Tegar Di Atas Sunnah
No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian
    • Kajian Kitab
    • Kajian Umum
  • Jadwal Kajian Rutin
  • Tanya Ustadz
  • About
SUBSCRIBE
  • Home
  • Kajian
    • Kajian Kitab
    • Kajian Umum
  • Jadwal Kajian Rutin
  • Tanya Ustadz
  • About
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Kisah

Pakar Hadits dan Rektor yang Enggan Menaiki Mobil Dinas

12 September 2009
Reading Time: 3 mins read
11
586
SHARES
3.3k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Beliau adalah seorang pakar hadits dan fiqh, seorang yang zuhud dengan dunia dan wara’, seorang ulama peniti jejak salaf shalih Abdul Muhsin bin Hamd al Abbad al Badr.
Beliau lahir di Zulfa pada bulan Ramadhan tahun 1353 H. Beliau belajar dan menyelesaikan jenjang sekolah dasar di Zulfa pada tahun 1371. Kemudian beliau berpindah ke kota Riyadh dan masuk di Ma’had Riyadh al Ilmi. Pada tahun ini pula Syeikh Ibnu Baz tiba di kota Riyadh dari daerah Kharaj dan ini adalah tahun pertama beliau belajar di ma’had ini. Setelah itu Syeikh Abdul Muhsin mengambil S1 di fakutas syariah Universitas Ibnu Suud di Riyadh. Di samping belajar di bangku kuliah beliau juga belajar di masjid bersama para ulama besar semisal Syeikh Muhammad bin Ibrahim, Ibnu Baz, Muhammad al Amin al Syinqithi, Abdurrahman al Ifriqi dan Abdurrazaq Afifi.
Beliau kemudian diangkat sebagai pengajar di al Ma’had al Ilmi di Buraidah pada tahun 1379 H kemudian sebagai pengajar di al Ma’had al Ilmi di kota Riyadh pada tahun 1380. Setelah itu diangkat sebagai dosen di Jami’ah Islamiah Madinah pada tahun berdirinya universitas ini yaitu tahun 1381 H. Beliaulah orang yang pertama kali menyampaikan kuliah di universitas ini.
Beliau belajar hadits dan mushtholah hadits kepada Syeikh Abdurrahman al Ifriqi di Riyadh pada tahun 1372. Komentar beliau tentang Syeikh Abdurrahman, “Beliau adalah seorang pengajar yang tulus, seorang yang benar-benar berilmu, sering memberi pengarahan dan bimbingan serta seorang yang bisa dijadikan teladan dalam kebaikan”. Beliau memiliki hubungan yang erat dengan Syeikh Ibnu Baz. Beliau pertama kali bertemu dengan Ibnu Baz pada tahun 1372 H.
Secara formal beliau belajar pada Ibnu Baz di tahun keempat di fakultas syariah Universitas Ibnu Suud. Beliau sering berhubungan dengan Syeikh Ibnu Baz di sela-sela pelajaran, di masjid dan datang ke rumah Ibnu Baz.
Beliau mulai memberikan kuliah di Jamiah Islamiah di Madinah pada tahun 1381. Beliau bersahabat dengan gurunya Ibnu Baz selama 15 tahun karena Syeikh Ibnu Baz di samping mengajar di Jamiah dan masjid Nabawi adalah anggota Majlis Jamiah Islamiah sejak didirikan hingga tahun 1393 H.
Syeikh Abdul Muhsin pernah diangkat sebagai pembantu rektor pada saat rektornya adalah Syeikh Ibnu Baz. Itu terjadi atas usulan Syeikh Ibnu Baz dan persetujuan Malik Faishal. Syeikh Abdul Muhsin mengatakan, “Aku datang ke rumah Syeikh Ibnu Baz sebelum pergi ke kampus. Aku duduk sebentar bersama beliau. Bersama beliau terdapat Syeikh Ibrahim Hushayyin. Syeikh Ibrahim membaca kitab tentang muamalah sejak shalat shubuh hingga matahari meninggi”.
Suatu ketika Syeikh Ibnu Baz berkata kepadaku, “Semalam aku bermimpi menuntun seekor anak onta sedangkan engkau menggiringnya”. Beliau kemudian mengatakan, “Aku tafsirkan mimpi tersebut dengan Universitas Islam Madinah”.
Syeikh Abdul Muhsin berkata, “Sungguh benar apa yang beliau katakan. Aku jadi pembantu rektor bersama beliau selama dua tahun. Setelah itu aku menjadi rektornya selama empat tahun”.
Beliau memiliki seorang anak yang shalih yaitu Syeikh Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin al Abbad al Badr. Beliau adalah seorang professor di Universitas Islam Madinah.
Ada seorang alumnus Universitas Islam Madinah menuturkan dua cerita yang menunjukkan sifat wara’ yang dimiliki oleh Syeikh Abdul Muhsin. Kisah ini mengingatkan kita dengan sifat wara para salaf.
Kata sopir yang bertugas antar jemput Syeikh Abdul Muhsin dari kampus ke rumah dan sebaliknya mengatakan bahwa Syeikh Abdul Muhsin tidaklah mau menghentikan mobil dinas universitas di tengah jalan dalam rangka membeli sesuatu untuk keperluan rumah. Subhanallah.
Masih kata sopir tadi, “Ketika masa jabatan beliau sebagai rektor Universitas Islam Madinah berakhir. Aku melihat Syeikh Abdul Muhsin berdiri menunggu sesuatu. Akupun lantas menghampirinya dengan menggunakan mobil untuk mengantar beliau ke rumah sebagaimana biasanya. Ternyata beliau enggan untuk naik. Beliau mengatakan, ‘Tidakkah engkau tahu bahwa masa jabatanku telah berakhir. Aku telah menyuruh seseorang agar memberi tahu kepada anakku agar menjemputku”.
Allahu Akbar. Demi Allah, inilah gambaran wara’ di masa salaf.

Tags: kisah ulamasyaikh abdul muhsin
Previous Post

Alasan Menolak Jenggot Karena Orang Kafir Berjenggot

Next Post

Nikahilah Wanita karena Agamanya

Related Posts

Ulama dan Waktu Pagi
Adab

Ulama dan Waktu Pagi

2 September 2014
Gara Gara Perang
Kisah

Gara Gara Perang

10 May 2013
Shalat Shubuh Shahabat Nabi
Kisah

Shalat Shubuh Shahabat Nabi

20 October 2018
Antara Dua Arbain
Kisah

Hanya di Masjid

15 May 2013
Menghukum Anak Dengan Sambal
Kisah

Wahabi Dicaci Lantas Dipuji

23 May 2013
Next Post

Nikahilah Wanita karena Agamanya

Indonesia Dikepung Bencana

Comments 11

  1. rin says:
    14 years ago

    masyaAllah..

  2. أبو محمد العصري says:
    14 years ago

    Wah hampir tiap hari posting terus, ustadz…

    Lanjutkan! Lebih sering lebih baik…

    بارك الله فيك

  3. tohirin says:
    14 years ago

    subhanallah…

  4. Muhammad Alfuraihani says:
    14 years ago

    MasyaAllah,
    Bimbinglh kmi y Allah agr mmp mnru prilaku bliau.
    ijin copy y ustadz!

  5. ustadzaris says:
    14 years ago

    Untuk Muhammad
    Silahkan.

  6. jurnal ahmad says:
    14 years ago

    subhallah..

  7. azzam says:
    13 years ago

    Allahuakbar
    Semoga ana tetap di jalaNya

  8. bayu says:
    13 years ago

    subhanalloh…
    sungguh beliau sangatlah takut menggunakan apa yang bukan haknya..

  9. ismail says:
    13 years ago

    subhanallaah

  10. Fahrul Aprianto Prayudi says:
    13 years ago

    Assalamu`alaikum
    Sungguh besar dan indahnya akhlaq para ulama. Semoga kita semua bisa mngikuti akhlaq beliau.

  11. wadiyo says:
    12 years ago

    Semoga menjadi teladan kita bersama,termasuk bapak-bapak pejabat yang muslim agar bisa meneladaninya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Recommended Stories

Manfaat Bagi Mayit, Kiriman Pahala Baca al-Quran

Manfaat Bagi Mayit, Kiriman Pahala Baca al-Quran

19 December 2015
Tidak Jadi Safar Karena Ramalan Cuaca

Tidak Jadi Safar Karena Ramalan Cuaca

13 February 2015
nama setan asyhab

Asyhab, Nama Setan

15 January 2015

Popular Stories

  • acara 17 agustus

    Hukum Acara Agustusan

    1667 shares
    Share 667 Tweet 417
  • Ucapan "Alhamdulillah ‘ala Kulli Hal"

    1465 shares
    Share 586 Tweet 366
  • Bulu Wajah

    1439 shares
    Share 576 Tweet 360
  • Apakah Halaman Masjid Termasuk Masjid?

    1421 shares
    Share 568 Tweet 355
  • Fikih Ciuman …

    1276 shares
    Share 510 Tweet 319
Tegar Di Atas Sunnah

Official website ustadz DR. Aris Munandar, MPi.

Bantu dakwah kami berkembang dengan cara share dengan mencantumkan sumber link. Jazakumullah khairan

Recent Posts

  • Selamat Idul Fitri 1444 H / 2023 M
  • Pernikahan Sebagai Tanda Kekuasaan Allah
  • 60 Amalan Shalih yang Bisa Dilakukan di Bulan Ramadhan

Categories

  • Adab
  • Aqidah
  • Bimbingan Islam
  • Fiqih
  • Info
  • Kajian Audio
  • Keluarga
  • Kisah
  • Konsultasi
  • Manhaj
  • Mu'amalah
  • Nasehat
  • Puasa
  • Ramadhan
Currently Playing

© 2022 Ustadzaris.com - Developed By TIM IT Cyber Dakwah.

No Result
View All Result
  • Home
  • Tanya Ustadz
  • About

© 2022 Ustadzaris.com - Developed By TIM IT Cyber Dakwah.