ولهذا لا ينبغي التعجل في مخالفة الأئمة، فالأئمة رحمهم الله وهم الأئمة الأربعة عندما نظروا إلى اللحية قالوا ما نبت من شعر اللحيين والذقن
Syaikh Dr Abdullah bin Nashir al Sulmi, dosen perbandingan mazhab Ma'had Ali li Qadha [Sekolah Tinggi Calon Hakim] di Riyadh KSA mengatakan:
Kita tidak boleh tergesa gesa untuk menyelisihi para imam. Para imam yaitu imam mazhab yang empat saat mereka menjelaskan pengertian lihyah atau jenggot mereka mengatakan jenggot adalah semua rambut yang tumbuh pada dua rahang pipi dan dagu.
إذا الشعر النابت على الخد عند الأئمة الأربعة وهو ظاهر مراد الصحابة أن هذا ليس من اللحية.
Jika demikian, rambut yang tumbuh di pipi menurut imam mazhab yang empat itu tidak termasuk jenggot dan ini adalah yang bisa kita tangkap dari pemahaman shahabat mengenai masalah ini.
ولوا نظرنا إلى علماء اللغة كالقاموس المحيط لفيرز آبادي أو لسان العرب لابن منظور فإنهم قالوا إن اللحية ما نبت من شعر الوجه
Namun anda kita simak penjelasan para pakar bahasa arab semisal di Qamus Muhith karya Fairuz Abadi atau Lisan Arab karya Ibnu Manzhur, kita jumpai para pakar bahasa Arab mengatakan bahwa jenggot adalah semua bulu atau rambut di wajah.
إذا هذا معنى لغوي ولكن المعنى الشرعي معنى آخر.
Itu adalah makna bahasa arab untuk lihyah atau jenggot. Sedangkan makna syar'I nya lain.
فلا يأتي طالب العلم يقول العبرة بالدليل ثم ينظر علم اللغة فيقول إن كل ما نبت من شعر الوجه فهو اللحية.
Tidak boleh ada orang yang mengatakan bahwa yang kita jadikan tolak ukur adalah dalil. Setelah dia menyimak penjelan pakar bahasa arab mengenai makna lihyah lantas dia mengatakan semua rambut atau bulu yang tumbuh di wajah adalah lihyah.
نقول هذا اللغة ولكن الشرع شيء آخر.
Dengan tegas kita katakan, itu adalah pengertian lihyah menurut bahasa Arab sedangkan pengertiannya dalam syariat tidak seperti itu.
Penjelasan di atas bisa dijumpai pada menit 16:58 sampai 17:53 dari ceramah ilmiah beliau yang sangat bagus yang bisa disimak di sini:
http://www.safeshare.tv/w/VVmruxwXSc
Mohon penjelasannya ustadz :
1. Apakah tidak ada ulama’ syariat (bukan ulama’ lughah) yang memberikan definisi bahwa rambut yang tumbuh dipipi termasuk dalam cakupan jenggot ?
2. Apakah definisi jenggot dari penulis ‘aunul ma’bud kurang tepat ?
اللحية -بكسر اللام وسكون الحاء- اسم لجميع الشعر الذي ينبت على الخدين والذقن
lihat : http://ar.islamway.com/fatwa/18328
3. Bagaimana dengan praktek para ulama’ dalam masalah ini, apakah mereka membiarkan rambut yang tumbuh dipipi atau memotongnya ? (meskipun perbuatan ulama’ bukan dalil) namun jika realitanya mereka membiarkan rambut yang tumbuh dipipi, apakah perbuatan mereka itu tidak berlandaskan dalil ?
Maaf, banyak pertanyaannya, jazakumullah khairan atas ilmu yang antum berikan ustadz.
#ain
Saya belum melakukan kajian mendalam dalam masalah ini.
Coba perhatikan penjelasan an Nawawi dalam al Majmu:
اللحية بكسر اللام وجمعها لحى بضم اللام وكسرها وهو أفصح وهي الشعر النابت على الذقن قاله المتولي والغزالي في البسيط وغيرهما وهو ظاهر معروف
لكن يحتاج إلى بيانه بسبب الكلام في العارضين كما سنوضحه ان شاء الله تعالى
“Lihyah adalah rambut yang tumbuh di dagu”
أما شعر العارضين فهو ما تحت العذار كذا ضبطه المحاملي وامام الحرمين وابن الصباغ والرافعي وغيرهم وفيه وجهان الصحيح الذى قطع به الجمهور أن له حكم اللحية
“ada khilaf tentang status rambut yang tumbuh pada dua rahang pipi. Jumhur ulama, itu termasuk lihyah”.
Simpulan sementara lihyah adalah rambut di dagu-dan ini jelas- plus rambut yang tumbuh pada dua rahang-menurut mayoritas ulama-.
Mungkin antum bisa bantu saya ngumpulkan perkataan fuqaha empat mazhab mengenai pengertian lihyah?
Jazakumullahu khoiron sebelumnya.
tentang praktek ulama, yang perlu kita jadikan acuan adalah ulama mutaqaddimin terutama ulama salaf.
Jadi jambang yg berada di pipi dengan batas kuping tidak boleh dipotong ya ustadz???
1. Maaf untuk perkataan semua fuqaha empat madzab tentang definisi lihyah belum saya temukan, dan antum yang lebih tahu ustadz.
3. Untuk definisi lihyah secara syariat dan lughah bisa dilihat di :
http://www.ahlalhdeeth.com/vb/showthread.php?t=39053.
Penjelasan pada link tersebut sepertinya selaras dengan penjelasan Syaikh Ali Hasan Al Halabi di حكم الدين في اللحية والتدحين dan kalau tidak salah malah antum yang menerjemahkan kitab beliau tersebut di “jenggot yes, isbal no”
3. Akan tetapi menurut pendapat Syaikh ‘Utsaimin, secara syar’i tidak ada definisi khusus untuk lihyah, oleh karena itu definisi lihyah dikembalikan kepada definisi menurut lughah.
وقال الشيخ ابن عثيمين رحمه الله : “… فإن اللحية لم يجعل لها الشرع مدلولا شرعيا خاصا ، فتحمل على مدلولها اللغوي، وهي في اللغة اسم للشعر النابت على اللحيين والخدين من العظم الناتئ حذاء صماخ الأذن إلى العظم المحاذي له من الجانب الآخر ” انتهى من فتاوى الطهارة ص
124
Sumber : http://majles.alukah.net/showthread.php?3761-%D8%B3%D8%A4%D8%A7%D9%84-%D9%85%D8%A7%D8%B0%D8%A7-%D9%82%D8%A7%D9%84-%D9%85%D8%AA%D9%82%D8%AF%D9%85%D9%88-%D8%A7%D9%84%D9%81%D9%82%D9%87%D8%A7%D8%A1-%D9%88%D8%A7%D9%84%D9%84%D8%BA%D9%88%D9%8A%D9%8A%D9%86-%D8%B9%D9%86-%D8%B4%D8%B9%D8%B1-%D8%A7%D9%84%D8%AE%D8%AF%D9%8A%D9%86-%D8%9F
Terimakasih
#ainain
Terimakasih atas info link link bermanfaat terkait topik di atas.
Di tunggu info info bermanfaat berikutnya.
Bismillah. .
Ustadz, jika memberikan obat untuk merangsang cepat tumbuhnya jenggot, apakah boleh?
jazaakallohu khairon. .
#dede
tidak boleh. biarkan dia tumbuh dengan alami.