Hukum Perhormatan ala Tentara dan Hormat Bendera
السؤال : أنا من بلد٠، الوظائ٠Ùيها قليلة ØŒ وأنا شهادتي ثانوية لا ØªØ³Ù…Ø Ù„ÙŠ Ø¨Ø§Ù„ØØµÙˆÙ„ على ÙˆØ¸ÙŠÙØ© أخرى , ولكنني ØØµÙ„ت على ÙˆØ¸ÙŠÙØ© ÙÙŠ المؤسسة العسكرية , لكن هناك أمر ØŒ وهو ضرب التØÙŠØ© ØŒ هذا واجب ÙÙŠ المؤسسة العسكرية , Ùهل يجوز لي العمل ÙÙŠ هذه المؤسسة ØŸ
Pertanyaan, “Aku berasal dari sebuah negeri yang lapangan pekerjaan di sana sangat terbatas. Aku bekerja sebagai tentara. Karena aku hanya tamatan SMU maka aku tidak mungkin mendapatkan pekerjaan yang lain. Akan tetapi ada hal yang mengganjal di hati yaitu masalah penghormatan ala militer. Ini adalah sebuah kewajiban dalam dunia militer. Atas pertimbangan adanya hal tersebut apakah aku boleh bekerja di sana?
ولكن عند ضرب التØÙŠØ© لا أضربها بقصد التعظيم , بل أقوم بها كنوع من التورية , هل يجوز ذلك ØŸ أرجو الرد على سؤالي Ø¨ØªÙØµÙŠÙ„ تام لأنني سأتوظ٠بعد شهرين .
Akan tetapi ketika acara ‘penghormatan’, aku tidak memberikan penghormatan dalam rangka memberikan pengagungan namun aku hanya pura-pura saja. Apakah solusi yang kulakukan itu boleh dilakukan? Aku berharap jawaban pertanyaanku adalah jawaban yang rinci dan lengkap karena karena dua bulan lagi aku akan resmi bekerja sebagai tentara.
الجواب :
الØÙ…د لله
التØÙŠØ© العسكرية التي تكون بين الجنود بعضهم البعض ØŒ وتكون بالإشارة باليد ØŒ هي تØÙŠØ© منهي عنها شرعاً ØŒ وإنما تØÙŠØ© المسلمين تكون بقول : السلام عليكم .
Jawaban, “Penghormatan ala militer yang dilakukan terhadap sesama tentara dengan menggunakan isyarat tangan adalah cara memberi penghormatan yang terlarang dalam syariat. Cara memberi penghormatan di antara sesama kaum muslimin adalah dengan ucapan “assalamu’alaikum”
روى الترمذي (695) عَنْ عَمْرÙÙˆ Ø¨Ù’Ù†Ù Ø´ÙØ¹ÙŽÙŠÙ’ب٠عَنْ أَبÙيه٠عَنْ جَدّÙه٠أَنَّ رَسÙولَ اللَّه٠صَلَّى اللَّه٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ قَالَ : ( لَيْسَ Ù…Ùنَّا مَنْ تَشَبَّهَ Ø¨ÙØºÙŽÙŠÙ’رÙنَا ØŒ لَا تَشَبَّهÙوا Ø¨ÙØ§Ù„ْيَهÙود٠وَلَا Ø¨ÙØ§Ù„نَّصَارَى ÙÙŽØ¥Ùنَّ تَسْلÙيمَ الْيَهÙÙˆØ¯Ù Ø§Ù„Ù’Ø¥ÙØ´ÙŽØ§Ø±ÙŽØ©Ù Ø¨ÙØ§Ù„Ù’Ø£ÙŽØµÙŽØ§Ø¨ÙØ¹Ù ØŒ وَتَسْلÙيمَ النَّصَارَى Ø§Ù„Ù’Ø¥ÙØ´ÙŽØ§Ø±ÙŽØ©Ù Ø¨ÙØ§Ù„ْأَكÙÙÙ‘ ) ÙˆØØ³Ù†Ù‡ الألباني ÙÙŠ صØÙŠØ الترمذي .
Diriwayatkan oleh Tirmidzi no 695 dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukanlah bagian dari kaum muslimin orang-orang yang menyerupai orang-orang kafir. Janganlah kalian menyerupai orang-orang Yahudi ataupun Nasrani. Sesungguhnya penghormatan ala Yahudi adalah isyarat dengan jari jemari sedangkan penghormatan ala Nasrani adalah isyarat dengan telapak tanganâ€. Hadits ini dinilai hasan oleh al Albani dalam Sahih Sunan Tirmidzi.
وعن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ( لا تسلموا تسليم اليهود ØŒ ÙØ¥Ù† تسليمهم بالرؤوس والأك٠والإشارة ) رواه النسائي “ÙÙŠ عمل اليوم والليلة” (340) وأبو يعلى والطبراني ÙÙŠ “الأوسط” وقال Ø§Ù„ØØ§Ùظ ÙÙŠ “Ø§Ù„ÙØªØ” (11/12) : إسناده جيد ØŒ ÙˆØØ³Ù†Ù‡ الألباني ÙÙŠ “السلسلة الصØÙŠØØ©” (1783) .
Dari Jabir bin Abdillah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Janganlah kalian memberikan penghormatan ala Yahudi. Sesungguhnya penghormatan ala Yahudi adalah dengan isyarat dengan kepala dan telapak tangan†(HR Nasai dalam ‘Amal al Yaum wa al Lailah no 340. Abu Ya’la dan Thabrani dalam al Ausath. Dalam Fathul Bari 11/12 al Hafiz Ibnu Hajar mengatakan bahwa sanadnya adalah berkualitas jayyid. Hadits di atas juga dinilai hasan oleh al Albani dalam Silsilah Shahihah no 1783).
وأما تØÙŠØ© العلم Ùهي بدعة Ù…ØØ¯Ø«Ø© ØŒ لا يجوز المشاركة Ùيها ØŒ ÙÙŠ الجيش أو المدرسة أو غيرها كما بين أهل العلم .
Sedangkan memberikan penghormatan kepada bendera adalah amalan yang mengada-ada alias bid’ah. Oleh karenanya, tidak boleh melakukannya baik di lingkungan tentara, di sekolah atau lainnya sebagaimana penjelasan para ulama.
وقد سئل علماء اللجنة الدائمة Ù„Ù„Ø¥ÙØªØ§Ø¡ : هل يجوز الوقو٠تعظيما لأي سلام وطني أو علم وطني ØŸ
Para ulama yang duduk di Lajnah Daimah mendapatkan pertanyaan sebagai berikut, “Apakah diperbolehkan berdiri dalam rangka mengagungkan lagu kebangsaan atau mengagungkan bendera nasional?â€
ÙØ£Ø¬Ø§Ø¨ÙˆØ§ :
” لا يجوز للمسلم القيام إعظاماً لأي علم وطني أو سلام وطني ØŒ
Jawaban para ulama yang duduk di Lajnah Daimah, “Tidak diperbolehkan bagi seorang muslim untuk berdiri dalam rangka mengagungkan bendera nasional ataupun lagu kebangsaan karena beberapa alasan:
بل هو من البدع المنكرة التي لم تكن ÙÙŠ عهد رسول الله صلى الله عليه وسلم ØŒ ولا ÙÙŠ عهد Ø®Ù„ÙØ§Ø¦Ù‡ الراشدين رضي الله عنهم ØŒ وهي مناÙية لكمال التوØÙŠØ¯ الواجب وإخلاص التعظيم لله ÙˆØØ¯Ù‡ ØŒ وذريعة إلى الشرك ØŒ ÙˆÙيها مشابهة Ù„Ù„ÙƒÙØ§Ø± وتقليد لهم ÙÙŠ عاداتهم Ø§Ù„Ù‚Ø¨ÙŠØØ© ومجاراة لهم ÙÙŠ غلوهم ÙÙŠ رؤسائهم ومراسيمهم ØŒ وقد نهى النبي صلى الله عليه وسلم عن مشابهتهم أو التشبه بهم .
وبالله التوÙيق . وصلى الله على نبينا Ù…ØÙ…د ØŒ وآله ÙˆØµØØ¨Ù‡ وسلم ” انتهى .
a. Itu adalah bid’ah yang munkar, tidak ada di zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pula di masa para khulafaur rasyidin.
b. Perbuatan tersebut bertolak belakang dengan kesempurnaan tauhid yang hukumnya wajib yaitu memurnikan pengagungan hanya kepada Allah semata.
c. Perbuatan tersebut adalah sarana menuju kemusyrikan.
d. Dalam perbuatan tersebut terdapat unsur menyerupai orang kafir dan mengekor mereka dalam tradisi mereka yang buruk serta sejalan dengan mereka dalam sikap over mereka terhadap pemimpin dan simbol-simbol mereka padahal Nabi melarang menyerupai orang kafir baik dengan sengaja ataupun tanpa sengajaâ€.
“ÙØªØ§ÙˆÙ‰ اللجنة الدائمة” (1/235) .
الشيخ عبد العزيز بن عبد الله بن باز … الشيخ عبد الرزاق عÙÙŠÙÙŠ … الشيخ عبد الله بن غديان … الشيخ عبد الله بن قعود .
Fatwa di atas terdapat dalam buku Fatawa Lajnah Daimah jilid 1 hal 235. Fatwa di atas ditandatangani oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Syaikh Abdurrazaq Afifi, Syaikh Abdullah bin Ghadayan dan Syaikh Abdullah bin Qaud.
وسئلوا أيضاً (1/236) : ما ØÙƒÙ… تØÙŠØ© العلم ÙÙŠ الجيش وتعظيم الضباط ÙˆØÙ„Ù‚ اللØÙŠØ© Ùيه ØŸ
Di halaman yang lain dari buku Fatawa Lajnah Daimah tepatnya pada jilid 1 hal 236 para ulama yang duduk di Lajnah Daimah mendapatkan pertanyaan sebagai berikut, “Apa hukum hormat bendera ala militer, menghormati komandan dan mencukur habis jenggot yang dilakukan oleh para tentara?â€
ÙØ£Ø¬Ø§Ø¨ÙˆØ§ :
” لا تجوز تØÙŠØ© العلم ØŒ بل هي بدعة Ù…ØØ¯Ø«Ø© ØŒ وقد قال النبي صلى الله عليه وسلم: ( من Ø£ØØ¯Ø« ÙÙŠ أمرنا هذا ما ليس منه Ùهو رد ) رواه البخاري ومسلم
Jawaban Lajnah Daimah, “Tidak diperbolehkan melakukan penghormatan terhadap bendera karena hormat bendera adalah perkara yang mengada-ada alias bid’ah padahal Nabi mengatakan, “Siapa saja yang mengada-ada dalam syariat kami sesuatu yang bukan bagian dari syariat maka amalan baru tersebut tertolak†(HR Bukhari dan Muslim).
وأما تعظيم الضباط Ø¨Ø§ØØªØ±Ø§Ù…هم وإنزالهم منازلهم ÙØ¬Ø§Ø¦Ø² ØŒ أما الغلو ÙÙŠ ذلك Ùممنوع ØŒ سواء كانوا ضباطاً أم غير ضباط .
وبالله التوÙيق . وصلى الله على نبينا Ù…ØÙ…د ØŒ وآله ÙˆØµØØ¨Ù‡ وسلم ” انتهى .
Sedangkan menghormati komandan dengan cara penghormatan yang lazim terhadap seorang atasan dan memposisikan mereka pada posisi mereka sebagaimana mestinya adalah suatu hal yang diperbolehkan. Adapun over dalam menghormati manusia adalah terlarang baik dia komandan atau bukan komandanâ€.
الشيخ عبد العزيز بن عبد الله بن باز … الشيخ عبد الرزاق عÙÙŠÙÙŠ … الشيخ عبد الله بن غديان … الشيخ عبد الله بن قعود .
Fatwa ini ditandatangani oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Syaikh Abdurrazaq Afifi, Syaikh Abdullah bin Ghudayyan dan Syaikh Abdullah bin Qaud.
وسئلوا أيضاً (1/236) : Ø£Ùيدوني عن ØÙƒÙ… من يعمل بالجيش المصري وهذا مصدر رزقه ÙˆØªÙØ±Ø¶ عليه نظم الجيش وقوانينه أن يعظم بعضنا بعضا كما ØªÙØ¹Ù„Ù‡ الأعاجم ØŒ وأن نلقي التØÙŠØ© بكيÙية ليست بالتي أمرنا بها الله ورسوله ØŒ وأن نعظم علم الدولة ونØÙƒÙ… ÙˆÙ†ØØªÙƒÙ… Ùيمنا بيننا بشريعة غير شريعة الله – قوانين عسكرية – .
Lajnah Daimah juga ditanya, “Berilah pencerahan kepada kami tentang hukum orang yang bekerja sebagai tentara di negara Mesir. Pekerjaan ini adalah sumber rezekinya. Sistem dan undang-undang kemiliteran mengharuskan orang tersebut untuk memberikan penghormatan kepada sesama tentara sebagaimana cara yang biasa dilakukan oleh orang-orang kafir sehingga kami memberikan penghormatan tidak sebagaimana tata cara yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Demikian pula, kami harus memberikan penghormatan kepada bendera nasional. Kami juga hanya boleh mengadukan permasalahan dan memutuskan permasalahan yang terjadi di antara kami tidak dengan syariat Allah namun dengan undang-undang kemiliteranâ€.
ÙØ£Ø¬Ø§Ø¨ÙˆØ§ :
” لا يجوز تØÙŠØ© العلم ØŒ ويجب الØÙƒÙ… بشريعة الإسلام ÙˆØ§Ù„ØªØØ§ÙƒÙ… إليها ØŒ ولا يجوز للمسلم أن ÙŠØÙŠÙŠ Ø§Ù„Ø²Ø¹Ù…Ø§Ø¡ أو الرؤساء تØÙŠØ© الأعاجم ØŒ لما ورد من النهي عن التشبه بهم ØŒ ولما ÙÙŠ ذلك من الغلو ÙÙŠ تعظيمهم .
وبالله التوÙيق . وصلى الله على نبينا Ù…ØÙ…د ØŒ وآله ÙˆØµØØ¨Ù‡ وسلم ” انتهى .
Jawaban Lajnah Daimah, “Tidak diperbolehkan menghormati bendera. Wajib hukumnya mengadukan permasalahan dan memutuskan permasalahan berdasarkan syariat Islam. Tidak boleh bagi seorang muslim untuk memberikan penghormatan kepada pemimpin dengan penghormatan ala orang kafir karena dua alasan: (a) terdapat larangan menyerupai orang kafir (b) penghormatan dengan cara tersebut termasuk sikap berlebihan dalam menghormatan pemimpinâ€.
الشيخ عبد العزيز بن عبد الله بن باز … الشيخ عبد الرزاق عÙÙŠÙÙŠ … الشيخ عبد الله بن غديان … الشيخ عبد الله بن قعود .
Fatwa ini ditandatangani oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz, Syaikh Abdurrazaq Afifi, Syaikh Abdullah bin Ghudayyan dan Syaikh Abdullah bin Qaud.
وسئل الشيخ ابن جبرين ØÙظه الله : ما ØÙƒÙ… وضع اليد على الرأس تØÙŠØ© للعلم كما ÙŠÙØ¹Ù„ ÙÙŠ المدارس ØŸ
Syaikh Ibnu Jibrin pernah ditanya, “Apa hukum meletakkan telapak tangan di kepala dalam rangka menghormati bendera sebagaimana yang dilakukan di berbagai sekolah?â€
ÙØ£Ø¬Ø§Ø¨ :
” نرى أن ذلك بدعة ØŒ وأن تØÙŠØ© المسلمين هي السلام ØŒ ÙØ§Ù„إشارة باليد تØÙŠØ© النصارى ØŒ كما ورد ØŒ ÙØ§Ù„إشارة باليد ØŒ أو الإشارة بالرأس ØŒ سلام أو تØÙŠØ© اليهود أو النصارى .
Jawaban beliau, “Kami menilai perbuatan tersebut adalah bid’ah karena penghormatan yang dimiliki oleh kaum muslimin adalah ucapan salam. Isyarat dengan tangan adalah cara memberi penghormatan ala Nasrani sebagaimana yang terdapat dalam hadits. Isyarat dengan menggunakan telapak tangan atau anggukan kepala adalah penghormatan ala Nasrani.
أما تØÙŠØ© المسلم Ùهي أن يقول : السلام عليكم .. وإن كان المسلم بعيدًا عنك ÙØ¥Ù† لك أن تشير برأسك مع ØªÙ„ÙØ¸Ùƒ بالسلام ØŒ تقول : السلام عليكم ØŒ ÙˆØªØØ±Ùƒ رأسك ØŒ أو يدك علامة على أنك ÙØ·Ù†Øª له ØŒ وسلمت عليه ØŒ ÙØªØ¬Ù…ع بين الأمرين ØŒ السلام الذي هو سنة المسلمين ØŒ والإشارة : التي هي علامة على أنك ÙØ·Ù†Øª وسلمت .
Penghormatan yang diberikan oleh seorang muslim adalah ucapan assalamu’aikum, dst. Jika orang yang hendak kita beri ucapan salam posisinya jauh dari anda maka anda bisa berisyarat dengan kepala sambil mengucapkan salam. Anda ucapkan assalamu’alaikum sambil anda anggukan kepala atau anda gerakkan tangan anda sebagai tanda bahwa anda mengetahui keberadaannya dan mengucapkan salam kepadanya. Artinya anda melakukan dua hal yaitu ucapan salam yang merupakan sunah kaum muslimin dan isyarat yang merupakan tanda bahwa anda mengetahui keberadaannya dan mengucapkan salam kepadanya.
ولا تكون الإشارة هي السلام Ùقط Ø›
Tidak boleh memberikan penghormatan kepada sesama muslim hanya dengan isyarat.
ÙØ§Ù„تØÙŠØ© للعلم إذا كان العلم هو Ø£ØØ¯ الأعلام التي تنشر كاللواء ØŒ أو Ù†ØÙˆÙ‡ – Ùهذا لا يجوز Ø› وذلك لأنه جماد ØŒ والتØÙŠØ© Ùيها شيء من التعظيم ØŒ والتعظيم لا يجوز للمخلوق ØŒ Ùما بالك بالجماد الذي لا ÙŠÙ†ÙØ¹ ولا يسمع ØŸ!
Jika yang dimaksud dari hormat bendera adalah sebuah bendera yang sedang berkibar maka penghormatan semacam ini adalah perbuatan yang tidak diperbolehkan karena bendera adalah benda mati dan dalam penghormatan terdapat unsur mengagungkan. Sedangkan pengagungan tidaklah diperbolehkan untuk makhluk hidup lalu bagaimana lagi dengan benda mati yang tidak bisa memberi manfaat, tidak pula bisa mendengar?
وإذا كان هذا تعبيرًا عن التعظيم لهذا الجماد كان ذلك من الشرك .
Jika cara penghormatan tersebut adalah ekspresi dari pengagungan terhadap benda mati maka hal itu termasuk kemusyrikan.
وإن أراد بالعلم الشخص الذي ÙŠØÙ…له ØŒ أو العامل ونØÙˆÙ‡ .. ÙØªÙƒÙˆÙ† التØÙŠØ© بالسلام لا بغيره ” انتهى من “ÙØªØ§ÙˆÙ‰ الشيخ ابن جبرين” .
Jika yang dimaksud dengan hormat bendera adalah menghormati orang yang membawa bendera atau semisalnya maka cara penghormatan yang benar adalah dengan ucapan salam bukan dengan yang lainnyaâ€. Sekian dari buku Fatawa Syaikh Ibnu Jibrin.
وسئل الشيخ ØµØ§Ù„Ø Ø§Ù„Ùوزان ØÙظه الله : أنا مدير مدرسة ØŒ وقد أتاني تعميم من إدارة التعليم بوجوب إلقاء تØÙŠØ© العلم والوقو٠له وإلقاء النشيد الوطني للطلاب ØŒ Ùما ØÙƒÙ… هذا Ø§Ù„ÙØ¹Ù„ ØŸ وهل لي أن أطيع ØŸ
Syaikh Shalih al Fauzan pernah mendapatkan pertanyaan sebagai berikut, “Saya adalah seorang kepala sekolah. Saya mendapatkan instruksi dari dinas pendidikan yang isinya mewajibkan sekolah untuk mengadakan acara yang berisi pemberian penghormatan terhadap bendera, berdiri untuk menghormati bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan yang dinyanyikan oleh para siswa. Apa hukum kegiatan semacam ini? Apakah saya diperbolehkan untuk mentaati instruksi di atas?â€
ÙØ£Ø¬Ø§Ø¨ :
” هذه معصية بلا شك ØŒ والنبي صلى الله عليه وسلم يقول : ( لا طاعة لمخلوق ÙÙŠ معصية الخالق ) ÙØ¥Ø°Ø§ أمكنكم تتخلص منها ولا ØªØØ¶Ø±Ù‡Ø§ ÙØ§Ùعل ” انتهى من “موقع الشيخ على الإنترنت” .
http://www.alfawzan.ws/AlFawzan/FatawaSearch/tabid/70/Default.aspx?PageID=6564
Jawaban beliau, “Tidaklah diragukan bahwa ini adalah perbuatan maksiat sedangkan Nabi mengatakan, ‘Tidak ada ketaatan kepada makhluk jika untuk durhaka kepada sang pencipta’ (HR Ahmad). Jika anda memungkinkan untuk menghindari acara tersebut dan tidak ikut menghadirinya maka lakukanlahâ€. Fatwa ini terdapat di situs resmi Syaikh Shalih al Fauzan sebagaimana pada link di atas.
وقال الشيخ ØµØ§Ù„Ø Ø§Ù„Ùوزان أيضا ÙÙŠ الرد على Ø£ØØ¯ الكتّاب : ” وأما تØÙŠØ© العلم ØŒ ÙØ§Ù„تØÙŠØ© تأتي بمعنى التعظيم ØŒ ولا تكون تØÙŠØ© التعظيم إلا لله ØŒ كما نقول ÙÙŠ تشهدنا ÙÙŠ الصلوات : ( التØÙŠØ§Øª لله ) أي : جميع التعظيمات لله Ø³Ø¨ØØ§Ù†Ù‡ ملكاً واستØÙ‚اقاً ØŒ Ùهي تØÙŠØ© تعظيم وليست تØÙŠØ© سلام ØŒ ÙØ§Ù„له ÙŠÙØÙŠÙ‘ÙŽØ§ ولا يسلم عليه ØŒ
Ketika memberikan bantahan kepada seorang penulis, Syaikh Shalih al Fauzan mengatakan, “Tentang hormat bendera maka memberikan tahiyyat atau penghormatan itu memiliki beberapa makna.
(a). Tahiyyah dengan makna pengagungan. Tahiyyat dengan makna pengagungan tidak boleh diberikan kepada selain Allah sebagaimana yang kita ucapkan dalam bacaan tasyahud, ‘Segala tahiyyat itu hanya milik Allah’. Artinya segala bentuk pengagungan hanyalah milik dan hak Allah. Tahiyyat dalam hal ini bermakna pengagungan bukan ucapan salam. Allah itu diagungkan dan tidak diberi ucapan salam.
وتأتي التØÙŠØ© بمعنى السلام الذي ليس Ùيه تعظيم ØŒ وهذه مشروعة بين المسلمين ØŒ
(b). Tahiyyah dengan makna ucapan salam yang tidak ada di dalamnya unsur pengagungan. Tahiyyat jenis ini disyariatkan di antara sesama muslim.
قال تعالى : ( ÙَسَلّÙÙ…Ùوا عَلَى Ø£ÙŽÙ†ÙÙØ³ÙÙƒÙمْ تَØÙيَّةً مّÙنْ عÙÙ†Ø¯Ù Ø§Ù„Ù„Ù‘ÙŽÙ‡Ù Ù…ÙØ¨ÙŽØ§Ø±ÙŽÙƒÙŽØ©Ù‹ Ø·ÙŽÙŠÙ‘ÙØ¨ÙŽØ©Ù‹ ) النور/61 .
Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Hendaklah kamu memberi salam kepada (penghuninya yang berarti memberi salam) kepada dirimu sendiri, salam yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberi berkat lagi baik†(QS an Nur:61).
وقال تعالى : ( ÙˆÙŽØ¥ÙØ°ÙŽØ§ ØÙيّÙيْتÙÙ… Ø¨ÙØªÙŽØÙيَّة٠ÙÙŽØÙŽÙŠÙ‘Ùواْ Ø¨ÙØ£ÙŽØÙ’Ø³ÙŽÙ†ÙŽ Ù…Ùنْهَا أَوْ Ø±ÙØ¯Ù‘Ùوهَا ) النساء /86
Allah juga berfirman yang artinya, “Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa)†(QS an Nisa:86).
وقال تعالى عن أهل الجنة : ( تَØÙيَّتÙÙ‡Ùمْ ÙÙيهَا سَلاَمٌ ) ØŒ
Allah berfirman tentang penghuni surga yang artinya, “Penghormatan untuk mereka di dalam surga adalah ucapan salamâ€.
وقال تعالى : ( تَØÙيَّتÙÙ‡Ùمْ يَوْمَ يَلْقَوْنَه٠سَلَامٌ ) .
Allah juga berfirman yang artinya, “Penghormatan bagi mereka pada hari mereka berjumpa dengannya adalah ucapan salamâ€.
وقال النبي صلى الله عليه وسلم : ( ألا أدلكم على شيء إذا ÙØ¹Ù„تموه ØªØØ§Ø¨Ø¨ØªÙ…ØŒ Ø£ÙØ´ÙˆØ§ السلام بينكم ).
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Maukah kutunjukkan kepada kalian suatu amalan yang jika kalian kerjakan maka kalian akan saling mencintai. Amalan tersebut adalah sebarkanlah ucapan salam di antara kalianâ€.
ÙØ§Ù„سلام إنما يكون بين المسلمين ØŒ ولا يكون السلام على الجمادات والخرق ونØÙˆÙ‡Ø§ ØŒ لأنه دعاء بالسلامة من Ø§Ù„Ø¢ÙØ§Øª ØŒ أو هو اسم من أسماء الله يدعو به المسلم لأخيه المسلم عليه ليناله من خيراته وبركاته .
Ucapan salam hanya diberikan kepada sesama kaum muslimin. Ucapan salam tidaklah diberikan kepada benda mati, lembaran kain atau semisalnya karena makna ucapan salam adalah doa agar terhindar dari mara bahaya atau salam merupakan salah satu nama Allah. Dengan ucapan salam tersebut seorang muslim mendoakan saudaranya agar mendapatkan kebaikan dan keberkahan.
والمراد بتØÙŠØ© العلم الآن الوقو٠إجلالاً وتعظيماً له ØŒ وهذا هو الذي Ø£ÙØªØª اللجنة الدائمة Ø¨ØªØØ±ÙŠÙ…Ù‡ لأنه وقو٠تعظيم .
Yang dimaksud dengan hormat bendera pada saat ini adalah berdiri dalam rangka memuliakan dan mengagungkan bendera. Inilah yang difatwakan oleh Lajnah Daimah sebagai perbuatan yang haram karena ‘berdiri’ di sini dilakukan dalam rangka pengagungan.
ÙØ¥Ù† قيل : إن ÙÙŠ تØÙŠØ© العلم Ø§ØØªØ±Ø§Ù…اً لشعار الØÙƒÙˆÙ…Ø© .
Jika anda yang mengatakan bahwa dengan menghormati bendera berarti kita menghormati simbol negara.
Ùنقول : Ù†ØÙ† Ù†ØØªØ±Ù… الØÙƒÙˆÙ…Ø© بما شرعه الله من السمع والطاعة بالمعرو٠والدعاء لهم بالتوÙيق ØŒ
Jawaban kami adalah kita menghormati negara dengan cara yang diajarkan oleh Allah yaitu dengan mendengar dan taat dengan aturan negara yang tidak bernilai maksiat serta mendoakan para aparatur negara agar selalu mendapatkan bimbingan dari Allah.
واللجنة ØÙŠÙ†Ù…ا تبين هذا للمسلمين إنما تبين ØÙƒÙ…اً شرعياً يجب علينا جميعاً ØÙƒÙˆÙ…Ø© وشعباً امتثاله ØŒ ÙˆØÙƒÙˆÙ…تنا – ØÙظها الله وبارك Ùيها – هي أول من يمتثل ذلك . هذا ما أردت بيانه خروجاً من إثم الكتمان ” انتهى من جريدة الجزيرة عدد 11989 يوم الثلاثاء 20/6/1426هـ ØŒ ونشر بموقع” شبكة نور الإسلام”.
http://www.islamlight.net/index.php?option=content&task=view&id=1722
Ketika Lajnah Daimah menjelaskan hukum hal ini kepada kaum muslimin, Lajnah Daimah hanya bermaksud menjelaskan hukum syariat yang kita semua baik pemerintah atau rakyat berkewajiban untuk mentaatinya (bukan untuk membangkan terhadap pemerintah, pent). Pemerintah kita (baca: Arab Saudi) adalah pihak yang pertama kali mentaati fatwa Lajnah Daimah di atas. Inilah yang ingin aku jelaskan supaya aku tidak terjerumus dalam dosa menyembunyikan ilmuâ€. Demikianlah penjelasan Syaikh Shalih al Fauzan yang terdapat di koran al Jazirah edisi 11989 yang beredar pada hari Selasa 20 Jumadil Tsani 1426 H dan dipublis di internet sebagaimana link di atas.
وعليه Ø› ÙØ¥Ø°Ø§ أردت العمل ÙÙŠ الجيش ÙØªØ¬Ù†Ø¨ القيام بهذه التØÙŠØ© .
Berdasarkan uraian panjang lebar di atas maka jika anda ingin bekerja sebagai tentara maka jauhilah cara penghormatan yang telah dibahas di atasâ€.
Sumber:
Penjelasan Syaikh Muhammad Shalih al Munajjid di link berikut ini
http://islamqa.com/ar/ref/130805/%D8%A7%D9%84%D8%B9%D9%84%D9%85
Artikel www.ustadzaris.com



