Tanya:
Assalamu’alaikum. Mana yang harus didahulukan bagi seorang istri antara berbakti kepada suami dan mengurusi anak, dengan berbakti dan mengurus orang tua? Keduanya tidak bisa dikerjakan secara bersamaan karena tempat tinggal yang saling berjauhan. Memilih salah satunya berarti mengabaikan yang lain. Dua adik belum menikah dan masih tinggal dengan orang tua. Jazakumullah. Nuryati Wassalam. 08139xxxx
Jawab:
Wassalamu’alaikum warahmatullah,
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « لَوْ كُنْتُ آمِرًا أَحَدًا أَنْ يَسْجُدَ لأَحَدٍ لأَمَرْتُ الْمَرْأَةَ أَنْ تَسْجُدَ لِزَوْجِهَا ».
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Andai boleh kuperintahkan seseorang untuk bersujud kepada yang lain tentu kuperintahkan seorang istri untuk bersujud kepada suaminya” (HR Tirmidzi no 1159, dinilai oleh al Albani sebagai hadits hasan shahih).
Ketika menjelaskan hadits di atas penulis Tuhfatul Ahwadzi mengatakan, “Demikian itu dikarenakan banyaknya hak suami yang wajib dipenuhi oleh istri dan tidak mampunya istri untuk berterima kasih kepada suaminya. Dalam hadits ini terdapat ungkapan yang sangat hiperbola menunjukkan wajibnya istri untuk menunaikan hak suaminya karena tidak diperbolehkan bersujud kepada selain Allah”.
Berdasarkan hadits di atas maka seorang istri berkewajiban untuk lebih mendahulukan hak suami dari pada orang tuanya jika tidak mungkin untuk menyelaraskan dua hal ini.
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Seorang perempuan jika telah menikah maka suami lebih berhak terhadap dirinya dibandingkan kedua orang tuanya dan mentaati suami itu lebih wajib dari pada taat orang tua” (Majmu Fatawa 32/261).
Di halaman yang lain beliau mengatakan,
“Seorang istri tidak boleh keluar dari rumah kecuali dengan izin suami meski diperintahkan oleh bapak atau ibunya apalagi selain keduanya. Hukum ini adalah suatu yang disepakati oleh para imam. Jika suami ingin berpindah tempat tinggal dari tempat semula dan dia adalah seorang suami yang memenuhi tanggung jawabnya sebagai seorang suami serta menunaikan hak-hak istrinya lalu orang tua istri melarang anaknya untuk pergi bersama suami padahal suami memerintahkannya untuk turut pindah maka kewajiban istri adalah mentaati suami, bukan mentaati orang tuanya karena orang tua dalam hal ini dalam kondisi zalim. Orang tua tidak boleh melarang anak perempuannya untuk mentaati suami dalam masalah-masalah semacam ini” (Majmu Fatawa 32/263).
[Konsultasi dari Majalah Swara Qur’an]
Assalamualaikum ust.. sy mncintai pcr sy, kami ingin menikah namun orgtua saat ini belum merestui karna perbedaan pendapat mengenai rmh yg akan kami tinggali nnti. Sy anak trkahir ibu sy ingin sy tinggal bersamanya. Pcr sy jg anak trkahir ingin ibunya sy tinggal bersamanya karna ibunya seorg janda dn sdh tua. Sdgkn ibu sy brumur 52. Dn ayah umur 60. Bagaimana menyikapi perbedaan pendapat itu ust? Apa yg harus kami lakukan. Sy ridho bila harus mengurusi mertua. Tp orgtua ttp kekeh maunya sy tinggal dirumah tdk ikut suami..
Assalammualaikum
Pak ustadz..
Sya mau tanya apa sya berdosa jika suami sya hendak pergi keluar kota. Saya cuma ingin meminta sesuatu kepada suami sya untuk diperbolhkn saya membawa mobil tpi suami bilang mobil nya mau dipakai sma saudara . Buat jemput kakak tpi sya dibiarkan naik motor dia tidak pernah rela kalau mobilnya dipinjam sama klrga sya …
Sya malu pak ustadz setiap ayah sya pnjm mobil selalu dibilang mobilnya dipakai keluarga saya. Apa yg dilakukan suami sya bnr pak ustadz tolong bantu sya agar sya tdk berburuk sangka
Wassalammualaikum
Assalamaualaikum pak ustadz…
Saya mempunyai problem yg blm bisa terselesaikan…saya sudah menikah 4th lebih, alhamdulillah semua berjalan dg baik..saya sudah mempunyai 2 anak.tetapi dr awal menikah saya mempunyai masalah kalau ibu saya masih blm rela saya mengikuti suami untuk merantau dg alasan gaji suami saya blm cukup utk kehidupan kami…kalau mertua memberi nasehat sebagus-bagusnya istri adalah yg ikut dg suami apapun yg terjadi…orang tua saya punya usaha rumah makan di kota kelahiran saya..jadi setiap waktu selalu mnyuruh pulang utk membantu dan utk membantu ekonomi keluarga saya kata ibu saya..tetapi kalu setiap saat suami saya pasti akan marah pak….
Nah sekarang masalah baru datang…saya punya hutang krna ketipu di online jumlahnya lumayan byk…dan saya minta bantuan ke orang tua..orang tua menyanggupi utk melunasi tapi dg syarat saya harus meluangkan waktu utk pulang menjalankan usaha…setiap bulan sekitar 2mingguan..jujur suami saya keberatan…apalgi mertua saya pasti akan marah besar…apa yg harus saya lakukan pak ustadz…mohon pnjelsanya ya pak ustadz..trimakasih
Saya meminta istri melayani hubungan intim.. tapi istri saya menolak karena alasannya suruh KB dulu oleh orang tuanya.. apa istri saya berdosa?
Assalamu’alaikum pak Ustadz..
Saya bingun nih pak Ustadz, suami Saya kan kerja di kota sedangkan adik Saya tinggal di rumah kampung sendirian,orangtua Saya juga kerja di kota,adek sy tdk bisa ikut orangtua sy krn msih skolah.Saya kasian liat adek Saya tinggal dirumah sendiri dan Saya jg kasian liat suami nggak ada yg masakin.bgaimana solusinya pak Ustadz.
Wassalam
Ass..Sekarang saya tinggal dirmh mertua dengan anak dan suami,dikarenakan slm kurang lebih 3th tinggal dirmh ortu sya dlm wkt 1-2 th orangtua saya terkadang marah kepada saya dan suami saya dikrnkn anak saya yg berumur 3thnn jika menangis Bpk saya marah kpd saya n suami sya seakan-akan kita yang slah,pdhl anak sya nangis krn jatuh/tukaran sama ponakan sya berebut mainan/ krn memang kemanjaan anak sya yg hal kcl sja nangis.sampai” setiap bpk saya marah berucap kasar & keras dan kata” binatang sering keluar sewaktu marah ke saya dan k suami saya.Dan Bpk saya selalu menyalahkan hal sekecil apapun kepada saya dan suami saya,dan sampai akhirnya aku memutuskan ikut suami tinggal dengan mertua saya krn bpk saya sdh 2/3 kali berkata setiap saya dan suami saya dan anak saya dm wkt 3 – seminggu menginao di rmh mertua ,pas kita pd pulang krmh ortu saya Bpk saya berkata kenapa pd pulang,udh ngga ush pd pulang jangan tinggal drmh ini lg dan kty saya dan suami saya dan anak saya drmh mrk hanya bikin penyakit dan nyepeti mata.Secara langsung Bpk katakan itu ke saya,dan akhirnya kita semua balik lg kermh mertua sya tinggal dsna kini sdh kurang lebih mau 2 bln.
Namun anak saya sekarang bilang tidak betah tinggal drmh mertua saya ,minta pulang ke desa sayaplng krmh ortu saya ,sedangkan suami sya sama sekali tidak mau kerumah ortu saya dan tdk mau krmh sdr sya yang pny hajatan jg.
Saya bingung di satu sisi saya kasihan dg anak saya ,dan takut anak saya tertekan dan tidak ceria lagi.
di satu sisi suami aku orgy wataknya keras juga dan tdk mau mengalah lg dan tdk mau memaafkan ortu saya.
Sudah berbagai macam saya ksh perhatian & beliin apa yg di inginkan anak saya agar anak saya seang dan nyaman tinggal drmh mertua saya,namun kenyataannya sekarang anak sya bisa berucap langsung kalau anak sya tidak betah tinggal di rmh mertua saya.
Apa yang harus aku lakukan,.
Di satu sisi Bpk aku jg kemungkinan tidak akan menerima aku dan suami aku tinggal serumah dengan mrk,sampai foto pernikahan aku dan suami aku pun tdk boleh di pajang di ruang tamu sewaktu kita msh serumah dengan ortu aku.
Pingn sekali pny rmh sndiri,namun belum ada uang untuk membangun dan tanah pun blm pny.
Jika anakku aku titipkn ke kakak aku yg biasa merawatnya ,apakah baik nantinya bwt aku ,anakku dan suamiku.
Jika aku ttp tinggal drmh ortu ,sedangkn suamiku drmh mertuaku ,aku taku dan aku tdk mau kalau sampai suamiku melakukan hal yg tdk” dg perempuan lain,dan aku tdk ingin rmh tnggaku hancur krn sikap egois dan keras suami & bpk aku.
Suamiku orgy sdh lm tdk sholat & tidak pernah 5 wkt sholatnya dlm sehari.
Pernah aku suruh spy sholat dulu pernah di jalani cm beberapa kali,skrg krn sering di salahkan sama ortu aku krn hal-hal yg sbnry suami tdk slah .
Tolong kasih aku solusi nasihat /pendapat yg bs membantu aku ambil keputusan.
Assalamu’alaikum stadz,,mau tanya,,
Sy nikah sudah 3 th namun blm dikaruniai anak, istri sy memilih untk mengasuh ponakannya yg berumur 4th, krn ditinggal krj oleh ibunya.
Sy mengajak untk tinggal dirumah org tua sy, namun istri sy menolak,,sy trs memberikan pemahaman tntg hak dn kewajiban’y,,namun tetp ia mengelak. Apa yg hrs sy lakukan agar istri sy nurut dan brtanggung jwb ats kwajiban’y trhdap suami..jadzakallah..
Wassalam..
Assalamualaikum ..
Ustad saya mohon pencerahan nya… Saat ini saya sedang dilema… Saat ini saya dan suami kontrak rumah. Sudah 2thn ini… Sekarang suami meminta saya untuk ikut tinggal di rumah suami saya di karenakan ibu nya sendirian… Kakak nya tinggal gdk jauh dr rmh ibu mertuaku saya tp jrng nengokin… Awal menikah kami tinggal di rmh ortusaya… Tp kami sering cekcok karena ketidakcocokan ortu sya dg suami sya… Tp sbner nya niat org tua saya baik… Hingga suatu saat ortu saya merasa di bohongi dan di kasari oleh suami sya. Qt cekcok hampir cerai… Akhirnya kami berdua memutuskan untuk ngontrak rumah sendiri… Karena suami sy tdk mw balik ke rmh sya dan saya pun tdk ingn menyakiti hati ortu sya ikut tinggal di rmh suami sya… La sekarang suami sya mengajak sy dan ank untuk tnggl di rmh ibu mertuaku saya… Apa yg harus saya lakukan ustad.. Jujur sya ingn taat kepada suami tp itu pasti akan menyakiti hati ibu sya terutama… Sya tdk ingn durhaka kepada suami jg kepada ibu sya. Solusi nya bagaimana…???/
Assalamualaikum ustadz. .
Saya mau tanya..
Dari pihak suami saya (keluarga suami) selalu meminta kepada suami saya.. namun suami saya menolak dengan alasan apa yg du minta selalu tak masuk akal dan lebih banyak yg lbh penting dari pada yg di minta… contohnya ibu mertua saya minta di belikan hp namun untuk adeknya yg masih berumur 4thn sedangkan itu bersamaan dengan kebutuhan sekolah yg memasuki ajaran baru. Dan suami juga masih memenuhi untuk yg itu tpi sudah minta yg lain.. saya sungguh kasihan dengan suami.. gmna pendapat ustadz?? Trimakasih
Assalamualakumm ustd.. Sya bru menikah 8 bulan yang lalu. Sebelum menikah sya sudah cerita status saya sama istri duda.. Akan tetapi kita merahasiakannya kepada orng tua istri saya. ( mertua saya ) setelah saya menikah ekonomi saya makin terpuruk. Ter utama saya sudah tidak bekerja lagi. Dan istri masih bekerja.. Akan tetapi makin kesini malah makin ruet.. Orang tua saya ( mertua ) sudah mengetahui status saya duda. Dan mereka memerintahkan kepada anaknya ( istri saya ) untuk berpisah… Saya harus seperti apa dan bagaimana.. Apakah saya dosa bila mengikuti kemauan mereka ( bercerai )
Asmekum pak ustad….saya seorang istri yg bru mnikah 1.5 thun yg lalu dn d karuniai seorng ank….dlu saya dn suami tinggl brsma ortu saya..tapi skrg suami saya pulang ketempat ortunya mencari kerja dn krjax blum ad yg ttap….dn skrg dia mnyuruh saya k tempatnya..dn semntara it ortu sya mnyuruh sya untk kuliah agr suatu saat bsa krja dn mmbntu suami krna suami krjax tidk tetp/ bukn pegawai yang saya pertanyakan apakah saya harus mengikuti ajkan ortu arw suami ?
assalamu alaikum ustad.
saya sudah menikah selama 2 thn n dikaruniai anak 1, ptanyaan saya ustad bgamna sikap saya 1 thn terakhir ini istri saya sering sekali minta dipulangkan ke orgtuanya, pnyebabnya dia tdak senang thdp adik saya krn saya ikut mbiayai kuliah adik saya pdahal dari awal sblum mnikah sudah dikatakan ustad, saya sudah terlalu sabar ustad, bgaimna sebaiknya sikap saya ustad? terima kasih.
assalamu alaikum…
Assalamu’alikum
Maaf saya mau bertanya bukan tentang mertua dan suami,…krn alhamdulillah saya diberi Allah suami yang taat,dan kedua mertua yang baik dan ikhlas menganggap saya sebagai anaknya,…tpi saya mau bertanya tentang orang tua kandung saya (ayah) yg durhaka dan tidak pernah memberi nafkah sebutir beraspun sampai umur saya sudah 30 thn,dan setelah bertemu kembali dengan ayah saya, beliau mengidap penyakit berat, kemudian saya bantu hanya sesanggup sya, penybab utama penyakitnya adalah perokok berat, suatu hari beliau jatuh skit jga krn rokok, dn sya lihat solatnya juga gk jarang, kemudian sya nasehati agar berhenti merokok dan memeprhatikan sholat agar lbh rajin lgi, tpi beliau tdk terima, dan menghujat sya dengan kata2 kotor, dan ingin memutus hubngan dan meminta agr jngan memberi bantuan lgi pd beliau,…sya terlanjur skit hati pak kepada ayah sya,dri lahir tidk pernah di tengok, sdh besr kita dihjat habis2an….menurut pandangan al qur’an…bgmn cra saya menyikapi ayah seperti itu?berdosakan sya dg tindakan sprti itu, dan terputuskah rezeki sya krn hal itu pak?mohon beri sya pencerahan dan tunjukkan ayat al quran yg mmberi ket ttg kasus sya,…terimaksih…wassalmu’alikum wr wb
Assalamualikum wr.wb pak ustad.saya minta solusi sm pak ustad,aku anak pertama dr pernikahan pertama ortu saya,Dan ortu saya udh pisah sejak saya kecil.saya skrg menjadi seorang janda 2 anak krn suami saya telah pulang ke rahmatula sang pencipta.saya skrg bkrj.Apakah yg harus saya lakukan kepada ayah data,krn ayah saya selalu berbohong sm saya masalah uang.ayah saya selalu meminta uang sm saya utk berbagai macam alasan,ayah saya selalu menjelekan saya sm Istri yg skrg.Memang anak saya dititipin ke ayah,tapi yg g saya suka dr ayah saya selalu mengatas namakan anak saya klo minta uang..setelah selalu saya kirim ayah saya g pernah jujur sm istrinya,,Istri ayah saya bilang kata bpk saya g pernah kirim uang..APA yg harus saya lakukan pak ustad.
Aslmkm..
Ustad sy memiliki masalah, saya tinggal satu kota dg ibu sy akan tetapi sering sekali ibu sy sering sekali sensitif terhadap sikap saya. Ibu saya sering sekali meminta antar dll tetapi kadangkala sy tidak bisa dan selalu berujung kemarahan.
Sy bingung, krn suami sy kelihatannya kurang suka dg sikap ibu sy yg terlihat otoriter.. Mohon di jawab ustad sy harus bagaimana.. Sy bingung ustad..
Askum ustad,, saya seorang istri telah menikah baru 2 bln,, saya ingin berhenti kerja karena kasihan dengan gaji suami saya pas2an sedangkan saya masih magang tanpa di gaji. Tapi sy tidak d ijinkan berhenti dg ortu dikarenakan biaya kuliah saya katanya mahal? Mana yg harus saya pilih keinginan saya untuk berhenti ato kata ortu ustad??
Ass..pa ustadz..begini..aku anak tunggal.aku di besar kn sama ibu aku.bapak ku tidak tanggung jawab.sebelum menikah aku di biaya in sama ibu dr sekolah sampe pesantren.dan akhirnya saya menikah.suami minta hidup mandiri, alhasil aku meninggalkan ibuku di rumah sendirian.tapi kesini sini ibuku merasa keberatan di tinggal sama aku apalagi sekarang udah pnya cucu.sampai ibu bicara ‘ kamu tega misahin ibu sama cucu? Apa yang harus aku lakukan??terima kasih pak ustadz
Assalamualaikum wr.wb. pak ustad,saya mau bertany,saya sudah menikah slm 5 tahn dan di karuniai 2 orng anak,tp wktu saya abis buat nengok ibu saya setiap hari krna posisi ibu sekarng tunggl bapa saya sudah meniinggl,akhir ny saya sll berseteru dengan istri saya,istri saya menuntut wktu untuk keluarga,tp bathin saya,lbh mengutamakan ibu,hingga ahir ny istri ngancem”klo seperti itu istri minta pisah”dengan alasan gk pernah pny wkt untuk klwrga,pdhl tiap kli saya libur krja saya sll bercanda dengn anak2 saya,nfkh sll saya bri di tiap ahir bulan,
pertanyaan saya apakah saya salah melakukn hal itu,,,, ??
trs saya hars bagaimana pa ustad,krn bagi saya ibu adalh hrga mati … ?
Assalamualaikum…
Maaf ustad mau tanya,
Saya menikah sudah 4tahun tp selama 1 tahun ini saya pergi kerja keluar negeri,suami saya kerja dijakarta,selama pernikahan kami sering ribut,dan selama suami kerja dijakarta belum pernah kirim uang buat anak kami dirumah,saya yg penuhi kebutuhan anak kami,suami juga gx akur sama ibu saya dan pernah bentak ibu saya waktu saya sedang proses kerja,jika seperti ini apakah saya boleh mengajukan gugatan cerai kepada suami saya?
Selama saya 3 bulan di luar negeri suami lok ribut selalu bilang,ya sudah sampai sini saja hub ini,apakah itu termasuk talak ya pak ustad?
Wassalamualaikum…
Asalamualaikum wr. wb pak ustad. Saya mau bertanya. Insyaallah sebenr lgi saya akan menikah, ini masalah perbincangan sya dgn si calon suami,, skrg saya tinggal bersama ibuk saya yg singel parent, karena papa saya sudah meninggal. calon suami sya meminta saya untuk pindah dari rumh dah pisah dgn ibu saya yg tinggal sendirian. Sdgn kan saya mau berbakti nanti kepada keduanya. Mengurus suami dan ibu saya. Krn saya anak perempuan Satu2nya. Menurit pak ustas saya harus bagainama dan mendahulukan yg mana. ??? Minta tolong jawabannya krn ini sangat penting sekali. Terima kasih pak.
Asslamualaikm saya mau tanya ni ustd
Saya anak bungsu dr 6 brsaudara
Saya jg tnggl 1atap dgn ortu saya..
Dsni saya mngalami polemik yg ckup rumit
Suami dah ayah saya sering brselisih faham
Ayah saya seting kali membongkar kejelekan atau masalah yg ada dirumah tngga saya..
Sdngkn suami saya hanya bisa diam tnpa bicara apapun.
Ttapi saya tau jelas apa yg dirasakan sumi saya..
Saya mau tnya bgaimna tindakan yg harus saya lakukan ustd??
Ass.sy ingin bertanya tentang kisah seorang suami menikahi istrinya singkat cerita si suami kawin lg..bkn hanya sekali dua Kali to sampai enam Kali Dan istri pertama minta cerai karna sempat di talak 1&2 tp DLM hukum pengadilan si istri TDK di kabulkan permintaan cerainya Dan sidang Sudan berapa x Dan TDK pernah di tanda tangani…APA Sah istri bersangkutan menikah dgn yg main Tampa persetujuan suami pertama
Ass.ustad..APA sah seorang istri yg di talak 2x dia mints cerai karna alasan sang suami kawin lg lebih Dr 5x to di pengadilan TDK pernah di Kabul kan permintaan cerainya karna dalam sidang suratnya TDK di tanda tangani oleh si suami
assalamualaikum ustadz, saya mau bertanya , saya anak perempuan tertua di keluarga saya dan saya sudah menikah namun adik-adik saya belum mendapatkan pekerjaan yang mapan, selama saya belum menikah saya yang menjadi tulang punggung keluarga beserta ibu saya meskipun ayah saya masih ada namun beliau tidak bekerja, saya dan ibu dulu yang bekerja. setelah saya menikah saya mengikuti suami, dan ekonomi keluarga saya agak terpuruk namun saya setiap bulan masih sering membantu, kemudian ayah saya marah dengan saya dan tidak lagi menganggap saya bagian dari keluarga karena saya belum mampu mencarikan pekerjaan yang mapan untuk adik adik saya. dan menganggap semua penyebab terpuruknya ekonomi keluarga karena saya.
yang saya tanyakan, apa yang seharusnya saya lakukan karena sebagai anak perempuan dan sebagai seorang anak saya sangat sedih karena saya menjadi orang asing di keluarga saya sendiri?
apakah saya termasuk anak yang durhaka ?
Assalamu’alaikum pak ustadz
Saya baru menikah 5 bulan, setelah menikah saya langsung tinggal dengan mertua atas permintaan suami….. namun selama tinggal dirumah mertua makin lama makin tidak betah karena ibu dan saudara2 suamiku selalu ikut campur dalam rumah tanggaku…. bahkan sampai ada omongan2 buruk tentang yg mereka sebar2kan di kampung…..
Awalnya saya bersikap diam dan cuek atas perlakuan dan omongan2 mereka… bahkan saya masih bisa mengjargai dan menghormati mereka
Namun suatu hri meledaklah emosi saya krna perlakuan mereka yg sudah kelewat batas….
Akhirnya hubunganku dg ibu+saudra2 suamiku memburuk…..
Dan pada akhirnya sya memutuskan untuk mengontrak rumah agar tidak tinggal dirumah mertua lagi….
Setelah mengontrak masalh tidak berhenti… suamiku yg seumur hdupnya tdak pernah jauh dri orgtuanya…tidak pernah mengontrak…. suamiku seperti tidak bahagia hdup berdua di rumah kontrakan….
Setiap harinya seperti orang yg tidak bersemangat,bahkan selalu saja mengungkapakan kata2 tidak betah,bosan,pngen pulang… iya suamiku slluuu ingin pulang kerumah orangtuanya…. bagaimana tdka betah dan merasa bosan dinkontrakan,itu karena suamiku menutup diri dari tentangga dan tdk mau bergaul… jdi tidak ada teman untuk sekedar mengobrol,,,beda sekali dengan ketika suamiku berada di rumah orangtuanya… suamiku asyikk berkumpul2 dgn pemuda2 yg ada di sekitar rumah orgtuanya….
Bahkan hampir setiap suamiku libur kerja dia pulang kerumah orangtuanya….
Saya sebagai istri merasa tidak tega melihat suami yg hdup tidak betah dan tidak brsmngt hdup dengan sya dirumah kontrakan… saya merasa sayalah penyebab ketidakbahagiaannya…. karena mengontrak rumah adalah atas dasar kemaun saya sndrin…
Tapi saya juga sedihh melihat suami yang selalu mengabaikan saya, suami saya tidak bisa hidup bahagia dengan saya dirumah kontrakan…
Saya.sedih karna saya merasa hidup seorang diri…. suami saya raganya ada tapi jiwanya seperti tidak ada….
Bahkan kami sering bertengkar karena suami yang selalu ingin pergi meninggalkanku ….
Mohon pencerahannya pak ustadz,jujur saja saya sudah sedih sekaki atas perlakuan suami saya.
Aku mau tanya aku anak satu satunya ayah dan ibuku sudah bercerai dan aku tinggal bersama ibuku tapi suamiku memintaku untuk meninggalkan ibuku karna alasan kami bertengkar terus
Assalammualaikum
Sya dengn suami sdh 4th menikah, suami sya seorng mualaf. Kmi mmpunyai ank 1.
Mslh nya disni adalah ibu sya. Ibu sya tdk rela klo rmh yg sya tmpati sma suami sya diinjak oleh mertua sya yg msh kristen. Rumah ini peninggalan ayah sya yg sdh meninggal. Ibu sya sdh pindah rmh dgn suami yg baru. Kta ibu sya itu hrta beliau beliau tdk rela keluar smua nya km sma suami km kluar sna. Cerai sja km dgn dia mma sya bilang begitu. Trs mma sya nelfn suami bilang mcm” tntng mertua sya. Suami sya mrh besar dia bilang lbh baik kita pindah rmh saja dri pda sperti ini trs dikata katai oleh orang tua sya. Pdhl suami sya slma ini slalu diam dan prcya sma ibu sya tpi hbs dia telfnn sma mma sya dimarh kta nya orng tua sya diusir seprti binatang. Pdhl orng tua sya cmn ingin menengok cucu nya kta suami sya.
Suami sya agama nya alhamdullillah sdh baik.
Sya jga sakit hati sma mma sya. Sya disrh pergi dri rmh peninggalan ayah sya. Apa lgi sya tau mma sya bergosip yg jelek” kpda kluarga sya tntng suami sya.
1. Apa yg hrs sya lakukan, apakah ikut sja sma suami sya atau tettp berthn dirmh ini kta saudari sya jgn tngglkn rmh ini krna rmh ini peninggln ayh sya ibu sya sma suami nya tdk berhak yg berhak adalah sya. Klo sya prgi rmh ini nnti mlh dijual tnpa spengetahuan sya.
2. Apakah sya tdk apa” sya kecwa dgn mama sya dan tdk ingn lagi brtmu dgn beliau krna klakuan beliau sprti itu trhdp sya dan suami. Apakh sya ank durhaka?
3. Apakah sya hrs mnta maaf sma mertua sya atas skap yg mma sya lakukan kpda mrka?
Selamat malam..
Assalammualaikum.. Mhn dibantu atas perkara yg sdg kami hadapi
Singkat cerita..
Awal menikah kami tinggal dirumah mertua (Istri), krn ada gesekan akhir nya saya putuskan untuk memboyong istri dan anak saya untuk keluar dari rumah mertua (Tanpa seijin beliau). Alasan lain saya ingin keluar yaitu, sikap dan contoh kurang baik yg kami terima dari Bpk Ibu mertua (Beliau saling membentak satu sama lain, Ibu mertua arogan dan cuek apabila kami sdg gaduh)
Sewaktu kami tinggal sendiri (Kontrak), banyak penyesuaian karakter yg kami hadapi, tujuannya jelas yaitu untuk kebaikan bersama.
Seiring dgn berjalannya wkt, sikap istri saya perlahan membaik dibandingkan pd wkt tinggal dirumah mertua (Arogan, tdk patuh, menyepelekan suami).
Namun saat ini kami sdh tinggal dirumah sendiri (Fasilitas Mertua), tidak lama setelah tinggal dirumah baru, ada gelagat bhw sikap istri saya kambuh (Arogan, tdk patuh dan menyepelekan suami). Istri menyampaikan kesaya bhw pd wkt tinggal jauh dari ortu, istri saya hanya bersikap manis saja hanya krn tdk ingin terpisah dari anak dan mendapatkan pesan dari Bpk Ibu mertua agar bersabar sampai dpt rumah yg berdekatan, jg mendapat pesan untuk melawan suami apabila tdk patuh
Saat ini keadaan menjadi terbalik, saya yg terkadang hrs bersikap manis hanya krn ingin berdekatan dgn anak. Hati saya tdk tenang dan terus berontak mengapa bisa seperti ini, fasilitas rumah yg hrs nya bisa kami syukuri ternyata dibalik nya ada mksd tertentu.
Tidak jarang istri jg selalu menyakiti (Meremehkan) hati saya dlm hal keuangan, seperti kebutuhan bulanan yg terkadang masih dibantu mertua, kebutuhan anak sekolah yg terkadang masih dibantu mertua. Terkadang dlm artian tdk sering
Saat saya mengajak istri saya untuk kembali kontrak, dia terus terang menolak dan mengucapkan hidup saya bisa lbh enak klo tdk ikut suami. Disitu hati saya sdh jatuh ditambah dgn istri minta cerai
Selama tinggal di rumah baru, istri jg terlihat enggan dlm memberikan nafkah batin ke suami, -/+ 9Bln
Saya banyak memberikan nasihat ke istri bhw perbuatan nya selama ini ke suami adalah durhaka. Lalu dia menjawab “Halah, g peduli surga. Maka nya ceraikan saja, agar saya terbebas dari hukuman NYA”
Istri saya jg sgt tidak menghormati kedua orang tua saya, sikap nya menjadi acuh dan tidak segan melarang saya untuk berkomunikasi. Apabila saya tdk mnrt maka bertengkarlah kami, pasti
Saya sampaikan ke istri, silahkan apabila kamu berniat untuk durhaka kesaya. Tpi jgn lah melarang saya untuk berbuat baik kpd ortu saya, krn mrk adalah jalan surga saya
Di akhir cerita, istri saya adalah anak pungut/adopsi. Dia jg anak tunggal dari mertua saya
Terima kasih….
saya bingung pak ustad saya seorang istri saya mempunyai anak,dulu setelah saya melahirkan ketika anak saya usia 2 bln saya meninggalkan anak saya bersma ibu saya untuk bekerja di jakarta,awalnya saya ingin membantu keuangan keluarga dan suami saya stlah usia anak saya 5 bln anak sy sakit muntaber dan di rawat di rmh sakit sayaa pun pulang dan mengurus anak saya slma sebulan,dan sya ada panggilan krja lgi,kembali sakit lgi terkena ispa pda usia 7 bulan sya cuti 2 minggu anak saya sakit kembali trkena ispa di rawat di rs krtika usianya 9 bulan,ketika itu saya memutuskan untuk merawat anak saya dan berjauhan dengan suami saya,selama saya tinggal di kmpung brsma ibu sya,memang penghasilan suami sya tidak ckup besar,prkataan ibu yang paling menyakiti hati sya,anak lu mah cuma numpang di rahim lu aja,coz dy jg bilang lu mah udh nikah masih saja di kasih mkn sma org tua,sypa yg ingin hidup brsmamu ibu mendingan sya hidup dengan suami dan anak sya di jkt sush senang sma suami,sya brtahan smpe lbran,2014 lalu sy ikut tinggal mengontrak dengan suami dn slma sy tinggal ama suami sya hidup bahagia seakan akan baru ngerasain hidup seatap sma anak dn suami,4 bulan brjln si jkt ibu saya meminta anak sy d bwa pulang nangis terus ingin ktemu,intinya saya ingin hidup bersma ank dn suami,tpi ibu inginya aku mengurus anak dan hidup di kmpung aku ga mau sering ada perselisihan sya ga ingin suami ay di rendahin,akhirnya sterlah mengurus anak sya,sy kmbali bekerja tetap nafkah sya berikan hsil sy dn auami,di samping itu jg sy menafkahi mertua wlw ga sepenuhnya,brjalan 2 thn sy bekerja mertua laki meninggal sya di tuntut bnr bnr harus memberi nafkah suami,saya gelisah sya ingin urus anak sya sndiri tpi bnyk tanggungan sya,bapa sy merasa berat mwnafkahi ibu sy mknua ingin sy membantunya,tpi bagaimana posisi sya dalam hukum agama
Aslamu’alaikum wr wb
Pak ustadz saya mau tanya
Bagaimana saya sebagai suami menghadapi istri yang suka membangkang suka melawan jika di bertahu.. dan lebih mementingkan keperluan dari keluarga orang tuanya di bandingkan urusan suaminya sendiri sering mengabaikan suami, keadaan orang tuanya sakit harus cekup setiap bulan itu dari saya sebagai suami yang menanggung semua biaya setiap bulannya dan jajan adikny hingga makan sehari harinya..tpi sering kali istri saya mendahulukan kepentingan orang tuanya tanpa memikirkan perasaan siaminya.. pertanyaan saya apakah saya salah ketikan rasa jengkel yang tak tertahan saya keluarkan menjadi kata kata yang membuat istri saya tambah menjadi jadi dan malah pergi meninggalkan saya walau untuk sementara beberapa hari tanpa menghiraukan suami yang sedang kelaparan, apa yang harus saya lakukan pak ustadz…
Begini ustad
Pada tanggal 22 April sabtu Lalu saya bertengkar dengan suami saya, alasannya krna karna urusan sepele suami saya ingin mengantar ibunya tapi saat ibunya bilang dya tidak menyampaikan bahwa dya sudah ada janji dengan saya dan ibu saya..
Saya marah besar karena memang hal kecil smacam ini sering sekali terjadi ketika kami menikah,
Terlebih Lagi kami bertengkar hebat 2bln yang Lalu krna prasaan saya yang baru saya ungkapkan seLama kami menikah, diantaranya :
1. Saya sering merasa tersinggung dengan ucapan suami saya yg styap dhadapan ibunya tidak membela saya/tidak mengutarakan pendapat saya kepada ibunya, dya selalu mengiyakan semua pendapat ibunya tanpa lagi peduli pendapat saya tadi
2. Perihal rumah yg sudah suami saya milieu, rumah itu dya cicil jauh sebelum dya mengenal saya dan DP untuk rumah itu duLu dari ibunya..
Saya sering sekali mendengar ibunya mengatakan, “dulu mamah itu susah cari uang untuk DP itu, jaman dulu cari uang 100juta itu susah untuk mamah DP rumah itu”.
Kalimat itu sering sekali saya dengar sampai akhirnya saya tidak mau menempati rumah itu ustad.
3. Kakak ipar suami saya sering mengadukan bahwa ibu mertua saya sering membicarakan keluarga saya yang mana selalu minta ini dan itu dari saya, kebetulan saya membiayai 3 adik saya yg masih sekolah. Saya sakit hati akhi karena saya berfikir saya mencari uang sendiri untuk adik2 saya tanpa minta dari suami saya.
Sampai akhirnya 2bln yg Lalu saya ungkapkan semua dan kami ribut besar.
Setelah kejadian itu kami sering bertengkar dan seringkali saya meminta cerai pada suami saya ustad..
Dan sebelum kejadian tgl 22 April yaitu tgl 17 April saya marah kepada suami saya yg meminta uang kepada saya untuk ongkos berangkat kerja, krna pada awaL april suami saya mendapatkan bonus dari kantor dan saya tidak dberitau berapa jumlahnya dan untuk apa.
Saat itu saya berfikir saya tidak dkasih tau uangnya kemana dan berapa tapi tiba2 ketika habis dya bilang dan minta uang untuk berangkat kkantor.
Keesokan harinya saya maalah membaca sms dari ibunya dan saya mengetahui bahwa uang itu dya transfer ke ibunya untuk perbaikan rumah yang tadi saya ceritakan di atas.
Saya marah, krna saya berfikir dya tidak percaya sm saya, kenapa memang kalau uang itu di saya, apa dya takut saya pakai untuk membiayai adik2 saya, itu pemikiran negative yg saya rasakan.
Besok harinya saya bertemu kakak ipar suami saya dan dya mengatakan bahwa suami saya dan suaminya jangan2 memang suka menyimpan uang di ibunya tanpa sepengetahuan kami istri-istrinya.
Saya semakin marah ustad, akhirnya saya minta cerai kembali kepada suami saya, itupun tidak ditanggapi, dya hanya membalas “iya nanti kita bicarakan”.
Sampai akhirnya kejadian hari sabtu tgl 22 April itu kami bertengkar hebat ustad.
Saya trus memaki suami saya dan memaki ibunya dan dya akhirnya mengatakan “kita cerai saja ya kalau kamu selalu berfikir begitu”
Saya marah saya makin memaki suami saya dan ibunya (kondisinya kami hanya berdua dirumah).
Lalu suami saya minta maaf, dan mau memeluk saya tp saya dorong dan saya trus memaki.
Setelah itu saya puLang kerumah ibu saya dan saya menceritakan smua kejadian yang mana kesalahan hanya ada pada suami saya, saya tidak menceritakan bahwa saya juga banyak andiL saLah disana, dan suami saya hanya diam mendengar saya memaki didepan ibu saya.
Kemudian ibu saya bertanya, apakah suami saya sudah bener2 dengan keputusannya, suami saya hanya berkata ya,
Kemudian dya puLang untuk mengajak orgtuanya akhi, itu pun saya masih memaki kasar dan saya sampai memaki ibu mertua saya d Pesan sms dengan kasar.
Setelah ba’da maghrib mereka datang, saya tidak tau apa awaL pembicaraannya tapi tiba2 ibu saya bilang saya harus keluar karena yg suami saya katakan semua seakan salah saya.
Saat saya keluar saya trus memaki dhadapan orangtua saya dan mertua saya. Saya menyaLahkan ibu mertua saya dengan ucapan kasar.
Akhirnya saya kaget waktu mendengar suami saya mengakui bahwa dya tadi dirumah sudah mentalak saya 3x, saya Langsung ralat 2x tapi ibu saya langsung mengatakan bahwa awaL pembicaraan tadi memang dya sudah mengatakan sudah menjatuhkan talak 3 (tapi ucapannya seperti tadi ustad, yaudah kita cerai saya ya kalau kamu begitu terus).
Saya histeris menangis karena sewaktu dirumah saya hanya mendengar 2x ustad.
Saya sudah tanya suami saya, dya sebetulnya hanya berniat mentalak 1x untuk pembelajaran kami, tapi karena saya trus memaki suami saya dan ibunya akhirnya dya terpaksa mengulanginya dengan emosi.
apakah pernikahan kami masih bisa diselamatkan ustad ??
kami sungguh menyesaL dan saya sudah bertanya pada beberapa ustad, bahkn saya menemui ustad Yusuf Mansyur dan Arifin ilham Langsung, kami juga datang ke KUA, kami masih d izinkan rujuk tnpa saya menikah duLu dengan Lelaki Lain.
Ada ustad yg bilang kami masih boLeh rujuk krna zaman Nabi duLu pernah ada kasus pada Abu Rukannah, itu kata’y ada di HR Abu Daud.
Dan ada juga ustad yg berpendapat bahwa yang diniatkan hanya 1x makan yg ke 2 dan seterusnnya hanya penegasan dari yang pertama, maka hanya jatuh Talak 1..
Ada juga yg berpendapat bahwa talak berikutnya jatuh ketika sudah terjadi rujuk, jika dalam satu kejadian jatuh talak hanya 1..
Saya sampai datang kkantor MUI pusat di Menteng jawabannya pun masih sama..
Tapi ustad, orgtua saya berpegang pada paman dan bibi saya yg pernah pesantren, dan kebetuLan ayahnya bibi saya punya pesantren kecil d Sukabumi,
Mereka smua berpegang pd mahzab imam syafe’i..
Dan sampai skrg saya dan suami sudah tidak tinggaL 1 rumah sejak tgl 22 April Lalu karna saya tdak boleh bertemu dgn alasan sudah bukan mahrom..
Apakah pernikahan kami masih bisa dselamatkan ustad ??
Apakah pendapat beberapa ustad yang saya temui boLeh kami ikuti menurut ustad ??
Jika org tua saya tetap bersikukuh, Lbih dosa mana saya harus ikut suami saya/orgtua saya ??
Dosakah saya kepada suami jika mengikuti orgtua ??
Dan dosakah saya/durhaka kahh saya sebagai anak jika tdak mendengarkan orgtua dan kembali dengan suami saya ustad ??
Mw tanya dong.. .saya sudah menikah 4 tahun.. .sya mw tanya adik dari suami saya mw masuk smp dan butuh dana besar dan ibu suami saya meminjam uang kepada suami saya padahal kita tidak punya tabungan.. Jd suami saya nekat meminjamkan uang dri uang bulanan tanpa memikirkan kebutuhan istri dan anak.. .padahal kebutuhan istri sangat banyak.. .mohon bantuannya
Assalamualaikum wr.wb.. pak ustadz. Saya mau tanya,saya sdah nikah kurang lebih hampir 2tahun dan sdah d karuniani seorang putri yg berusia 2bulan. Stelah menikah kami masih tinggal bersama mertua,padahal saya pengen tinggal d rumah sendiri bersama anak dan suami sya. Menurut saya sdah ckup lah wktu 2 tahun tinggal bersama mertua, krna sya pengen hdup mandiri bersama suami…tapi suami tidak mau,alasannya tidak mau meninggalkan ortunya,dan tidak bisa hidup terpisah bersama ortunya. Saya sebagai istri punya hak atas itu kan pak ustad,toh saya pngen pisah dr mertua jga tdak membahayakan mereka,mereka tdak lagi sakit,msh sehat msh kuat,dan alhamdulillah mertua sya msh hdup semua. Saya jga tdak membatasi haknya suami sebagai anak dr mertua saya,sya cuma pengen hdup mandiri bersama keluarga kecil saya,tp suami ttp tidak mau,malah suami bilang dia gk bakal ninggalin ortunya,klo sya gk mau tinggal bersama dia d rumah ortunya saya d suruh pulang k rumah ortu kandung sya. Mohon solusinya pak ustad..
Assallamuallaikum ustad, saya seorang suami ustad saya menikah sudah +-5 th belum ada anak,
Yang mau saya tanyakan ustad , apabila terjadi pertengkaran – pertengkaran kecil, istri selalu minta pisah dan itu sampai saat ini ustad , langkah apa yang harus saya lakukan ustad saya sudah jengah dan mulai jadi ga sabar.
assalamualaikum ustadz.. tolong saran nya ustadz..
Saat ini saya dalam keraguan ustadz..
karena usia saya yang sdh pantas menikah dan datang pula seorang pria yg baik yang tulus untuk menerima saya sbg istrinya. saya mrsa sngt brsyukur kpd Allah..
namun sy saat ini dlm posisi yg sulit utk membuat pilihan menikah…
karena saya anak perempuan pertma d kluarga yg memiliki adik2 kni msh butuh bantuan dr saya… di tambah lagi ayah saya yg sakit keras dan tak mampu lg bkrj sprti dlu..
Saat ini saya sdg bkrj d pabrik yg lumayanlah utk dpt mnopang sdkit2 kbtuhn klrg d kampung..
Namun ktika saya d jodohkn tante sya dg pria itu,, dan pria itu jg ingin mnkh dg saya,, kni saya bingun ustadz… krn pria ini usahany jauh d klmtn . Hal ini mmbuat saya bingun krn otomatis stlh menikah nanti saya akan ikut dg ny dan brhenti dr pkrjaan sya skrg.. Pdhl saat ini klrg sy yg d kampun di padang msh sngt mmbutuhkn bntuan dr sya ustadz… sya sdh jelaskn kpd pria itu keadaan saya dan pria itu memahami posisi saya ustadz dia msh ttp ingin mnkh dg sya… saat dia msh sdg merintis usaha ny d sna ustadz..
jka sya pilih mnkh ikut dg ny… saya jd kepikiran dg ayah dan adik2 saya.. Dan jka saya menolak mnkh lg.. smntra usia sya smakin menua. saya sngt ingin menyempurnakan sbgian dr agama ini ustadz krn mnkh itu ibadah.. tp apa yg hrus sya buat ustadz..
mohon saran ny ustadz,, trmaksih..
Assalamualaikum ustad, saya punya istri dan istri saya baru kehilangan ibu nya, istri saya ingin menjaga bpk nya setelah kepergian ibunya, sementara istri saya tidak bisa ikut dengan suami nya.. apakah suami tetap menyuruh istrinya untukk ikut suami atau gimana tad??? Sementara suaminya. Itu beda pulau.
Asalamualaikum ustdz,saya mau tanya.. saya punya isti dan istri saya anak tunggal, kita baru dua bulan tinggal bersama asebelum nya selama 1 tahun saya ldr. Kebetulan kemarin ibu nya bAru meninggal dan sekarang tinggal bpk mertua saya. Yg mau saya tanyakan, bagaimana jika istri lebih memilih tibggal dalam waktu 2 bulan untuk tinggal sama bpk mettua,sedangkan suaminya jauh di pulau lain.
Asallamualaikum..
Minta pencerahan nya..
Saya berdebat dengan istri saya karena saya ingin pulang sendiri menjenguk ibu kandung saya di kampung..tapi orang tua dari istri melarang saya untuk pulang kampung dikarenakan istri saya sedang hamil besar..bagaimana saya harus menyelesaikan masalah ini pak uztad…
Assalamualaikum ustadz saya mau tanya, gimna kalau ibu kita nyuruh kita untuk kerumah nya tapi saya belum izin ke suami karena suami lagi kerja ,saya udah katakan itu kepada ibu saya tapi ibu saya marah marah ke saya ,apakah saya melakukan dosa dengan melakukan itu?
Jadi saya bingung harus gimna karena ibu saya sering marah marah dengan mengeluarkan perkataan atau doa yang jelek untuk saya kalau saya ga nurut jadi saya merasa ada beban ustadz tolong bantuannya terima kasih
Assalamualaikum ustadz saya mau tanya, gimna kalau ibu kita nyuruh kita untuk kerumah nya tapi saya belum izin ke suami karena suami lagi kerja ,saya udah katakan itu kepada ibu saya tapi ibu saya marah marah ke saya ,apakah saya melakukan dosa dengan melakukan itu?
Jadi saya bingung harus gimna karena ibu saya sering marah marah dengan mengeluarkan perkataan atau doa yang jelek untuk saya kalau saya ga nurut jadi saya merasa ada beban ustadz tolong bantuannya terima kasih
Ass ustad, saya ingin menanyakan, moment lebaran ini saya melarang istri utk pulang ato mudik ke halamannya dikarenakan kondisi beliau baru selesai melahirkan dan bayi belum umur 40hari. Apakah saya salah? Beliau nangis 2 hari berturut2 dan apa yg harus sy lakukan? Terimakasih ustad
Assalamualaikum, Ustad Sudah 100 hari bapak saya meningggal , saya merasa kehidupan ini sangat berbeda, Saya anak pertama yg harus jadi tulang punggung keluarga, ibu saya sekrng sangat berbeda duku smnjak bapa saya masih ada ibu slalu slalu menjaga auratnya. berpakaian sopan menggunakan jilbab. skrng smuanya brubah bahkan labih sering memgumbar kecantikannya ke pada laki laki lain. Saya sebaai anak apa salah untuk menasehti. atau saya sebagai anak diam saja ?
Izin copas, pembanding saja, ada pendapat berbeda dari imam nawawi bahwa merawat orang tua wajib dilakukan walaupun tak disetujui suami
Bila Suami Melarang Mengunjungi Kedua Orang Tua??
Admin 3 July 10, 2012 3:04 pm
Pertanyaan : Bila suami saya melarang saya untuk membesuk ayah saya yang sakit maka apakah saya wajib mentaati suami saya?, lalu benarkah kisah berikut ini?
“Pada masa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ada seorang laki-laki yang akan berangkat berperang, yang berpesan kepada istrinya : “Hai istriku janganlah sekali-kali engkau meninggalkan rumah ini, sampai aku kembali pulang.” Secara kebetulan, ayahnya menderita sakit, maka wanita tadi mengutus seorang laki-laki menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Rasullullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada utusan itu : “Agar dia mentaati suaminya”. Demikian pula si wanita, mengutus utusan tidak hanya sekali sehingga akhirnya dia mentaati suaminya dan tidak berani keluar rumah.
Maka ayahnya pun meninggal dunia dan dia tetap tidak melihat mayat ayahnya dan dia tetap sabar. Sehingga suaminya kembali pulang. Maka Allah menurunkan wahyu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi, “Sesungguhnya Allah ta’ala telah mengampuni wanita tersebut, disebabkan ketaatannya kepada suaminya.”
JAWAB :
Kisah yang disebutkan ini merupakan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh At-Thobroni dalam Al-Mu’jam Al-Awshoth (7/332 no 7648), lafalnya sebagai berikut :
عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّ رَجُلاً خَرَجَ وَأَمَرَ امْرَأَتَهُ أَنْ لاَ تَخْرُجَ مِنْ بَيْتِهَا وَكَانَ أَبُوْهَا فِي أَسْفَلِ الدَّارِ وَكَانَتْ فِي أَعْلاَهَا فَمَرَضَ أَبُوْهَا فَأَرْسَلَتْ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَتْ لَهُ ذَلِكَ فَقَالَ : أَطِيْعِي زَوْجَكِ فَمَاتَ أَبُوْهَا فَأَرْسَلَتْ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : أَطِيْعِي زَوْجَكِ فَأَرْسَلَ إِلَيْهَا النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ اللهَ غَفَرَ لِأَبِيْهَا بِطَاعَتِهَا لِزَوْجِهَا
Dari Anas bin Malik dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwasanya ada seseorang yang bersafar dan memerintahkan istrinya untuk tidak keluar dari rumah. Ayah sang wanita tinggal di lantai dasar rumah, sedangkan sang wanita tinggal di lantai atas. Ayanya lalu sakit, maka sang wanita mengirim (utusan) kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menyebutkan kondisi ayahnya (*yaitu sang wanita ingin keluar dari rumahnya untuk menjenguk dan merawat ayahnya-pen) maka Nabi berkata, “Hendaknya engkau ta’at kepada suamimu”. Lalu ayahnyapun meninggal. Maka sang wanita mengirim (utusan) kepada Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam (*minta izin keluar rumah untuk melayat ayahnya-pen) maka Nabi berkata, “Taatlah engkau kepada suamimu”, lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengirim utusan kepadanya (mengabarkan) bahwasanya Allah telah mengampuni ayahnya karena ketaatan sang wanita kepada suaminya”
Hadits ini adalah hadits yang lemah, Al-Haitsami berkata
وَفِيْهِ عِصْمَةُ بْنُ الْمُتَوَكِّلِ وَهُوَ ضَعِيْفٌ
“Pada sanadnya ada perawi yang bernama ‘Ishmah bin Al-Mutawakkil, dan ia adalah perawi yang lemah” (Majma’ Az-Zawaaid 4/573 no 7666).
Dan lemahnya hadits ini juga telah dijelaskan oleh Al-Imam An-Nawawi dalam Majmuu’ Syarh Al-Muhadzdzab (16/413) dan juga oleh Syaikh Al-Albani dalam Irwaaul Gholiil (7/76-77 no 2015)
Sebagian fuqohaa (Ahli Fiqih) dari madzhab Syafi’i dan madzhab Hanbali berdalil dengan hadits ini akan bolehnya seorang suami melarang istrinya menghadiri (melayat) jenazah orang tuanya.
Imam As-Syafii berkata :
وَلَهُ مَنْعُهَا مِنْ شُهُودِ جَنَازَةِ أُمِّهَا وَأَبِيهَا وَوَلَدِهَا ، وَمَا أُحِبُّ ذَلِكَ لَهُ “
“Dan suaminya berhak untuk melarang istrinya menghadiri (melayat) janazah ibunya, ayahnya, dan anaknya, akan tetapi aku tidak menyukai hal ini” (Al-Haawi 9/584)
Setelah menukil perkataan Imam As-Syafii ini Al-Mawardi berkata, “Dan perkataan Imam Syafii ini benar, seorang suami boleh melarang istrinya keluar rumah, karena sang suami senantiasa memiliki hak yang berkesinambungan untuk menikmati/menggauli istrinya dan keluarnya sang wanita menjadikan sang suami luput dari haknya yang berkesinambungan ini. Dan juga sang suami berhak untuk dalam rangka menjaga kesucian air maninya (yang telah ia letakkan pada istrinya, yaitu jika istrinya keluar rumah dikhawatirkan terjerumus pada perbuatan keji-pen) . Dan jika ayah istrinya atau ibunya sakit maka sang suami berhak untuk melarangnya menjenguk kedua orang tuanya. Dan jika kedua orang tuanya meninggal maka sang suami juga berhak untuk untuk melarangnya menghadiri (melayat) jenazah keduanya dikarenakan sebab yang telah kami sebutkan. Dan hal ini sebagaimana seseorang yang menyewa pekerja untuk bekerja dalam waktu yang telah ditentukan, maka ia berhak untuk melarang pekerja tersebut keluar dari tempat kerjanya” (Al-Haawi 9/584, dan Al-Maawardi lalu berdalil dengan kisah di atas)
Ibnu Qudaamah rahimahullah dari madzhab Hanbali berkata :
“Imam Ahmad berkata tentang seorang wanita yang bersuami lalu ibu sang wanita tersebut sakit ;
طَاعَةُ زَوْجِهَا أَوْجَبُ عَلَيْهَا مِنْ أُمِّهَا إِلاَّ أَنْ يَأْذَنَ لَهَا
“Ketaatan kepada suaminya lebih wajib baginya daripada kepada ibunya, kecuali jika sang suami mengizinkannya”.
Lalu Ibnu Qudamah berdalil dengan kisah di atas (Lihat : Asy-Syarh Al-Kabiir li Ibni Qudaamah 8/144-145 dan Al-Mughni 8/130)
Akan tetapi telah jelas bagi kita bahwasanya kisah di atas diriwayatkan dengan sanad yang lemah. Karenanya tidak bisa dijadikan landasan pijakan pengambilan hukum. Selain itu makna hadits tentang kisah ini juga menyelisihi banyak perkara yang telah disepakati, hal ini sebagaimana telah ditegaskan oleh Al-Imam An-Nawawi rahimahullah yang dalam hal ini menyelisihi pendapat Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullah.
Beliau berkata, “Tatkala hadits ini tidak shahih di sisi kami, karena diriwayatkan oleh At-Thobroni dalam (Al-Mu’jam) Al-Awshoth dan penyakitnya adalah (perawi yang bernama) Muhammad ‘Aqiil Al-Khuzaa’i, ini dari sisi isnad hadits.
Juga dari sisi lain bahwasanya matan hadits (tekstual hadits) juga menyelisihi beberapa perkara yang telah disepakati. Sesungguhnya ayah sang wanita memiliki hak-hak yang sangat banyak yang harus ditunaikan oleh putrinya. Yang paling jelas dari hak-hak tersebut diantaranya adalah :
– Haknya sebagai seorang ayah, karena Allah berfirman وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا (Hendaknya kalian berbuat baik kepada kedua orang tua kalian sabaik-baiknya). Dimana Allah menggandengkan perintah berbakti kepada kedua orang tua dengan perintah untuk beribadah kepada-Nya.
– Haknya sebagai sesama muslim, karena sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ “Hak seorang muslim atas muslim yang lain ada lima”, dan diantaranya adalah وَإِذَا مَرَضَ فَعُدْهُ “Jika ia sakit maka jenguklah dia”
– Hak untuk disilaturahmi. Allah telah berkata (*kepada rahim sebagaimana dalam hadits qudsi) : اشْتَقَقْتُ لَكِ اسْمًا مِنْ اسْمِي فَمَنْ وَصَلَكِ وَصَلْتُهُ وَمَنْ قَطَعَكِ قَطَعْتُهُ “Aku telah mengambil namamu dari isytiqooq (pecahan) namaku, maka barangsiapa yang menyambungmu maka aku akan menyambungnya, dan barangsiapa yang memutuskanmu maka aku akan memutusnya”
– Hak kemanusiaan, مَنْ لاَ يَرْحَمُ النَّاسَ لاَ يُرْحَمُ (*karena sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam); “Barangsiapa yang tidak merahmati manusia maka ia tidak akan dirahmati”
– Hak sang ayah untuk memperoleh pertolongan untuk melangsungkan hidupnya (*sebagaimana penjelasan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam), دَخَلَتْ امْرَأَةٌ النَّارَ فِي هِرَّةٍ، وَدَخَلَتْ امْرَأَةٌ الْجَنَّةَ فِي هِرَّةٍ “Seorang wanita masuk neraka karena seekor kucing (*yang ia kurung dan tidak diberi makan hingga mati) dan seorang wanita masuk surga karena seekor kucing (*yang ditolongnya)”
– Hak sebagai seorang tetangga (*Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda), مَا زَالَ جِبْرِيْلُ يُوْصِيْنِي بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ “Jibril senantiasa mewasiatkan aku untuk memperhatikan tetangga, sampai-sampai aku menyangka bahwa Allah akan memerintahkan seorang tetangga memiliki hak warisan (menjadi ahli waris) dari tetangganya”
Jika telah jelas perkara di atas maka dibenci seorang suami yang melarang istrinya untuk menjenguk ayahnya yang sakit atau melarangnya untuk berbakti kepada orang tuanya atau melarangnya untuk menampakkan kasih sayang dan perhatiannya kepada kedua orang tuanya” (Majmuu’ Syarh Al-Muhadzdzab 16/413-414)
Pendapat Imam An-Nawawi adalah pendapat yang lebih kuat mengingat dalil yang disebutkan oleh beliau rahimahullah. Dan pendapat ini sesuai dengan madzhab Hanafi dan madzhab Maliki.
Az-Zaila’i Al-Hanafi berkata :
وَقِيلَ لَا يَمْنَعُهَا مِنْ الْخُرُوجِ إلَى الْوَالِدَيْنِ ، وَلَا يَمْنَعُهُمَا مِنْ الدُّخُولِ عَلَيْهَا …وهُوَ الصَّحِيحُ
“Dan dikatakan bahwasanya seorang suami tidak boleh melarang istrinya keluar rumah untuk mengunjungi kedua orang tuanya, ia juga tidak boleh melarang kedua orang tua istrinya untuk menemui istrinya….dan inilah pendapat yang benar (Tabyiinul Haqoo’iq li Az-Zaila’i, beserta hasyiyah Al-Syilbi 3/58-59
Bahkan seorang istri wajib mendurhakai suaminya yang melarangnya untuk merawat ayahnya yang sakit, jika ternyata tidak ada orang lain yang merawatnya. Karena tidak merawat ayah adalah bentuk kemaksiatan kepada Allah yang telah memerintahkan untuk berbakti kepada orang tua, dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda dalam hadits yang shahih
لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِي مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ
“Tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam rangka bermaksiat kepada Allah”
Zainuddin Ibnu Nujaim Al-Hanafi berkata
وَلَوْ كان أَبُوهَا زَمِنًا وَلَيْسَ له من يَقُومُ عليه مُؤْمِنًا كان أو كَافِرًا فإن عليها أَنْ تَعْصِيَ الزَّوْجَ في الْمَنْعِ
“Jika ayahnya sakit dan tidak ada yang merawatnya –baik sang ayah seorang mukmin ataupun kafir- maka wajib bagi sang istri untuk durhaka kepada suaminya yang melarangnya merawat ayahnya” (Al-Bahr Ar-Rooiq Syarh Kanz Ad-Daqooiq 3/237, lihat juga 4/212)
Demikian juga dalam madzhab Malikiyah, jika seorang suami bersumpah untuk tidak mempertemukan istrinya dengan kedua orangtuanya atau bersumpah dengan melarang sang istri untuk mengunjungi kedua orang tuanya maka wajib baginya untuk membatalkan sumpahnya (Lihat Syarh Mukhtashor Al-Kholiil 4/188)
Kota Nabi -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, 11-04-1433 H / 04 Maret 2011 M
Abu Abdilmuhsin Firanda Andirja
Read more https://firanda.com/532-bila-suami-melarang-mengunjungi-kedua-orang-tua.html
ass ustadz saya boleh minta saran yaaa…
saya bingung saya harus bagaimana?saya menikah sudah 3 tahun lebih dan mempunyai anak 1 saya selama menikah tinggal bersama orang tua saya, sblmnya padahal org tua saya mengijinkan saya untuk tinggal bersama suami dan mertua saya, tapi sesudah menikah malah orang tua saya tidak mengijinkan saya untuk tinggal bersama suami dan mertua saya, dan skrng pun saya ingin tinggal bersama suami suami saya pun sudah mengajak saya dan sudah ngmng juga ke org tua saya tetapi org tua saya tidak mengijinkan dikarenakan saya tinggal bersama mertua saya, suami saya tidak mau mengontrak dikarenakan mertua saya ibunya tinggal sendrii dirumahnya…
saya bingung harus menghadapi dan berbicara apalagi ke orang tua saya padahal orang tua sayapun tahu dan sudah dibicarakan baik2 tapi tetap tidak mengerti??
mohon sarannya ustadz..wass
ass ustadz saya boleh minta saran yaaa…
saya bingung saya harus bagaimana?saya menikah sudah 3 tahun lebih dan mempunyai anak 1 saya selama menikah tinggal bersama orang tua saya, sblmnya padahal org tua saya mengijinkan saya untuk tinggal bersama suami dan mertua saya, tapi sesudah menikah malah orang tua saya tidak mengijinkan saya untuk tinggal bersama suami dan mertua saya, dan skrng pun saya ingin tinggal bersama suami suami saya pun sudah mengajak saya dan sudah ngmng juga ke org tua saya tetapi org tua saya tidak mengijinkan dikarenakan saya tinggal bersama mertua saya, suami saya tidak mau mengontrak dikarenakan mertua saya ibunya tinggal sendrii dirumahnya…
saya bingung harus menghadapi dan berbicara apalagi ke orang tua saya padahal orang tua sayapun tahu dan sudah dibicarakan baik2 tapi tetap tidak mengerti??
mohon sarannya ustadz..wass
Assalamualaikum.ustad mohon saran,,,sy menikah hampir 12th dan rumah tangga saya selalu tdk harmonis.dlu pernikahan sy tanpa restu dr ibu saya krn berbagai alasan krn ayah sy takut sy berzina akhirnya menikahkn km.bru 5th pernikhn km ibu mau merestui dan lahirlah ank 1 km,sebelumnya suami sy bertindak otoriter pd sy spt contoh menjauhkn sy dr orang tua bahkan terkesan menjauhkn sy dr orangtua dan kluarga besar.selama itu terjadi kdrt jg dg terjadi nya kdrt ibu semakin marah. Hampir setiap tahun km selalu bertengkar tetepi msh rujuk kembali akhirnya lahir ank ke 2 n ortu melarang tinggal di rumah km sndri akhirnya tinggal bersama orang tua saya krn sebelum lahir ank k 2 sempat terjadi pertengkaran dan kdrt lg bahkan sy hrs di rawat dan ctscan kepala. Selama tinggal di rmh ortu sy msh sering bertengkar krn suami sy ndk suka tggl di rmh ortu sy.selama itu jg setiap hr selalu marah padahl sy sdh berusaha melayani dia sebaik2nya.pulang kerja ndk pernah peduli pd ank2 dia capek ya tidur klu libur yg di kerjakan hnya main hp.blm lg sikapnya yg cemburuan selalu menuduh sy selingkuh setiap sy kerja slalu di vidiocall sampai sy sungkan pd teman2 sy(sy seorang bidan di sebuah rsud yg hrs di tuntut masuk sore dan malam)uang belanjapun dia hanya memberi unk kebutuhan pempres susu dan byar pembantu selebihnya dia bilang km khn jg dpt gaji,jd unk menutupi keuangan dg gaji sy bahkan kdang dia jg minta sya dg alasan uangnya habis padahal km sama2 pns.akhirnya bulan maret sy hamil ank k 3 dan bulan maret km bertengkar dan sampai keluar kata2 per wa “PISAH” bagi sya ini sdh k 3 kali krn setiap bertengkar ada kt2 yg menyerupai talak.dan itu membuat orang tua sy marah terutama ibu.singkat cerita km pisah rumah sedangkan skrang sy hamil 6 bln dan dia membawa ank 1 sya. Orang tua sya mendukung keputusan sy unk bercerai setelah melahirkan krn mereka tau benar selama ini sy tersiksa secara batin. Mohon saran ustad sy hrus bgm bila sya kmbali k rumah km sy takut terjadi kdrt lg dan mengganggu psikologi anak sya belum lg ibu saya yg tdk rido bila saya tersiksa lg. Sy pun sdh sulit unk bisa percaya dgn janjinya bahwa dia akan berubah krn terlalu sering terjadi dan selalu terulang lg. Bila ttp memutuskan bercerai kasihan ank2. Sy jg sdh tidak mau mengecewakn dan menyakiti orang tua sy terutama ibu.Mohon saran ustad sy hrs bgm ,,,,secara islampun saya hrs bgm
Pak ustat saya menikah sdh 9 th dan belum dikaruniai anak..dalam 9 tahun ini suami saya sdh terlilit hutang yg ke 3 kalinya…hutangnya nya tidak sedikit ,hutang ini akibat suami saya tidak jujur dalam bekerja…mertua saya selalu membela ,ipar saya pun tidak peduli dengan keadaan saya terlebih orang tua saya sdh tdk ada 22 nya tdk ada yg membela saya..dan sekarang suami saya pergih tidak ada kabar..apa yg saya harus lakukan pak ustat