السؤال 121: ما هو حكم تشغيل المسجل في غرفة لطرد الجن وفك السحر ولا يستمع إليه أحد؟
Pertanyaan, “Apa hukum membunyikan kaset bacaan al Quran di suatu kamar untuk mengusir jin, menghilangkan sihir tanpa ada siapa pun yang mendengarkannya?”
الجواب: السحر حق، والعين بنص الوحيين،
Jawaban Syaikh Masyhur Hasan al Salman:
Sihir dan ain itu memang ada berdasarkan dalil al Quran dan hadits.
فقد قال تعالى: {ومن شر النفاثات في العقد}،
Yang artinya, “Dan dari kejahatan tukang sihir yang meniup niup ikatan” [QS al Falaq:4].
وقال: {وإن يكاد الذين كفروا ليزلقونك بأبصارهم لما سمعوا الذكر}
Allah berfirman yang artinya, “Hampir saja orang orang kafir itu menggelincirkanmu dengan pandangannya [baca: ain] tatkala mereka mendengar al Quran”[QS al Qalam:51].
وقال صلى الله عليه وسلم: {العين حق}،
Nabi bersabda, “Ain itu benar adanya”
ولكن ما العلاج؟ فاللجوء إلى المشعوذين كفر بالله رب العالمين،
Akan tetapi terapi apa yang harus dilakukan? Memanfaatkan jasa dukun adalah kekafiran.
فقد صح عن رسول الله صلى الله عليه وسلم {من أتى عرافاً فصدقه بما قال، فقد كفر بما أنزل على محمد، }.
Nabi bersabda, “Siapa saja yang mendatangi dukun lalu percaya dengan perkataannya maka sungguh dia telah kafir kepada wahyu yang turun kepada Muhammad” [HR Ahmad].
وإن لم يصدقه لا ترفع له صلاة أربعين يوماً
Jika orang yang datang ke dukun itu tidak percaya dengan ucapan dukun maka shalatnya selama empat puluh hari itu tidak diterima.
والرقية والعلاج تكون من إنسان، ولا تكون من الجمادات والذوات،
Ruqyah dan terapi itu harus dilakukan oleh manusia, bukan dari benda mati.
وقال الله في كتابه: {وننزل من القرآن ما هو شفاء ورحمة للمؤمنين ولا يزيد الظالمين إلا خساراً}
Allah berfirman yang artinya, “Dan Kami turunkan al Quran yang menjadi obat dan rahmat bagi orang orang yang beriman namun hanya menjadi tambahan kerugian bagi orang orang yang zalim”[al Isra:82].
وقال بعض السلف: (ما جلس أحد مع القرآن وقام سالماً فإما له وإما عليه) وتلا هذه الآية.
Ada seorang ulama salaf yang mengatakan, “Tidak ada satu pun orang yang duduk bersama al Quran lalu berdiri dalam keadaan bebas tanpa masalah. Namun ada dua kemungkinan, boleh jadi al Quran itu bermanfaat baginya atau menjadi bencana baginya”. Setelah itu beliau menyitir ayat di atas.
وحتى تنفع الرقية ويقع بها الشفاء بإذن الله لا بد من اليقين والتسليم والإذعان إلى أن القرآن شفاء، لذا قال تعالى: {ما هو شفاء ورحمة للمؤمنين}، فمن كان شاكاً لا ينتفع.
Supaya ruqyah itu bermanfaat dan menjadi sebab kesembuhan dengan izin Allah harus ada yakin, pasrah dan tunduk bahwa al Quran itu sebab kesembuhan. Oleh karena itu Allah berfirman, “Al Quran adalah obat dan rahmat bagi orang orang yang beriman” [QS al Isra:82].
Siapa yang ragu ragu maka dia tidak akan mendapat manfaat.
ولا بد للراقي أن يرقي بالشروط الشرعية، فيرقي بالآيات والأحاديث، وكما قال ابن القيم: (القرآن سلاح، قوته بقوة راميه) لذا بعض الناس يقرأ ولا ينتفع المريض، فكلما ازداد الإنسان تقوى وهدى وعلماً وخوفاً من الله فالمرجو أن يقع النفع، والأمر من قبل ومن بعد بيد الله عز وجل.
Orang yang meruqyah itu harus meruqyah dengan ruqyah yang dituntunkan oleh syariat yaitu meruqyah dengan ayat al Quran atau doa yang ada dalam hadits sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qoyyim, “al Quran itu senjata namun dia menjadi senjata hebat di tangan orang yang memegangnya”. Oleh karena itu ada orang yang meruqyah namun si sakit tidak mendapatkan manfaat apa pun. Jika orang yang meruqyah itu orang yang makin bagus kualitas takwa, hidayah, ilmu dan rasa takut kepada Allah maka harapan bermanfaatnya ruqyah semakin besar. Namun keputusan mutlak itu ada di tangan Allah.
فلا يجوز أن نظن أن القرآن رقية للبيت، فالسحر يقع على الإنسان والمسحور يقرأ عليه، أما أن نقرأ على الحيطان والجدران، فهذه ليست رقية شرعية، ولم تؤثر عن أحد.
Tidak boleh beranggapan bahwa al Quran itu ruqyah itu bangunan rumah karena pengaruh sihir itu ada pada orang. Nah orang yang terkena pengaruh sihir itulah yang diruqyah. Sedangkan meruqyah tembok maka ini bukanlah ruqyah yang sesuai dengan syariat dan tidak memberi pengaruh kepada siapa pun.
لكن البيت الذي فيه سحر يقرأ فيه، ويقرأ الإنسان فقد ثبت عن النبي صلى الله عليه وسلم أن الشيطان لا يدخل البيت الذي فيه سورة البقرة ثلاثة أيام بلياليها.
Akan tetapi rumah yang ada di dalamnya sihir kita bacakan bacaan ruqyah di dalamnya namun yang meruqyah harus orang, bukan kaset. Nabi bersabda bahwa setan itu tidak akan masuk ke dalam rumah yang dibacakan surat al Baqarah di dalamnya selama tiga hari tiga malam.
ويجب أن نعتني في بيوتنا ونقرأ بأنفسنا فيها ولسنا بحاجة إلى آلات التسجيل، ولا سيما أننا أمرنا إذا قرئ القرآن أن نستمع إليه، أما أن نشغل المسجل ونخرج من البيت ونظن أن هذا البيت لا تدخله الشياطين، فهذا قول فيه توسع ليس بمرضي.
Kita wajib peduli dengan rumah kita sendiri. Kita bacakan sendiri surat al Baqarah di dalamnya. Kita tidak memerlukan kaset ruqyah. Lebih lebih kita diperintahkan untuk mendengarkan saat al Quran dibacakan. Sedangkan jika kita hanya nyetel kaset lantas kita pergi lalu kita beranggapan bahwa setan tidak masuk ke dalamnya maka ini adalah pendapat yang terlalu longgar yang tidak tepat.