Penjelasan menarik mengenai bacaan penutup setelah membaca Al Qur’an.
الØÙ…د لله والصلاة والسلام على رسول الله.
أما بعد: ÙØ¥Ù†ÙŽÙ‘ Ø¥ØÙŠØ§Ø¡ السنن النبوية من أعظم القربات إلى الله،
Sesungguhnya menghidupkan sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah termasuk amal yang sangat bernilai untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Ùَعَنْ أَبÙÙŠ Ù‡ÙØ±ÙŽÙŠÙ’رَةَ Ø£ÙŽÙ†ÙŽÙ‘ رَسÙولَ الله٠، قَالَ: (( مَنْ دَعَا Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ Ù‡ÙØ¯Ù‹Ù‰ كَانَ Ù„ÙŽÙ‡Ù Ù…Ùنْ Ø§Ù„Ø£ÙŽØ¬Ù’Ø±Ù Ù…ÙØ«Ù’Ù„Ù Ø£ÙØ¬Ùور٠مَنْ ØªÙŽØ¨ÙØ¹ÙŽÙ‡Ù لا ÙŠÙŽÙ†Ù’Ù‚ÙØµÙ ذَلÙÙƒÙŽ Ù…Ùنْ Ø£ÙØ¬ÙورÙÙ‡Ùمْ شَيْئًا )) [رواه مسلم].
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa yang mengajak orang lain kepada kebaikan maka baginya pahala semua orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun†(HR Muslim).
ÙØ¥Ù„يكم Ø£ØØ¨ØªÙŠ ÙÙŠ الله، هذه السÙّنة التي غÙÙ„ عنها كثيرٌ من الناس:
Saudaraku, berikut ini adalah sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sudah dilalaikan oleh banyak orang.
ÙŠÙØ³Ù’تَØÙŽØ¨ÙÙ‘ بعد الانتهاء من تلاوة القرآن أن ÙŠÙقال:
((Ø³ÙØ¨Ù’ØÙŽØ§Ù†ÙŽÙƒÙŽ Ø§Ù„Ù„ÙŽÙ‘Ù‡ÙÙ…ÙŽÙ‘ ÙˆÙŽØ¨ÙØÙŽÙ…Ù’Ø¯Ùكَ،لاَ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥Ùلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْÙÙØ±ÙÙƒÙŽ وَأَتÙوب٠إÙلَيْكَ)).
Setelah selesai membaca al Qur’an dianjurkan untuk mengucapkan bacaan berikut ini: Subhanakallahumma wa bihamdika laa ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika. Yang artinya: maha suci Engkau ya Allah sambil memuji-Mu. Tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Engkau. Aku memohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.
الدليل: عَنْ Ø¹ÙŽØ§Ø¦ÙØ´ÙŽØ©ÙŽØŒ قَالَتْ : مَا جَلَسَ رَسÙÙˆÙ„Ù Ø§Ù„Ù„Ù‡Ù Ù…ÙŽØ¬Ù’Ù„ÙØ³Ù‹Ø§ Ù‚ÙŽØ·ÙÙ‘ØŒ وَلاَ تَلاَ Ù‚ÙØ±Ù’آناً، وَلاَ صَلَّى صَلاَةً Ø¥Ùلاَّ خَتَمَ ذَلÙÙƒÙŽ بÙÙƒÙŽÙ„ÙÙ…ÙŽØ§ØªÙØŒ قَالَتْ: ÙÙŽÙ‚ÙلْتÙ: يَا رَسÙولَ Ø§Ù„Ù„Ù‡ÙØŒ أَرَاكَ مَا ØªÙŽØ¬Ù’Ù„ÙØ³Ù Ù…ÙŽØ¬Ù’Ù„ÙØ³Ø§Ù‹ØŒ وَلاَ تَتْلÙÙˆ Ù‚ÙØ±Ù’آنًا، وَلاَ ØªÙØµÙŽÙ„Ùّي صَلاَةً Ø¥Ùلاَّ خَتَمْتَ بÙهَؤÙلاَء٠الْكَلÙمَات٠؟
قَالَ: (( نَعَمْ، مَنْ قَالَ خَيْراً Ø®ÙØªÙÙ…ÙŽ لَه٠طَابَعٌ عَلَى ذَلÙÙƒÙŽ Ø§Ù„Ù’Ø®ÙŽÙŠÙ’Ø±ÙØŒ وَمَنْ قَالَ شَرّاً ÙƒÙÙ†ÙŽÙ‘ Ù„ÙŽÙ‡Ù ÙƒÙŽÙَّارَةً: Ø³ÙØ¨Ù’ØÙŽØ§Ù†ÙŽÙƒÙŽ [اللَّهÙÙ…ÙŽÙ‘] ÙˆÙŽØ¨ÙØÙŽÙ…Ù’Ø¯ÙÙƒÙŽØŒ لاَ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥Ùلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْÙÙØ±ÙÙƒÙŽ وَأَتÙوب٠إÙلَيْكَ ))([]).
Dalilnya, dari Aisyah beliau berkata, “Tidaklah Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam- duduk di suatu tempat atau membaca al Qur’an ataupun melaksanakan shalat kecuali beliau akhiri dengan membaca beberapa kalimatâ€. Akupun bertanya kepada Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Ya Rasulullah, tidaklah anda duduk di suatu tempat, membaca al Qur’an ataupun mengerjakan shalat melainkan anda akhiri dengan beberapa kalimat?†Jawaban beliau, “Betul, barang siapa yang mengucapkan kebaikan maka dengan kalimat tersebut amal tadi akan dipatri dengan kebaikan. Barang siapa yang mengucapkan kejelekan maka kalimat tersebut berfungsi untuk menghapus dosa. Itulah ucapan Subhanakallahumma wa bihamdika laa ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaika. ”
) إسناده صØÙŠØ: أخرجه النسائي ÙÙŠ “السنن الكبرى” (9/123/10067)ØŒ والطبراني ÙÙŠ “الدعاء” (رقم1912)ØŒ والسمعاني ÙÙŠ “أدب الإملاء والاستملاء” (ص75)ØŒ وابن ناصر الدين ÙÙŠ “خاتمة ØªÙˆØ¶ÙŠØ Ø§Ù„Ù…Ø´ØªØ¨Ù‡” (9/282).
Hadits di atas sanadnya shahih, diriwayatkan oleh Nasai dalam Sunan Kubro 9/123/1006, Thabrani dalam ad Du-a no 1912, Sam’ani dalam Adab al Imla’ wa al Istimla’ hal 75 dan Ibnu Nashiruddin dalam Khatimah Taudhih al Musytabih 9/282.
وقال Ø§Ù„ØØ§Ùظ ابن ØØ¬Ø± ÙÙŠ “النكت” (2/733): [إسناده صØÙŠØ]ØŒ وقال الشيخ الألباني ÙÙŠ “الصØÙŠØØ©” (7/495): [هذا إسنادٌ صØÙŠØÙŒ أيضاً على شرط مسلم]ØŒ وقال الشيخ Ù…ÙقْبÙÙ„ الوادعي ÙÙŠ “الجامع الصØÙŠØ مما ليس ÙÙŠ الصØÙŠØÙŠÙ†” (2/12: [هذا ØØ¯ÙŠØ«ÙŒ صØÙŠØÙŒ
Al Hafizh Ibnu Hajar dalam an Nukat 2/733 mengatakan, “Sanadnya shahihâ€. Syaikh al Albani dalam Shahihah 7/495 mengatakan, “Sanad ini adalah sanad yang juga shahih menurut kriteria Muslimâ€. Syaikh Muqbil al Wadi’I dalam al Jami’ al Shahih mimma laisa fi al Shahihain 2/12 mengatakan, “Hadits ini adalah hadits yang shahihâ€.
وقد بَوَّبَ الإمام النسائي على هذا Ø§Ù„ØØ¯ÙŠØ« بقوله: [ما ØªÙØ®ØªÙ… به تلاوة القرآن].
Hadits ini diberi judul bab oleh Nasai dengan judul “Bacaan penutup setelah membaca al Qur’anâ€.
Sumber: http://www.kulalsalafiyeen.com/vb/showthread.php?t=18477
Catatan:
Realita menunjukkan bahwa ketika banyak orang meninggalkan amalan yang sesuai dengan sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam maka muncullah amalan yang mengada-ada.
Banyak orang mengganti bacaan yang sesuai sunah Nabi di atas dengan bacaan tashdiq yaitu ucapan Shadaqallahul ‘azhim yang tidak ada dalilnya.
Artikel www.ustadzaris.com




ust. aris,
bukankah ini juga doa untuk selesai majelis taklim ? dan bacaan yg sering dibaca sepertinya sama, tapi ada yg kurang, yaitu kalimat : ” ASY HADU AL……..” apakah dibolehkan juga dengan menambah kalimat (asyhadual) ini, mohon penjelasannya ?
Ustadz, saya baru tau lho. Saya pikir doa itu hanya doa penutup majelis saja…
Arti bacaannya apa ustadz?
jazakumullahu khairan atas ilmunya.
untuk abu
kalo untuk penutup majelis bisa ditambah dengan asyhadu…
Wah ana baru tahu karena selama ini ana gak baca apa2 setelah baca Al-Qur’an.
Ustadz apakah benar bahwa ketika kita duduk di majelis bukan ketika duduknya kita mengucapkan kalimat itu, tetapi ketika sesudah berdiri itu yang saya dapat dari pengajian di daerah saya. Ada hadist dari ‘Aisyah r.a. beliau berkata : “Rasulullah saw. tidak pernah bangun dari majelis kecuali mengucapkan “kalimat itu”. Bukankah hadist tersebut mengatakan bahwa ketika setelah akhir majelis artinya sesudah duduk bangkit dari majelis kita membaca kalimat tersebut bukan ketika duduknya.
untuk ridho
benar, demikianlah idealnya.
maaf ustadz,
mohon cek website ini.
http://islamqa.com/en/ref/65581/sunnah
untuk ahmad
Yang dibahas di link tersebut adalah doa khataman al Qur’an. Sedangkan yang kita bahas adalah bacaan setelah selesai membaca al Qur’an.
baru tahu dan sedang mencoba mengamalkan…
barokallah fik ustadz…
saya baru tauu,, jadi tidak perlu membaca Shadaqallahul ‘azhim setelah selesai membaca Al-Quran ya?? slama ini stlh membaca Al-Quran saya biasanya membaca kalimat itu. Jadi langsung ditutup dengan bacaan di atas ya?? terimakasi ilmunyaa…. ^^
Â
#kutit
Betul
ijin copas utk di share ya ustadz…
#umm
silahkan
kalau sebelum baca Qur’an setelah ta’awudz boleh pake basmalah gak meskipun bukan awal surat…?
#tibyan
Jika membaca al Qur’an bukan di awal surat sebaiknya tanpa basmalah.
# ustadzaris
oh gak pake basmallah toh kalo bukan awal surat, jadi cuman ta’awudz saja kah ?, apa ada tuntunan dalilnya ?
#bobby
Ya, cukup taawudz saja.
Ustadz bagaimana dalam bacaan sholat setelah al-fatihah ketika kita membaca surat tdk dimulai diawal surat, apa juga cukup ta’awud atau langsung tanpa ta’awud ?
Jadi ustadz kapankah seharusnya kita menggunakan bacaan tashdiq?
Assalamu’alaikum Ustadz
Ijin mencopy untuk dishare…
#mulyanto
Silahkan
Ustadz, apakah bacaan ini juga boleh diamalkan setiap selesai shalat wajib dan shalat sunnah? JazaakAllaahu khayran.
ust, Bagaimana dengan seseorang yang mengamalkan bacaan “Allohumarhamni bil quran….” setiap selesai membaca Al Qur’an?
#atok
https://ustadzaris.com/status-riwayat-senandung-al-quran
Ada yang masih membuat bingung saya, sholat harus diakhiri dg membaca astagfirullah 3 kali, terus dilanjutkan dzikir sebelumnya, tapi rasul tidak pernah meninggalkan hal ini yaitu membaca subhanakallahumma. Tapi, kan Rasul baca istigfar dulu sesudah sholat itu, bukan membaca bacaan itu. Jadi, bukannya ini bertentangan dg hadis akhiri sholat dg bacaan istigfar 3 kali lalu dzikir 33 kali ?
Lalu letak harus membaca bacaan hadis dari Nasai dimana ?
Jazakallah khoiron,Â
afwan…. izin share..
assalamu’alaikum ustadz, ijin copy untuk di share ya
jazakallahÂ
مَا جَلَسَ رَسÙÙˆÙ„Ù Ø§Ù„Ù„Ù‡Ù Ù…ÙŽØ¬Ù’Ù„ÙØ³Ù‹Ø§ Ù‚ÙŽØ·ÙÙ‘ØŒ وَلاَ تَلاَ Ù‚ÙØ±Ù’آناً، وَلاَ صَلَّى صَلاَةً Ø¥Ùلاَّ خَتَمَ ذَلÙÙƒÙŽ بÙÙƒÙŽÙ„ÙمَاتÙ
Potongan kalimat Ùˆ لا تلا قرأنا dan Ùˆ لا صلى صلاة, waduh saya sendiri kok tidak langsung menyadari maknanya. Padahal sudah berulang-ulang baca hadits ini. Pantaslah kalau ulama-ulama dahulu ada yang memuraja’ah satu buku sampai ratusan kali dan pada setiap bacaan menemukan ilmu yang belum ditemukan pada bacaan sebelumnya.
Terimakasih.
izin untuk publish artikel ini lebih luas…
Tetapi apakah kita harus secara total meninggalkan ucapan shodaqolloohul ‘adzhiim sekalipun bukan penutup membaca Alquran?
Bilamanakah bacaan tersebut diucapkan?
#ummi
Boleh dibaca saat merenungkan benarnya ayat dengan kenyataan
assalamualaikum ustad bagaimana kalau mengucapkan cukup cukup setelah membaca alquran boleh kah ?berdasar kan hadist di bawah
Rasulullah sedang di atas mimbar: “Bacakanlah kepadaku Al Qur’an !’ Ibnu Mas’ud berkata: ‘Pantaskah aku membacakan untukmu, sedangkan AL Qur’an diturunkan kepadamu?!’ Rasulullah saw menjawab: ‘Sungguh aku senang mendengarnya dari orang lain’. Lalu Ibnu Mas’ud pun membacakan surat An Nisaa hingga ayat yang berbunyi:
ÙَكَيْÙÙŽ Ø¥ÙØ°ÙŽØ§ Ø¬ÙØ¦Ù’نَا Ù…Ùنْ ÙƒÙلّ٠أÙÙ…Ù‘ÙŽØ©Ù Ø¨ÙØ´ÙŽÙ‡ÙÙŠØ¯Ù ÙˆÙŽØ¬ÙØ¦Ù’نَا بÙÙƒÙŽ عَلَى هَؤÙلاَء٠شَهÙيدًا
“Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu).â€. (QS. An Nisaa:41)
Beliau bersabda: “Cukup… cukup!. Ketika aku menoleh, kata Ibnu Mas’ud, aku melihat air mata beliau bercucuranâ€.
Ijin coppy ustad aris..
@Andi
Silahkan.