Tanya:
“Bagaimana cara menyamarkan/menghilangkan noda hitam di kening/di jidat karena sewaktu sujud dalam shalat terlalu menghujam sehingga ada bekas warna hitam?”
0281764xxxx
Jawab:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ
Yang artinya, “Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud” (QS al Fath:29).
Banyak orang yang salah paham dengan maksud ayat ini. Ada yang mengira bahwa dahi yang hitam karena sujud itulah yang dimaksudkan dengan ‘tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud’. Padahal bukan demikian yang dimaksudkan.
Diriwayatkan oleh Thabari dengan sanad yang hasan dari Ibnu Abbas bahwa yang dimaksudkan dengan ‘tanda mereka…” adalah perilaku yang baik.
Diriwayatkan oleh Thabari dengan sanad yang kuat dari Mujahid bahwa yang dimaksudkan adalah kekhusyukan.
Juga diriwayatkan oleh Thabari dengan sanad yang hasan dari Qatadah, beliau berkata, “Ciri mereka adalah shalat” (Tafsir Mukhtashar Shahih hal 546).
عَنْ سَالِمٍ أَبِى النَّضْرِ قَالَ : جَاءَ رَجُلٌ إِلَى ابْنِ عُمَرَ فَسَلَّمَ عَلَيْهِ قَالَ : مَنْ أَنْتَ؟ قَالَ : أَنَا حَاضِنُكَ فُلاَنٌ. وَرَأَى بَيْنَ عَيْنَيْهِ سَجْدَةً سَوْدَاءَ فَقَالَ : مَا هَذَا الأَثَرُ بَيْنَ عَيْنَيْكَ؟ فَقَدْ صَحِبْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- وَأَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُمْ فَهَلْ تَرَى هَا هُنَا مِنْ شَىْءٍ؟
Dari Salim Abu Nadhr, ada seorang yang datang menemui Ibnu Umar. Setelah orang tersebut mengucapkan salam, Ibnu Umar bertanya kepadanya, “Siapakah anda?”. “Aku adalah anak asuhmu”, jawab orang tersebut.
Ibnu Umar melihat ada bekas sujud yang berwarna hitam di antara kedua matanya. Beliau berkata kepadanya, “Bekas apa yang ada di antara kedua matamu? Sungguh aku telah lama bershahabat dengan Rasulullah, Abu Bakr, Umar dan Utsman. Apakah kau lihat ada bekas tersebut pada dahiku?” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3698)
عَنِ ابْنِ عُمَرَ : أَنَّهُ رَأَى أَثَرًا فَقَالَ : يَا عَبْدَ اللَّهِ إِنَّ صُورَةَ الرَّجُلِ وَجْهُهُ ، فَلاَ تَشِنْ صُورَتَكَ.
Dari Ibnu Umar, beliau melihat ada seorang yang pada dahinya terdapat bekas sujud. Ibnu Umar berkata, “Wahai hamba Allah, sesungguhnya penampilan seseorang itu terletak pada wajahnya. Janganlah kau jelekkan penampilanmu!” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3699).
عَنْ أَبِى عَوْنٍ قَالَ : رَأَى أَبُو الدَّرْدَاءِ امْرَأَةً بِوَجْهِهَا أَثَرٌ مِثْلُ ثَفِنَةِ الْعَنْزِ ، فَقَالَ : لَوْ لَمْ يَكُنْ هَذَا بِوَجْهِكِ كَانَ خَيْرًا لَكِ.
Dari Abi Aun, Abu Darda’ melihat seorang perempuan yang pada wajahnya terdapat ‘kapal’ semisal ‘kapal’ yang ada pada seekor kambing. Beliau lantas berkata, ‘Seandainya bekas itu tidak ada pada dirimu tentu lebih baik” (Riwayat Bahaqi dalam Sunan Kubro no 3700).
عَنْ حُمَيْدٍ هُوَ ابْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ قَالَ : كُنَّا عِنْدَ السَّائِبِ بْنِ يَزِيدَ إِذْ جَاءَهُ الزُّبَيْرُ بْنُ سُهَيْلِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ فَقَالَ : قَدْ أَفْسَدَ وَجْهَهُ ، وَاللَّهِ مَا هِىَ سِيمَاءُ ، وَاللَّهِ لَقَدْ صَلَّيْتُ عَلَى وَجْهِى مُذْ كَذَا وَكَذَا ، مَا أَثَّرَ السُّجُودُ فِى وَجْهِى شَيْئًا.
Dari Humaid bin Abdirrahman, aku berada di dekat as Saib bin Yazid ketika seorang yang bernama az Zubair bin Suhail bin Abdirrahman bin Auf datang. Melihat kedatangannya, as Saib berkata, “Sungguh dia telah merusak wajahnya. Demi Allah bekas di dahi itu bukanlah bekas sujud. Demi Allah aku telah shalat dengan menggunakan wajahku ini selama sekian waktu lamanya namun sujud tidaklah memberi bekas sedikitpun pada wajahku” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3701).
عَنْ مَنْصُورٍ قَالَ قُلْتُ لِمُجَاهِدٍ (سِيمَاهُمْ فِى وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ) أَهُوَ أَثَرُ السُّجُودِ فِى وَجْهِ الإِنْسَانِ؟ فَقَالَ : لاَ إِنَّ أَحَدَهُمْ يَكُونُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ مِثْلُ رُكْبَةِ الْعَنْزِ وَهُوَ كَمَا شَاءَ اللَّهُ يَعْنِى مِنَ الشَّرِّ وَلَكِنَّهُ الْخُشُوعُ.
Dari Manshur, Aku bertanya kepada Mujahid tentang maksud dari firman Allah, ‘tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud’ apakah yang dimaksudkan adalah bekas di wajah?
Jawaban beliau, “Bukan, bahkan ada orang yang ‘kapal’ yang ada di antara kedua matanya itu bagaikan ‘kapal’ yang ada pada lutut onta namun dia adalah orang bejat. Tanda yang dimaksudkan adalah kekhusyu’an” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3702).
Bahkan Ahmad ash Showi mengatakan, “Bukanlah yang dimaksudkan oleh ayat adalah sebagaimana perbuatan orang-orang bodoh dan tukang riya’ yaitu tanda hitam yang ada di dahi karena hal itu adalah ciri khas khawarij (baca: ahli bid’ah)” (Hasyiah ash Shawi 4/134, Dar al Fikr).
Dari al Azroq bin Qois, Syarik bin Syihab berkata, “Aku berharap bisa bertemu dengan salah seorang shahabat Muhammad yang bisa menceritakan hadits tentang Khawarij kepadaku. Suatu hari aku berjumpa dengan Abu Barzah yang berada bersama satu rombongan para shahabat. Aku berkata kepadanya, “Ceritakanlah kepadaku hadits yang kau dengar dari Rasulullah tentang Khawarij!”.
Beliau berkata, “Akan kuceritakan kepada kalian suatu hadits yang didengar sendiri oleh kedua telingaku dan dilihat oleh kedua mataku. Sejumlah uang dinar diserahkan kepada Rasulullah lalu beliau membaginya. Ada seorang yang plontos kepalanya dan ada hitam-hitam bekas sujud di antara kedua matanya. Dia mengenakan dua lembar kain berwarna putih. Dia mendatangi Nabi dari arah sebelah kanan dengan harapan agar Nabi memberikan dinar kepadanya namun beliau tidak memberinya.
Dia lantas berkata, “Hai Muhammad hari ini engkau tidak membagi dengan adil”.
Mendengar ucapannya, Nabi marah besar. Beliau bersabda, “Demi Allah, setelah aku meninggal dunia kalian tidak akan menemukan orang yang lebih adil dibandingkan diriku”. Demikian beliau ulangi sebanyak tiga kali. Kemudian beliau bersabda,
يَخْرُجُ مِنْ قِبَلِ الْمَشْرِقِ رِجَالٌ كَانَ هَذَا مِنْهُمْ هَدْيُهُمْ هَكَذَا يَقْرَءُونَ الْقُرْآنَ لاَ يُجَاوِزُ تَرَاقِيَهُمْ يَمْرُقُونَ مِنَ الدِّينِ كَمَا يَمْرُقُ السَّهْمُ مِنَ الرَّمِيَّةِ ثُمَّ لاَ يَرْجِعُونَ فِيهِ سِيمَاهُمُ التَّحْلِيقُ لاَ يَزَالُونَ يَخْرُجُونَ
“Akan keluar dari arah timur orang-orang yang seperti itu penampilan mereka. Dia adalah bagian dari mereka. Mereka membaca al Qur’an namun alQur’an tidaklah melewati tenggorokan mereka. Mereka melesat dari agama sebagaimana anak panah melesat dari binatang sasarannya setelah menembusnya kemudia mereka tidak akan kembali kepada agama. Ciri khas mereka adalah plontos kepala. Mereka akan selalul muncul” (HR Ahmad no 19798, dinilai shahih li gharihi oleh Syeikh Syu’aib al Arnauth).
Oleh karena itu, ketika kita sujud hendaknya proporsonal jangan terlalu berlebih-lebihan sehingga hampir seperti orang yang telungkup. Tindakan inilah yang sering menjadi sebab timbulnya bekas hitam di dahi.
Assalamualaikum Wr Wb…
Subhannallah
Mohon izin share ya ustad untuk di copas….
Astagfirullah hal adziiim, ustadz, membaca postingan ini, sungguh hati saya teriris-iris serasa ingin menangis. Betapa tidak, karena Beberapa tahun yang lalu, saya termasuk ahli Bid’ah dalam beribadah, saya rajin sholat, namun bid’ahpun tetap saya lakukan. Tapi sekarang alhamdulillah saya bisa meninggalkannya, dan mulai beribadah mengikuti sunnah rasul (sunnah yang sesuai dengan pandangan para sahabat ). Saya merasa jiwa ini lebih tenang, Ikhlas dan khusyuk dalam beribadah, dibanding pada saat saya masih ahli bid’ah dulu. tapi yang terjadi, di dahi saya muncul tanda tersebut. Saya takut setelah membaca postingan diatas. Haruskah saya kembali menjadi ahli bid’ah lagi agar tanda hitam di dahi saya hilang….??? ATAUKAH INI ADALAH TANDA DARI ALLAH BAHWA SAYA INI ADALAH BEKAS AHLI BID’AH…???
#hary
tidak usah cemas. hilangkan sebisanya. jika tidak bisa maka tidak mengapa.
Assalammu’alaikum. Ana minta kebenaran untuk copy dan sharing untuk semua kaum muslimin dan muslimat. Jazakallahu khairan.
#nier
silahkan
assalamu’alaikum.
izin copas ya ustad.
terima kasih
#yaqin
silahkan
izin share utk blog ana ustadz, jazakallahu
minta ijin copy
secara ilmiah kedoktera perlu juga di waspadai. beberapa orang yang saya temui bila memiliki jidat yang berwarna hitam itu memiliki kadar gula dalam yang cukup tinggi. sehingga ketika bersujud ada penekanan dalam aliran darah yang akhirnya membekas.
maaf Ustad Al Quran sudah menunjuk demikian kenapa sepertinya anda condong ke hadist??soal riya td bisa dicampur dgn bidah!, sy bukan ulama & ngga ngurus ummat namun sy suka mendekatkan diri pada ALLAH SWT. sujud pun masih belum bisa secepat kilat…rukukpun belum sampai seperti jet, sholat sja berjam jam sujud pun terasa nikmat berjam2 tdk terasa…apa sy salah? atau agama salah?
dimana tempat kalau mau bertanya ustadz
Jazaakallah khoiron mohon izin mengkopy untuk pribadi &belajar ustadz
#anam6
Silahkan
#musafir
alquran sama sekali tidak menunjukkan demikian.
#muh fuad
Bisa datang ke pondok pesantren saya. silahkan buka-buka di http://www.hamalatulquran.com
Assalamuaaikum Ustadz
BAgaimana cara menghilangkan bekas hitam di jidat tersebut ?
Jazakallah Khairan
Assalammu’alaikum
Mohon izin share ya ustad untuk semua kaum muslimin dan muslimat. Jazakallahu khairan.
CARA MENGHILANGKAN NODA/TANDA HITAM DI DAHI, TERNYATA MUDAH
ALHAMDULILLAH, SUDAH SAYA COBA DAN BERHASIL
beri cream pemutih di dahi yang berwarna hitam selama beberapa minggu
Alhamdulillah, Allah mengabulkan ikhtiar saya, noda hitam itu hilang
saya tidak mau menyebut merk, cream pemutih kemasan/tube berwarna kuning, ada tulisan “light complete”, merk diawali huruf G, banyak tersedia di supermarket, mart
Nabi pernah mengajari tata cara shalat yang benar kepada seseorang. Di antara yang beliau ajarkan adalah beliau bersabda,
إِذَا سَجَدْتَ فَمَكِّنْ لِسُجُودِكَ
“Jika engkau sujud maka berilah tekanan pada sujudmu” (HR Abu Daud no 859 dari Rifa’ah bin Rafi’ dan dinilai hasan oleh al Albani).
عَنْ أَبِى حُمَيْدٍ السَّاعِدِىِّ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا سَجَدَ أَمْكَنَ أَنْفَهُ وَجَبْهَتَهُ مِنَ الأَرْضِ وَنَحَّى يَدَيْهِ عَنْ جَنْبَيْهِ وَوَضَعَ كَفَّيْهِ حَذْوَ مَنْكِبَيْهِ
Dari Abu Humaid as Sa’idi, sesungguhnya Nabi jika bersujud beliau menekankan hidung dan dahi beliau di tempat sujud, menjauhkan kedua tangannya dari dua lambungnya dan meletakkan kedua telapak tangannya sejajar dengan bahunya (HR Tirmidzi no 270. Hadits ini dinilai sebagai hadits hasan shahih oleh Tirmidzi dan dinilai shahih oleh al Albani).
Kalau begitu stadz tolong jelaskan makna dari hadist ini
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu: Bahwa Sahabat bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam: Wahai Rasulullah, apakah kami dapat melihat Tuhan kami pada hari kiamat? Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Apakah kalian terhalang melihat bulan di malam purnama? Para sahabat menjawab: Tidak, wahai Rasulullah. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Apakah kalian terhalang melihat matahari yang tidak tertutup awan? Mereka menjawab: Tidak, wahai Rasulullah. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Seperti itulah kalian akan melihat Allah. Barang siapa yang menyembah sesuatu, maka ia mengikuti sembahannya itu. Orang yang menyembah matahari mengikuti matahari, orang yang menyembah bulan mengikuti bulan, orang yang menyembah berhala mengikuti berhala. Tinggallah umat ini, termasuk di antaranya yang munafik. Kemudian Allah datang kepada mereka dalam bentuk selain bentuk-Nya yang mereka kenal, seraya berfirman: Akulah Tuhan kalian. Mereka (umat ini) berkata: Kami berlindung kepada Allah darimu. Ini adalah tempat kami, sampai Tuhan kami datang kepada kami. Apabila Tuhan datang, kami tentu mengenal-Nya. Lalu Allah Taala datang kepada mereka dalam bentuk-Nya yang telah mereka kenal. Allah berfirman: Akulah Tuhan kalian. Mereka pun berkata: Engkau Tuhan kami. Mereka mengikuti-Nya. Dan Allah membentangkan jembatan di atas neraka Jahanam. Aku (Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam) dan umatkulah yang pertama kali melintas. Pada saat itu, yang berbicara hanyalah para rasul. Doa para rasul saat itu adalah: Ya Allah, selamatkanlah, selamatkanlah. Di dalam neraka Jahanam terdapat besi berkait seperti duri Sakdan (nama tumbuhan yang berduri besar di setiap sisinya). Pernahkah kalian melihat Sakdan? Para sahabat menjawab: Ya, wahai Rasulullah. Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam melanjutkan: Besi berkait itu seperti duri Sakdan, tetapi hanya Allah yang tahu seberapa besarnya. Besi berkait itu merenggut manusia dengan amal-amal mereka. Di antara mereka ada orang yang beriman, maka tetaplah amalnya. Dan di antara mereka ada yang dapat melintas, hingga selamat. Setelah Allah selesai memberikan keputusan untuk para hamba dan dengan rahmat-Nya Dia ingin mengeluarkan orang-orang di antara ahli neraka yang Dia kehendaki, maka Dia memerintah para malaikat untuk mengeluarkan orang-orang yang tidak pernah menyekutukan Allah. Itulah orang-orang yang dikehendaki Allah untuk mendapatkan rahmat-Nya, yang mengucap: “Laa ilaaha illallah”. Para malaikat mengenali mereka di neraka dengan adanya bekas sujud. Api neraka memakan tubuh anak keturunan Adam, kecuali bekas sujud. Allah melarang neraka memakan bekas sujud. Mereka dikeluarkan dari neraka, dalam keadaan hangus. Lalu mereka disiram dengan air kehidupan, sehingga mereka menjadi tumbuh seperti biji-bijian tumbuh dalam kandungan banjir (lumpur). Kemudian selesailah Allah Taala memberi keputusan di antara para hamba. Tinggal seorang lelaki yang menghadapkan wajahnya ke neraka. Dia adalah ahli surga yang terakhir masuk. Dia berkata: Ya Tuhanku, palingkanlah wajahku dari neraka, anginnya benar-benar menamparku dan nyala apinya membakarku. Dia terus memohon apa yang dibolehkan kepada Allah. Kemudian Allah Taala berfirman: Mungkin, jika Aku mengabulkan permintaanmu, engkau akan meminta yang lain. Orang itu menjawab: Aku tidak akan minta yang lain kepada-Mu. Maka ia pun berjanji kepada Allah. Lalu Allah memalingkan wajahnya dari neraka. Ketika ia telah menghadap dan melihat surga, ia pun diam tertegun, kemudian berkata: Ya Tuhanku, majukanlah aku ke pintu surga. Allah berkata: Bukankah engkau telah berjanji untuk tidak meminta kepada-Ku selain apa yang sudah Kuberikan, celaka engkau, hai anak-cucu Adam, ternyata engkau tidak menepati janji. Orang itu berkata: Ya Tuhanku! Dia memohon terus kepada Allah, hingga Allah berfirman kepadanya: Mungkin jika Aku memberimu apa yang engkau pinta, engkau akan meminta yang lain lagi. Orang itu berkata: Tidak, demi Keagungan-Mu. Dan ia berjanji lagi kepada Tuhannya. Lalu Allah mendekatkannya ke pintu surga. Setelah ia berdiri di ambang pintu surga, ternyata pintu surga terbuka lebar baginya, sehingga ia dapat melihat dengan jelas keindahan dan kesenangan yang ada di dalamnya. Dia pun diam tertegun. Kemudian berkata: Ya Tuhanku, masukkanlah aku ke dalam surga. Allah Taala berfirman kepadanya: Bukankah engkau telah berjanji tidak akan meminta selain apa yang telah Aku berikan? Celaka engkau, hai anak cucu Adam, betapa engkau tidak dapat menepati janji! Orang itu berkata: Ya Tuhanku, aku tidak ingin menjadi makhluk-Mu yang paling malang. Dia terus memohon kepada Allah, sehingga membuat Allah Taala tertawa (rida). Ketika Allah Taala tertawa Dia berfirman: Masuklah engkau ke surga. Setelah orang itu masuk surga, Allah berfirman kepadanya: Inginkanlah sesuatu! Orang itu meminta kepada Tuhannya, sampai Allah mengingatkannya tentang ini dan itu. Ketika telah habis keinginan-keinginannya, Allah Taala berfirman: Itu semua untukmu, begitu pula yang semisalnya. (Shahih Muslim No.267)
” Para malaikat mengenali mereka di neraka dengan adanya bekas sujud. Api neraka memakan tubuh anak keturunan Adam, kecuali bekas sujud. Allah melarang neraka memakan bekas sujud.”
saya berusaha menekan saya ketika sujud karena membaca hadist diatas pak dan juga ini
Dari Abu Humaid as Sa’idi, sesungguhnya Nabi jika bersujud beliau menekankan hidung dan dahi beliau di tempat sujud, menjauhkan kedua tangannya dari dua lambungnya dan meletakkan kedua telapak tangannya sejajar dengan bahunya (HR Tirmidzi no 270. Hadits ini dinilai sebagai hadits hasan shahih oleh Tirmidzi dan dinilai shahih oleh al Albani).
bukan bermaksud untuk riya
bagaimana ini pak saya jadi bingung
kenapa bertentangan begini tolong beri pencerahan segera
bagaimana ini pak
ijin copas tad
aLHAMDULIILAH AKHIRNYA APA YANG DICARI TENTANG HUKUMNYA MATERI : Hitam di Dahi Perlu Diwaspadai DIATAS SANGAT MEMBANTU SAYA.
TERIMA KASIH KEPADA MU YA ALLAH YA RABBI DAN TERIMA JUGA KEPADA PAK USTAD
terimakasih pencerahannya ustadz, selama ini saya mengira,, bahwa tanda hitam di kening adalah tandanya seseorang yang sangat rajin shalat
Tulisan yang mencerahkan. Senang bisa menemukannya di belantara dunia maya.
Astaghfirullah al’adzim…ampuni dosa hamba Mu ini ya Allah…
Yang jadi tupuan sujud itu bukan dahi dan hidung,tetapi kedua tangan lah yg mnjadi tumpuan nya,jadi jngan terlalu membebani dahi anda ketika berdujud,untuk menghindari bekas hitam di jidat..
Yg gue pahami dr tulisan ini:
1. Ni artikel ga menjawab pertanyaan di atas
2. Tanda hitam hubungannya lbh dekat kpda ciri khawarij ato ciri2 org riya’? serius bingung kok kesimpulannya bs ke situ, pdhal munculnya tanda hitam wajarnya kan ga disengaja, bs jd jg krn kondisi fisik spt kata salah seorang diatas (kadar gula dlm tubuh berlebih ato semcmnyalah), ga ada org yg demikian tolol mau sengaja ngukir jidat biar nongol tu NODA hitam bt sekedar pamer2an
3. Selama ini yg gue tau hadits ttg posisi sujud tu ya yg spt dipost dua temen di atas, yaitu ada penekanan, jd gue bingung maksud antum sang author dg sujud “proporsional” tu mcm mane?
Anyway, yg gue pahami ttg tanda hitam ini si bahwa dia sebatas noda, yg kemunculannya gue rasa ga disengaja, yg kl mau diilangin juga silakan kl ga bs jg ga papa (spt kata antum), tp gue ga ngerti knp bs dihubungkan sama khawarij. Kl soal ini ” Para malaikat mengenali mereka di neraka dengan adanya bekas sujud. Api neraka memakan tubuh anak keturunan Adam, kecuali bekas sujud. Allah melarang neraka memakan bekas sujud.”
gue ga mau komen cs ga ngerti apakah bekas sujud di sini sama spt bekas sujud yg sedang dibahas
assalamualaikum..
lalu bagai mana y ustad.
jika tanda itu ada dan makin jelas tanpa dsengaja??
sedangkan kita sangat menikmati ketika sujud.
sbb itu mmbuat sy sangat merasa dekat..??
apa kah harus di hilangkan??
:-)
Bismillah saya kan mencoba menjawab pertanyaan @saya jadi bingung: hadits-hadits yg antum bawakan sama sekali tidak bertentangan dgn penjelasan artikel di atas. Kan udah dijelaskan di atas bahwa bekas sujud itu bukan hitam di dahi, tapi akhlak baik, kekhusyu’an dlm sholat. Maksud menekan dahi dan hidung bukan berarti menggosokkan sampai dahi hitam. Rosululloh dan para shohabat pun yg Ahli Sujud, tiada satupun yg dahinya hitam. Lah, apa yg dahinya hitam mengalahkan sujud Rosululloh dan para shohabat?? Mengikuti siapa?
Banyak cara dilakukan untuk menjauhkan ummat muslim dari Al Quran, salah satunya menyesatkannya kedalam kitab-kitab hadist.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Semoga selalu diberi kelancaran oleh Allah SWT. Bagaimana posisi sujud yang benar ya Ustadz biar jidat tidak terlalu hitam?, Terima kasih
@Andra
Jika memang karena karakter kulitnya insya allah tidak mengapa.
Izin copas, Ustadz. Ini sangat bermanfaat
Mohon izin copy, Ustadz. Ini bermanfaat sekali
Ustadz minta izin copy artikelnya
Assalamualaikum pa ustadz saya jg mau brtanya tetntang tanda hitam di dahi saya ,saya merasa ibadah saya biasa aja masih kdang bolong,tapi saya melihat imam di mesjid saya yg saya yakin bahwa beliau lebih rajin ibadahnya tapi malah tidak ada tandanya,jujur saya bukan termsuk yg suka riya, apalagi soal ibdah,mohon pnjelsannya pak ustadz
#Fahmi
Silahkan
Ustad sungguh aku tidak bisa menghilang kan kehitaman di jidat ku ini.aku sudah berhuduk dan sholat.dan berbagai cara telah aku lakukan tapih hasil nya tetap sama.aku malu ustad tolong ustad bantu saya dengan pengetahuan ustad.sungguh aku tak percaya diri lagi.dengan keadaan yg sekarang.
izin copy, ustadz
pelajaran buat saya agar tidak mudah takjub dengan orang berjidat hitam.
assalamu alaikum ustdz
saya mau tnya saya dri kecil kening kanan kiri saya hitam jadi minder klu di liat orang
saya solat biasa saja gak husyuk apa artinya ya?