali dan para imam Syiah dan perbuatan yang serupa.

Orang semacam inilah yang disebut dengan ahli bid’ah.

وأما البدع العملية فإنه لا يقال لصاحبها مبتدع علي الإطلاق. ولكن يقال: فيه بدعة كالذين يحيون ليلة المعراج أو المولد أو ليلة النصف من شعبان أو يصلون صلاة الرغائب و ما أشبهها من البدع العملية.

Sedangkan bid’ah dalam masalah ibadah, pelakunya sama sekali tidak bisa disebut sebagai ahli bid’ah. Akan tetapi pelakunya kita katakan bahwa pada dirinya ada kebid’ahan. Semisal orang-orang yang memperingati malam Isra’ Mi’raj, Maulid Nabi, beribadah pada malam Nishfu Sya’ban, melakukan shalat Raghaib dan bid’ah-bid’ah yang lain dalam masalah ibadah.
فهناك فرق بين البدع الاعتقادية فيقال لصاحبها مبتدع و البدع العملية و يقال لصاحبها فيه بدعة ولا يصدق عليه أنه مبتدع بدعة كلية. هذا هو المتبادر. والله أعلم.

Jadi ada perbedaan antara bid’ah dalam masalah akidah- itulah bid’ah yang pelakunya disebut sebagai ahli bid’ah- dengan bid’ah dalam masalah ibadah. Pelaku bid’ah dalam masalah ibadah mendapat sebutan ‘ada bid’ah pada dirinya’. Pelaku bid’ah semacam ini tidak tepat jika disebut sebagai ahli bid’ah.

Demikian jawaban instan yang bisa diberikan. Wallahu a’lam”.

[Fatwa ini kami jumpai dalam buku yang berjudul ‘Ijabah al Sa-il ‘an Ahammi al Masa-il Ajwibah al ‘Allamah al Jibrin ‘ala As-ilah al Imarat, hal 13-14, terbitan Maktabah al Ashalah wa al Turats, Emirat Arab tahun 2008 M. Fatwa ini disampaikan oleh Ibnu Jibrin pada tahun 1414 H sedangkan kata pengantar Ibnu Jibrin untuk buku tersebut ditulis pada tanggal 11 Syawal 1427 H].

Tags: ahli bid'ahbid'ahfatawa
Previous Post

Memahami Bid'ah dengan Benar

Next Post

Merekalah Ahli Waris Khawarij …

Next Post

Merekalah Ahli Waris Khawarij ...

Comments 16

  1. abang says:
    16 years ago

    jadi,
    Sufi yg berdzikir jingkrak2  itu disebut ahlulbid’ah bukan karena macam peribadatan  mereka ? melainkan karena ‘itiqad mereka yg bathil tentang Allah dan wali Allah ?
     

  2. ustadzaris says:
    16 years ago

    Untuk Abang
    Benar, jika mereka punya keyakinan atau akidah yang menyimpang semisal hulul, ittihad, wali tidak terikat dengan syariat dll.

  3. Budi S. Ari says:
    16 years ago

    Assalaamu’alaykum.
    Ustadz Aris…

    Bagaimana dg sekte Syi’ah Zaidiyah,apakah sekte ini di hukumi sbg ahli bid’ah atau justru telah kafir sebagaimana sekte Syi’ah Rafidhah?

    Mohon penjelasannya,Ustadz. Jazakumulloh khoyron.

  4. ustadzaris says:
    16 years ago

    Untuk Budi
    Mereka adalah ahli bid’ah

  5. Budi S. Ari says:
    16 years ago

    Assalaamu’alaykum.
    Ustadz Aris..

    Apakah melakukan demonstrasi atau membolehkan demokrasi dlm memperjuangkan Islam trmasuk bid’ah dalam perkara Juz’i (parsial) ? Atau perkara Juz’i yg sbg pembeda antara Ahli Sunnah dg Ahli Bid’ah?

    Mohon penjelasannya. Syukron.

    Jazakumulloh khoyron.

  6. ustadzaris says:
    16 years ago

    Untuk Budi
    Wa’alaikumussalam
    1. Demonstrasi itu berkaitan dengan taat kepada penguasa. Ini perkara juz’i yang menjadi pembeda antara ahli sunnah dengan ahli bid’ah.
    2. Membolehkan demokrasi dalam memperjuangkan Islam ini perlu dirinci apa maksudnya
    a. Jika makna adanya menerima faham demokrasi maka ini adalah kekafiran.
    b. Jika yang dimaksud adalah yang lain maka perlu diperjelas. Moga bisa dirinci di lain kesempatan.

  7. Budi S. Ari says:
    16 years ago

    Assalaamu’alaykum.. Ustadz Aris.

    Barakalloh fiykum.. Maaf Ustadz,pertanyaannya diluar topik.

    Apakah diperbolehkan menyematkan kata al-Atsari atau as-Salafi pada sebuah nama (dg tujuan sbg nisbat pd generasi terbaik) ?

    Smisal:
    Abu ‘Aammar al-Atsari atau Abu Maryam as-Salafi atau Ummu Yusuf al-Atsari atau Ummu Yunus as-Salafi dan sebagainya.

    Krn yg Ana ktahui, Syaikh ibn Baaz,Syaikh al-Utsaimin,Syaikh al-Fauzan,Syaikh ‘Abdul ‘Aziz alu-Syaikh dsb. tdk menyematkan kata tsbt (al-Atsari atau as-Salafi) di dlm nama-nya.

    Mohon penjelasannya.
    Jazakumulloh khoyron.

  8. ustadzaris says:
    16 years ago

    Untuk Budi
    Wa’alaikumussalam
    Hukumnya perlu dirinci tergantung motivnya
    a. jika untuk membedakan diri dari jalan-jalan beragama yang menyimpang maka boleh, tidak wajib
    b. jika untuk membanggakan diri maka haram karena termasuk tazkiyyah yang terlarang.
    Apa yang tidak mereka lakukan tidak mesti haram.

  9. kyaihaji_imam says:
    16 years ago

    ente sudah terjangkit virus wahabi……….salah satu ciri wahabi itu kayak ente………..masalah tahlil, manaqib, marhabanan,maulidurrosul. itu adalah ijtihad ulama” mulai jaman walisongo, jamannya sunan giri,maulana malik ibrahim. sunan ampel…yang semuanya adalah dzuriyatur rosul. dan nasab mereka WANASABUHU KARIMAH……… PERLU ENTE KETAHUI. ENTE TIDAK SEPANDAI MEREKA………….. SUDAH BERAPA BANYAK DALIL YANG ENTE HAFAL………APAKAH ENTE HAFIDZ QURAN?……….. ILMU ENTE ITU SEDIKIT…………TIDAK ADA SEUJUG KUKUNYA RADEN RAHMAD SUNAN AMPEL RA. ingat jangan terlalu terpaku pada ijtihad imam syafii Ra. sebab banyak imam lain yang setaraf kealimannya dengan imam syafii. yang alim tidak hanya imam syafii. ingat! dalam lingkup ijtihat seseorang tidak punya hak menyalahkan ijtihat yang lain…………. walisongo pencetus tahlil………. yang mengislamkan mayoritas nenek moyang bangsa indonesia. semoga ente diberihidayah oleh allah……….jangan sekali membidahkan para walisongo apalagi sampai mengtakan mereka musyrik…………………!!!!!!!!!!!!!!!!!!
     

  10. ustadzaris says:
    16 years ago

    Untuk KH Imam
    Kita mengucapkan banyak terima kasih kepada para wali dan kita berdoa semoga Allah memberi balasan yang terbaik untuk beliau-beliau yang menjadikan bangsa kita meninggalkan kekafiran meski beralih kepada bid’ah. Bagaimana juga muslim yang berada di kubangan bid’ah nasibnya di akherat jauh lebih baik dari pada orang kafir yang kekal di neraka. Sedangkan muslim yang ahli bid’ah dengan kebid’ahan yang tidak sampai menjerumuskan ke dalam kekafiran maka mereka adalah ahli jannah. Jika Allah memaafkan bid’ah atau kesalahan mereka yang lain maka mereka akan langsung masuk surga tanpa mampir di neraka.
    Jika Allah tidak memaafkan bid’ah atau kesalahan mereka yang lain maka mereka akan mampir di neraka berbanding lurus dengan kadar kesalahan mereka.
    Nah, kewajiban kita untuk meneruskan dakwah para wali dengan membawa masyarakat kepada sunnah dan meninggalkan bid’ah sebagai kelanjutan dakwah para wali.
    Ingat pesan sunnah bonang, http://kangaswad.wordpress.com/2010/01/06/nasehat-sunan-bonang/.
    Salahkan kami, jika kami melanjutkan dakwah para wali songo sebagaimana wasiat sunan bonang di atas? Mohon maaf, jika ada kata yang kurang berkenan. Semoga kita menjadi manusia yang berakhlak mulia sebagaimana ajaran rasul dan teladan para wali songo.

  11. Ridho Amrullah says:
    16 years ago

    Assalammu’alaikum
    Apa yang dimaksud dengan i’tiqad ?

  12. ustadzaris says:
    16 years ago

    Untuk Ridho
    Wa’alaikumussalam
    I’tiqod=keyakinan hati.

  13. dian says:
    15 years ago

    Assalammu’alaikum Ustad Aris,,,
    Saya dan keluarga berusaha menjauhi bid’ah yg sudah menjadi tradisi di lingkungan sekitar, saya juga berusaha mengikuti sunnah nabi. Namun ada beberapa tetangga saya yang memandang kami sebagai pengikut golongan Islam tertentu, bahkan pada saat suami & rekan2 saya yg berusaha anti bid’ah sedang berjamaah di mushola, mereka tidak akan mau melakukan sholat berjamaa’ah bersama kami karena mereka tidak mendengar pujian setelah adzan. Ustad, kami mohon nasehatnya, bagaimana seharusnya sikap kami? terima kasih.
    wassalam..

  14. ustadzaris says:
    15 years ago

    Untuk Dian
    Wa’alaikumussalam
    Bersabarlah dan nampakkan akhlak mulia kepada orang-orang di sekeliling anda.

  15. iwan says:
    15 years ago

    eahm,,
    terimakasih penjelasannya.. :)
    tpi gmna cra kita mengetahui kalau kita itu adalah ahli bid’ah atau ada bid’ah pada diri kita??
    dan bagaimana klo hal tersebut adalah adat??
    mohon penjelasannya…
    terimakasih:)
     

  16. Fakhrur Rozi says:
    14 years ago

    Assalammu’alaikum Ustad Aris,,,
    izin share
    jazakumullah khoiron katsir

Recommended Stories

Manfaat Bagi Mayit, Kiriman Pahala Baca al-Quran

Manfaat Bagi Mayit, Kiriman Pahala Baca al-Quran

19 December 2015
Tidak Jadi Safar Karena Ramalan Cuaca

Tidak Jadi Safar Karena Ramalan Cuaca

13 February 2015
nama setan asyhab

Asyhab, Nama Setan

15 January 2015

Popular Stories

  • acara 17 agustus

    Hukum Acara Agustusan

    3921 shares
    Share 1568 Tweet 980
  • Apakah Halaman Masjid Termasuk Masjid?

    2834 shares
    Share 1134 Tweet 709
  • Ucapan "Alhamdulillah ‘ala Kulli Hal"

    2712 shares
    Share 1085 Tweet 678
  • Potongan Badan, Dikubur atau Dibuang

    2267 shares
    Share 907 Tweet 567
  • Bulu Wajah

    1920 shares
    Share 768 Tweet 480
Tegar Di Atas Sunnah

Official website ustadz DR. Aris Munandar, MPi.

Bantu dakwah kami berkembang dengan cara share dengan mencantumkan sumber link. Jazakumullah khairan

Recent Posts

  • Selamat Idul Fitri 1444 H / 2023 M
  • Pernikahan Sebagai Tanda Kekuasaan Allah
  • 60 Amalan Shalih yang Bisa Dilakukan di Bulan Ramadhan

Categories

  • Adab
  • Aqidah
  • Bimbingan Islam
  • Fiqih
  • Info
  • Kajian Audio
  • Keluarga
  • Kisah
  • Konsultasi
  • Manhaj
  • Mu'amalah
  • Nasehat
  • Puasa
  • Ramadhan
  • Blog
  • Home
  • Rekaman Kajian
  • Subscription
  • Jadwal Kajian Rutin
  • Tanya Ustadz
  • BlogMap
  • About

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Blog
  • Home
  • Rekaman Kajian
    • Kajian Umum
    • Kajian Kitab
      • Kajian Kitab Ahkaamusy-Syitaa’
      • Kajian Kitab Fiqhul-Hasad
  • Subscription
  • Jadwal Kajian Rutin
  • Tanya Ustadz
  • BlogMap
  • About

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.