Di daerah Pogung Jogjakarta terdapat sebuah masjid bawah tanah dan atasnya adalah rumah hunian milik pribadi yang sering kali dijadikan sebagai tempat pengajian. Bolehkan bangunan masjid dengan posisi semacam ini? Apakah aturan-aturan terkait masjid berlaku untuk ruang bawah tanah tersebut? Temukan jawabannya di fatwa berikut ini:
رقم الفتوى (12929) موضوع الفتوى هل يجوز بناء المسجد تحت المنزل وما حكم المتبقي من مساحته
السؤال س: هل يجوز بناء المسجد أسفل العمارة السكنية؟
Pertanyaan, “Apakah diperbolehkan membangun masjid di bawah rumah hunian?”
الاجابـــة
لا مانع من الانتفاع بهواء المسجد، أو بقراره
Jawaban Syaikh Ibnu Jibrin, “Tidaklah mengapa memanfaatkan ruang udara yang ada di atas bangunan masjid ataupun lantai di atas bangunan masjid.
فكثيرًا ما توجد مساجد قد بنيت فوق الدكاكين، أو الشقق، أو المساكن وذلك عند الحاجة فإن كثيرًا من الأحياء لا يوجد بها مسجد ولا أرض موقوفة خاصة بالمسجد فيضطر الأهالي إلى طلب بعض السكان أن يسمح ببناء مسجد فوق منزله، أو تحته سواء تبرعًا، أو بعوض
Sering sekali dijumpai masjid yang dibangun di atas deretan ruko pertokoan, apartemen ataupun rumah hunian dan itu dilakukan ketika ada kebutuhan. Banyak desa (baca: di Saudi) yang tidak memiliki masjid karena tidak tersedianya tanah yang diwakafkan akhirnya warga setempat terpaksa meminta salah seorang warga untuk merelakan agar bagian atas rumahnya dibangun sebagai masjid ataupun bagian bawah rumahnya. Akhirnya pemilik rumah mengizinkan boleh jadi dengan suka rela atau pun dengan kompensasi materi.
وكثيرًا ما يحتاج إمام المسجد إلى استغلال سطح المسجد ببناء غرفة للحارس، أو لتحفيظ القرآن ونحو ذلك.
Sering kali pengurus masjid perlu memanfaatkan lantai atas bangunan masjid untuk dijadikan kamar hunian untuk penjaga masjid atau untuk ruang pembelajaran tahfizhul Qur’an”.
Sumber:
http://ibn-jebreen.com/ftawa.php?view=vmasal&subid=12929&parent=584
Catatan:
Perkataan yang disampaikan oleh Ibnu Jibrin bahwa “Tidaklah mengapa memanfaatkan lantai di atas bangunan masjid” sekaligus adalah jawaban untuk permasalahan BTS di masjid.
Jika atap masjid adalah lantai cor-coran lalu lantai cor-coran tersebut disewakan untuk BTS maka hukumnya adalah boleh sebagaimana bolehnya rumah hunian di atas atap masjid lalu di rumah hunian tersebut terjadi transaksi jual beli, sewa menyewa dan lainnya.
Artikel www.ustadzaris.com