Suatu ketika Syeikh Rabi’ al Madkhali mendapatkan pertanyaan tentang perselisihan antara Syeikh Abdul Malik Ramadhan dan Syeikh Falih al Harbi. Beliau memberikan jawaban yang cukup panjang lebar tentang masalah ini. Di antara yang beliau sampaikan adalah sebagai berikut:
أنا لا أريد الغلو ÙÙŠ Ø£ØØ¯ ØŒ لا ÙÙŠ رسول الله ØŒ ولا ÙÙŠ Ø§Ù„ØµØØ§Ø¨Ø© ØŒ ولا ÙÙŠ التابعين ØŒ ولا ÙÙŠ ابن تيمية ØŒ ولا ابن القيم ØŒ ولا ابن عبد الوهاب ØŒ ولا الشيخ العبَّاد ØŒ ولا الشيخ ربيع ولا طلاب العلم مثل عبد المالك ولا أمثال هؤلاء Ø›
“Aku tidak menginginkan adanya sikap ghuluw (berlebih-lebihan) terhadap siapapun, baik Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, para sahabat, para tabiin, Ibnu Taimiyyah, Ibnul Qoyyim, Muhammad bin Abdul Wahhab, Syeikh Abdul Muhsin al Abbad ataupun Syeikh Rabi, apa lagi para penuntut ilmu semisal Abdul Malik Ramadhan atau siapapun semisal mereka-mereka.
غلو أن تنـزل إنسان Ùوق منزلته ØŒ ÙØ§Ù„غلو يجب أن ÙŠÙØØ§Ø±Ø¨ .
Ghuluw adalah memosisikan seseorang melebihi kedudukannya yang sebenarnya. Ghuluw itu wajib diperangi.
الآن ينقسم السلÙيون لأدنى سبب وأنا ÙÙŠ هذه المناسبة أنصØÙ‡Ù… بالأخوَّة ÙÙŠ الله وأن لا ÙŠÙØªØ±Ù‚وا من أجل الشيخ عبد المالك ولا الشيخ ÙØ§Ù„Ø Ø› لا ÙŠÙØªØ±Ù‚ون Ø› Ù†ØÙ† كنا ÙÙŠ أيام ÙŠØØµÙ„ مشاجرة بين الألباني وبين بعض المشائخ والله ما … .
Saat ini salafi (baca:ahli sunah) mudah pecah dengan sebab yang sangat sepele. Dalam kesempatan ini kunasihatkan kepada mereka agar mengikat persaudaraan karena Allah dan tidak berpecah belah karena ada perbedaan penilaian tentang Syeikh Abdul Malik atau tentang Syeikh Falih al Harbi. Tidak berpecah belah karena hal tersebut. Dahulu kami menjumpai perselisihan antara Al-Albani dengan beberapa ulama. Namun, demi Allah, tidak… (ada kata-kata yang tidak jelas, pent).
الآن كلما تقـول هذا Ùلان Ø§ÙØªØ±Ù‚نا Ø› كلما تقول على Ùلان الثاني Ø§ÙØªØ±Ù‚نا .
هذه طريقة سÙيهة ØŒ هذه طريقة جاهلية !! Ø› Ù†ØÙ† ضد هذه الطريقة أبداً .
اختل٠الشيخ ÙØ§Ù„Ø ÙˆØ§Ù„Ø´ÙŠØ® عبد المالك وما أدري من ؟؟؟ لا Ù†ÙØªØ±Ù‚ .
Sedangkan saat ini, setiap kali anda katakan si A itu demikian maka kita pun berpecah. Setiap kali, anda katakan si B itu begini maka kita pun berpecah. Ini adalah gaya hidup orang-orang yang bodoh, gaya hidup jahiliah. Kami sama sekali tidak mentolerir gaya semacam ini.
ÙØ£Ù†Ø§ أوصيكم بتقوى الله والاعتصام بكتاب الله وسنَّة الرسول أن نكون على مستوى هذه الدعوة من العقول الناضجة الواعية والقلوب الثابتة التي لا تتذبذب .
Aku pesankan kepada kalian agar bertakwa kepada Allah dan berpegang teguh dengan al Qur’an dan sunah RasulNya. Dalam dakwah ahli sunah kita harus memiliki akal yang matang dan kesadaran serta hati yang kokoh dan tidak mudah berubah.
شو٠بريطانيا ÙŠÙØªØ±Ù‚ون من أجل Ùلان ÙˆÙلان Ø› ÙÙŠ ÙØ±Ù†Ø³Ø§ ÙŠÙØªØ±Ù‚ون من أجل Ùلان ÙˆÙلان Ø› ÙÙŠ إمارات ÙŠÙØªØ±Ù‚ون من أجل Ùلان ÙˆÙلان ØŒ ÙØªØ±Ù‰ جسم يتهرى بكل سهولة ØŒ
Lihatlah keadaan ahli sunah di Inggris. Mereka berpecah belah gara-gara perbedaan penilaian tentang si A dan si B. Di Prancis ahli sunah juga berpecah belah karena perbedaan penilaian tentang si A dan si B. Di Emirat Arab, ahli sunah juga berpecah belah karena perbedaan dalam menilai si A atau si B. Anda saksikan sendiri bagaimana tubuh ahli sunah demikian mudah terkoyak-koyak.
ÙØ£Ù†Ø§ أوصيك أخي علي وأوصي إخوانك العقلاء أن يتركوا هذه الطريقة ØŒ لا يتعصبوا Ù„Ùلان ولا Ùلان ØŒ ولما تجيء تقول له Ùلان ÙˆÙلان ما تبغاها لماذا ØŸ ØŒ هذا تعصب ØŒ ÙØ§ØªØ±ÙƒÙˆØ§ هذه الأساليب ØŒ
Aku pesankan kepada anda dan teman-teman anda yang masih berakal sehat agar meninggalkan sikap semacam ini. Jangan fanatik kepada A atau B sehingga jika anda mendatangi seseorang maka anda bertanya kepada orang tersebut, “Si A begini sedangkan si B begituâ€. Anda tidak boleh mencari jalan semacam ini. Mengapa? Karena ini adalah fanatik. Tinggalkanlah cara-cara seperti ini.
Ù†ØÙ† نسعى أن يكون ÙØ§Ù„Ø ÙˆØ¹Ø¨Ø¯ المالك أخوين ØŒ Ù†ØÙ† نريد أن ننهي هذه المشكلة ØŒ Ùيظهر ÙÙŠ Ø§Ù„Ø³Ø§ØØ© تعصب Ù„Ùلان ÙˆÙلان والنتيجة أننا Ù†ÙØªØ±Ù‚ .
لا ينبغي هذا ،
Kami berupaya agar Falih dan Abdul Malik kembali bersaudara. Kami ingin mengakhiri problem ini. Di medan dakwah nampak ada sikap fanatik terhadap A dan B. Hasilnya kita berpecah belah. Hal ini tidak sepatutnya terjadi.
Ø§ÙØªØ±ÙŽÙ‚Ùوا من أجل أبي Ø§Ù„ØØ³Ù† ØŒ Ø§ÙØªØ±Ù‚وا من أجل عدنان ØŒ Ø§ÙØªØ±Ù‚وا من أجل Ùلان من أجل Ùلان !! ØŒ
Ahli sunah berpecah belah karena perbedaan pandangan tentang Abul Hasan al Ma’ribi. Mereka berpecah belah karena perbedaan penilaian tentang Adnan Ur’ur. Mereka berpecah belah perbedaan penilaian tentang A atau B.
لأن ما Ùيه ØÙ„Ù… ØŒ ما Ùيه ØÙƒÙ…Ø© ØŒ الدعوة السلÙية ØªØØªØ§Ø¬ إلى علم ØŒ ØªØØªØ§Ø¬ إلى ØÙƒÙ…Ø© ØŒ ØªØØªØ§Ø¬ إلى ثبات ØŒ ØªØØªØ§Ø¬ إلى أخلاق عالية .
Ini semua terjadi karena tidak ada hilm (ketenangan dan kejernihan berpikir), tidak ada hikmah (sikap menempatkan segala sesuatu pada tempatnya yang tepat). Dakwah salafiyyah memerlukan ilmu, hikmah, ketegaran dan akhlak mulia.
والله إن الألباني منذ أن عرÙناه ÙŠØØµÙ„ Ø®Ù„Ø§ÙØ§Øª بينه وبين غيره !! ما نتعصب له ولا لغيره ØŒ ÙÙ†ØÙ† ننصØÙƒÙ… بهذه Ø§Ù„Ù†ØµÙŠØØ© الطيبة ØŒ بارك الله Ùيكم ØŒ ÙˆÙقنا الله وإياكم . اهـ
Demi Allah, sungguh Al Albani sejak kami kenal telah terjadi beda pendapat antara beliau dengan ulama yang lain. Kami tidak fanatik kepadanya, tidak pula kepada yang lainnya. Kami nasihati kalian dengan nasihat yang baik ini. Semoga Allah memberkahi kalian. Semoga Allah memberi taufik kepada kita semuaâ€.
مكالمة هاتÙية مع شباب مدينة ستن Ø§Ù„ÙØ±Ù†Ø³ÙŠØ© ØŒ بتاريخ 23/8/1424هجري ØŒ والمادة الصوتية نشرت عبر شبكة Ø³ØØ§Ø¨ السلÙية بتاريخ : 23/8/2003 ميلادي .
Perkataan Syeikh Rabi di atas berasal dari rekaman dialog via telepon antara beliau dengan para pemuda yang berasal dari kota Sittin, Prancis pada tanggal 23 Sya’ban 1424 H. Rekaman suara dialog ini disebarluaskan oleh situs Sahab pada tanggal 23 Agustus 2003 M.
Transkrip rekaman ini juga bisa dibaca di link berikut ini
http://www.muslim.net/vb/showthread.php?p=2227253
http://www.kulalsalafiyeen.com/vb/showthread.php?t=12885
Catatan:
Dalam nasihat Syeikh Rabi di atas terdapat sebuah pelajaran yang sangat berharga yaitu jika ada dua orang yang sama-sama ahli sunah salafy berbeda sikap, pandangan dan penilaian tentang person tertentu, yayasan atau organisasi tertentu maka perbedaan tersebut tidak boleh dan tidak seharusnya menyebabkan terjadinya perpecahan dan permusuhan antara dua orang ahli sunah tersebut.
Ingat, perbedaan yang kami maksudkan adalah perbedaan pandangan dan penilaian di antara dua orang ahli sunah, bukan perbedaan antara seorang ahli sunah dengan seorang ahli bid’ah.
Nasihat Syeikh Rabi’ di atas juga menunjukkan bahwa sebab perpecahan di antara sesama ahli sunah di berbagai penjuru dunia ini adalah disebabkan tidak mengamalkan dan menerapkan kaedah di atas.
Moga kita termasuk orang yang mendapatkan hidayah sehingga bisa mengamalkan kaedah di atas.




barokalloh fiikum ya ustadz
Ditempat ana sesama ahlussunnah malah pernah saling membid’ahkan hanya karena masalah gerakan jari telunjuk waktu tasyahhud. Ironis memang tapi itulah kenyataannya. Karena sudah didoktrin (atau terdoktrin?) slogan : “Kebenaran hanya satu”. Sayangnya tidak punya kaidah yang tepat dalam menerapkan slogan tersebut, sehingga pukul rata pake slogan itu di semua masalah, sampai diterapkan di masalah-masalah furu’ dan ijtihadiyah yang ulama sendiri berlapang dada.
Semoga Allah melindungi kita dari sedikitnya ilmu dan buruknya pemahaman serta hawa nafsu yang menggelincirkan…
Sedikit memberikan masukan tambahan ya ustadz…
Insya Alloh dikemudian hari (maksudnya hingga saat ini) adalah diketahui bahwa Syaikh Falih al Harbi dikenal sebagai masyaikh yang merupakan new Hadadiyyun (sebagaimana ungkapan Syaikh Abdul Muhsin Al Abbd) yang gemar men-tahdzhir para ulama salaf maupun kholaf tanpa ilmu (Semoga Alloh Ta’ala memberikan beliau petunjuk).
Untuk nasihat Syaikh Rabi’ diatas, semoga kita mendapatkan ibroh dari nasihat beliau. Karana saudara-saudaraku ikhwan salafiyyin (yang “berupaya mengikuti dengan teguh berjalan diatas manhaj para salafuss shalih”) seringkali yang dikedepankan adalah Tasfiyah (pemurnian Islam), namun aspek Tarbiyah (pembinaan)-nya kurang, sehingga seringkali terburu-buru menghantam dalam melihat mad’u (obyek dakwah) dan saudara-saudara kaum muslimin yang “tidak semanhaj”). Karena yang kita sadari bersama, bahwa mereka adalah saudara kita dan jikapun mereka memiliki syubhat, mka patut bagi kita untuk menasehati mereka (sebagai bukti keperdulian bahwa mereka adalah saudara seakidah kita) dengan lemah lembut.
Dan jikapun mereka menolak nasihat kita, mungkin ada 2 hal penyebabnya (sebagaimana yang sering dinasehatkan Syaikh Utsaimin Rahimahullah), yaitu :
– Metodologi dakwah/nasehat yang salah (karena mungkin tidak menggunakan hikmah/lembut lembut, ataupun tidak memahami kadar keilmuan mad’u)
– ataupun si mad’u yang keras hatinya dan sulit menerima nasehat.
Maka patut bagi kita semua untuk selalu mengevaluasi amalan kita, terutama dalam halnasihat ini.
Barakallahu fikum…
ustadz ijin copy
Baarakallohu fiikum
Biasanya penuntut ilmu yang pemula (baru2 semangat ngaji) punya penyakit : SUKA Menyalah2kan dan men-tahdzir krn perkasa sepele yang mana sebenarnya ada runag perbedaan pendapat di antara ulama’ ahlussunnah di dalamnya..
Coba, silakan tanya ke diri masing2 waktu dulu awal2 ngaji gimana sikap antum ?
Nasihat indah dari fadhilatusy syaikh Rabi’ bin Hadi Al-Madkali hafizahullah semoga dengan adanya nasihat ini kita semakin bertaqwa kepada Allah, danmenjaga lisan kita dari kebiasaan2 merendahkan ulama Ahlussunnah hanya karena permasalahan khilafiyah Ijtihadiyah dikalangan ahli ilmu seperti orang2 ghuluw hizbi pengekor hawa nafsu dari oknum ustadz dan muqolidnya yang merendahkan Syaikh Ali Hasan Al-Halabi, Syaikh Yahya Al-Hajuri -semoga Allah menjaga keduanya dari makar pendengki yg ekstrem-
Â
Assalamu`alaikum
Adalah sebuah kesalahan bagi salafiyyun bermudah-mudah untuk berpecah belah saat ini hanya gara-gara ijtihad seorang ulama mengenai jarh wa t`dil terhadap seorang ulama lainnya,bukankah para ulama hadits banyak yang berbeda pendapat mengenai kualitas perawi hadits misalnya atsar tarawih 23 rakaat yang ada di ustadzaris.com. Bahkan ana pernah dengar bahwa Syaikh Muqbil pernah dikabarkan bahwa beliau tak menganggap Imam Abu Hanifah dan Syaikh Rasyid Ridha sebagai ulama Ahlus Sunnah bahkan telah dibantah Syaikh Albani apakah mereka bermusuhan setelah adanya perbedaan tersebut atau perselisihan antara ulama-ulama Saudi Arabia dengan Syaikh Albani mengenai penempatan tentara AS di Arab Saudi saat Perang Teluk I apakah mereka saling mentahdzir?! Camkan ini wahai thalibul ilmi
Assalaamu’alaykum ya ustadz, idzin copy, jazakallahu khoyro
Â