• Blog
  • Home
  • Rekaman Kajian
    • Kajian Umum
    • Kajian Kitab
      • Kajian Kitab Ahkaamusy-Syitaa’
      • Kajian Kitab Fiqhul-Hasad
  • Subscription
  • Jadwal Kajian Rutin
  • Tanya Ustadz
  • BlogMap
  • About
Tegar Di Atas Sunnah
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Tegar Di Atas Sunnah
No Result
View All Result
Home Kisah

Antara Canda dan Tangis Syaikh Ibnu Baz

by mudha
9 June 2009
in Kisah
15
598
SHARES
3.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdillah bin Baz pernah menjabat sebagai ketua Al Lajnah Ad Da’imah Lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ (komisi fatwa di Saudi Arabia). Meski beliau adalah seorang ulama besar kelas internasional namun di antara sisi-sisi kehidupan beliau juga terdapat guyon dan canda. Seorang ulama tidak harus hanya menjalani hidup dengan keseriusan. Canda yang tepat dan proposional adalah bagaikan garam bagi kehidupan kita.

Jika ada seorang yang berkunjung ke rumah Syaikh Ibnu Baz maka beliau pasti menawari orang tersebut untuk turut makan malam bersama beliau. Jika orang tersebut beralasan, “Wahai Syaikh, saya tidak bisa” maka dengan nama berkelakar Ibnu Baz berkata, “Engkau takut dengan istrimu ya?! Marilah makan malam bersama kami”.

Ada salah seorang suami dari cucu Syaikh Ibnu Baz menemui beliau dan berkata, “Wahai Syaikh, kami ingin agar engkau mengunjungi dan makan di rumah kami”. Jawaban beliau, “Tidak masalah, jika engkau menikah untuk kedua kalinya maka kami akan datang ke acara walimah insya Allah”.

Setelah pulang, orang ini bercerita kepada istrinya tentang apa yang dikatakan oleh kakeknya. Kontan saja cucu perempuan dari Syaikh Ibnu Baz buru-buru menelpon kakeknya. “Wahai Syeikh, apa maksudnya?”. Ibnu Baz berkata kepada cucunya, “Kami hanya guyon dengan dia. Kami tidak mengharuskannya untuk nikah lagi. Kami akan berkunjung ke rumahmu meski tidak ada acara pernikahan”.

Ketika Syaikh Ibnu Baz hendak rekaman untuk acara Nurun ‘ala Darb (acara tanya jawab di radio Al Qur’an Al Karim di Saudi), biasanya beliau melepas kain sorbannya dan dengan nada canda beliau berkata, “Siapa yang mau memikul amanah?”. Jika ada salah seorang yang ada di tempat tersebut mengatakan, “Saya” maka beliau berkata, “Silahkan ambil”.

Suatu ketika, ketika Syaikh Ibnu Baz hendak rekaman untuk acara Nurun ‘ala Darbi ada seorang yang berada di tempat tersebut sedangkan Syaikh ingin agar dia keluar namun dengan cara baik-baik. Beliau berkata, “Wahai fulan, kami hendak rekaman untuk dua seri sekaligus dan aku kira hal ini membutuhkan waktu yang cukup lama”. “Tidak apa-apa, insya Allah. Aku akan duduk dan mendapat banyak ilmu”, jawab orang tersebut. Ibnu Baz berkata, “Aku khawatir engkau akan batuk. Bukankah kau tahu bahwa dalam proses rekaman tidak boleh ada suara batuk ataupun suara lainnya”. Orang tersebut berkata, “Insya Allah, aku tidak akan batuk”. Syaikh berkata, “Tidak, batuk yang akan mendatangimu”. Akhirnya orang tersebut faham apa yang diinginkan oleh Syaikh Ibnu Baz. Orang tersebut lantas keluar meninggalkan ruangan rekaman.

Disamping bercanda, beliau juga terkadang menangis. Beberapa kali acara pengajian berhenti dan putus di tengah jalan dikarenakan beliau menangis.

Ketika Syeikh Ibnu Qasim membaca kitab Zaad al Ma’ad di hadapan beliau, ketika sampai pembahasan tuduhan dusta terhadap Aisyah, beliau menangis. Jadilah pengajian terputus di tengah jalan karena tangisan.

Ketika dibacakan di hadapan beliau kejadian wafatnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tepatnya ketika Abu Bakr berkata, “Siapa yang menyembah Muhammad maka sungguh Muhammad telah meninggal dunia” maka Syeikh Ibnu Baz menangis keras.

Demikian pula, beliau menangis ketika di sampaikan kepada beliau berbagai musibah yang menimpa kaum muslimin, meski ketika beliau sedang makan atau mengisi pengajian.

Inilah canda dan tangisan seorang ulama, menangis ketika sikon menuntut demikian. Sebaliknya, bercanda juga pada kondisi yang tepat.

Terkait dengan canda, Syeikh Ibnu Sa’di mengatakan,
“Canda itu bagaikan garam untuk makanan. Jika terlalu banyak tidak enak, terlalu sedikit juga tidak enak”.

Jangan pula bercanda dengan semua orang. Canda adalah bagian dari dakwah.
Dalam kitab Al Istiqomah, Ibnu Taimiyyah berkata,

“Nabi tidak pernah bercanda dengan para sahabat senior baik dari kalangan muhajirin ataupun anshar. Beliau hanya bercanda dengan wanita, orang miskin, anak-anak dan orang-orang lemah semisal budak yang memang memerlukan perhatian khusus”.

Tags: candaSyaikh Ibnu Baztangis
Previous Post

Apakah Orang yang Berdo’a Kepada Selain Allah Termasuk Musyrik?

Next Post

Membenci Pujian

Next Post

Membenci Pujian

Comments 15

  1. Abu Muhammad Al-'Ashri says:
    16 years ago

    Allahu Akbar.
    Fa-aina nahnu min ahlaqis salaf?

  2. abu hanifa al atsary says:
    16 years ago

    Subhanallah,
    Syaikh Ibnu Baz rahimahullah memiliki ahlak yang tinggi sebagai buah dari ilmu syar’i yang tinggi, namun beliau juga memiliki sisi humanisme yang dalam.

    Semoga kita para ahlu sunnah dapat meneladani ulama kholaf ini. Barakallah fikum..

  3. rahma says:
    16 years ago

    subhanalloh

  4. Abu Safinah says:
    16 years ago

    Semoga Allah Subhana wata’ala merahmati beliau, dan memberi nikmat di alam barzakh….

  5. Aswad says:
    16 years ago

    Kalau berkenan, beritahu kami darimana kisah-kisah tentang Syaikh Ibnu Baz tersebut Ustadz?

  6. ustadzaris says:
    16 years ago

    Untuk Ian. Semuanya dari Ma’alim Tarbawiyyah min Hayat Imam Ibnu Baz yang ada di Maktabah Syamilah.

  7. ilyas says:
    16 years ago

    Rahimahullah ya syaikh

  8. asyrop qomarudin says:
    16 years ago

    assalamu’alaykum ya Ustad. Sering saya mendengar : “Lihat tuh, Raja saudi pun salaman sama obama” atau “liat tuh, kalo jendral arab saudi yang nyukur jenggot dan memelihara kumis didiemin, kalo yang ngelakuin orang indonesia nanti dilarang” .bagaimana menjawabnya ya Ustad? saya pun tidak paham mengapa dakwah salafy dikaitkan dengan arab saudi

  9. ustadzaris says:
    16 years ago

    Untuk Asyrop
    1. Perbuatan orang itu bukan dalil
    2. Dakwah dngan penguasa itu ada adab, norma dan etikanya. Tidak boleh disampaikan dengan orang biasa-biasa.

  10. ustadzaris says:
    16 years ago

    Untuk Asyrop
    Wa’alaikumussalam
    1. Perbuatan orang itu bukan dalil
    2. Berdakwah dan nahi munkar kepada penguasa itu ada norma, adab dan etikanya. Tidak boleh disamakan dengan orang biasa.

  11. abu salsabila says:
    16 years ago

    izin share ustadz

  12. ustadzaris says:
    16 years ago

    Untuk Abu Salsabila
    Silahkan

  13. ichsan says:
    14 years ago

    Ust ana ada usul, untuk akhlaq para ulama’ yang lain yang sekarang masih hidup رحمه الله للجميع jazakumullah

  14. dejat says:
    13 years ago

    izin share tadz

  15. ustadzaris says:
    13 years ago

    #dejat
    silahkan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended Stories

Manfaat Bagi Mayit, Kiriman Pahala Baca al-Quran

Manfaat Bagi Mayit, Kiriman Pahala Baca al-Quran

19 December 2015
Tidak Jadi Safar Karena Ramalan Cuaca

Tidak Jadi Safar Karena Ramalan Cuaca

13 February 2015
nama setan asyhab

Asyhab, Nama Setan

15 January 2015

Popular Stories

  • acara 17 agustus

    Hukum Acara Agustusan

    3921 shares
    Share 1568 Tweet 980
  • Apakah Halaman Masjid Termasuk Masjid?

    2834 shares
    Share 1134 Tweet 709
  • Ucapan "Alhamdulillah ‘ala Kulli Hal"

    2712 shares
    Share 1085 Tweet 678
  • Potongan Badan, Dikubur atau Dibuang

    2267 shares
    Share 907 Tweet 567
  • Bulu Wajah

    1920 shares
    Share 768 Tweet 480
Tegar Di Atas Sunnah

Official website ustadz DR. Aris Munandar, MPi.

Bantu dakwah kami berkembang dengan cara share dengan mencantumkan sumber link. Jazakumullah khairan

Recent Posts

  • Selamat Idul Fitri 1444 H / 2023 M
  • Pernikahan Sebagai Tanda Kekuasaan Allah
  • 60 Amalan Shalih yang Bisa Dilakukan di Bulan Ramadhan

Categories

  • Adab
  • Aqidah
  • Bimbingan Islam
  • Fiqih
  • Info
  • Kajian Audio
  • Keluarga
  • Kisah
  • Konsultasi
  • Manhaj
  • Mu'amalah
  • Nasehat
  • Puasa
  • Ramadhan
  • Blog
  • Home
  • Rekaman Kajian
  • Subscription
  • Jadwal Kajian Rutin
  • Tanya Ustadz
  • BlogMap
  • About

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.

No Result
View All Result
  • Blog
  • Home
  • Rekaman Kajian
    • Kajian Umum
    • Kajian Kitab
      • Kajian Kitab Ahkaamusy-Syitaa’
      • Kajian Kitab Fiqhul-Hasad
  • Subscription
  • Jadwal Kajian Rutin
  • Tanya Ustadz
  • BlogMap
  • About

© 2025 JNews - Premium WordPress news & magazine theme by Jegtheme.