Berikut ini adalah teks pertanyaan saya kepada Dr Abdullah bin Nashir al Sulmi via email:
يا شيخنا، تكثر الدعاء اللهم أرنا الحق حقا الخ. هل الدعاء بهذا اللفظ وارد في أثر؟ في أي كتاب أجد هذا الدعاء؟
أفيدونا أثابكم الله
Syaikhuna [guru kami], engkau sering kali berdoa dengan ungkapan Allahumma arinal haqqa haqqan dst. Apakah doa dengan redaksi semacam ini memiliki riwayat dari salaf? Di buku apakah bisa saya jumpai doa dengan teks semacam itu?
Berikut ini adalah jawaban beliau via email yang beliau kirimkan kemarin:
والجواب:
هذا دعاء مأثور عن عمر -رضي الله عنه-، ذكره البهوتي في كتابه شرح منتهى الإرادات
(3/497)، وعزاه إلى عمر رضي الله عنه،
“Doa tersebut dinukil dari Umar. Doa tersebut disebutkan oleh al Bahuti al Hanbali dalam karya beliau Syarh Muntaha al Iradat 3/497 dan beliau nisbatkan sebagai doa yang disampaikan oleh Umar bin al Khattab.
و ذكره ابن كثير في تفسيره عند قوله تعالى: “كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ وَمَا اخْتَلَفَ فِيهِ إِلَّا الَّذِينَ أُوتُوهُ مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَتْهُمُ الْبَيِّنَاتُ بَغْياً بَيْنَهُمْ فَهَدَى اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا لِمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ مِنَ الْحَقِّ بِإِذْنِهِ وَاللَّهُ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ” [البقرة:213]،
Doa tersebut disebutkan oleh Ibnu Katsir as Syafii dalam Tafsirnya tepatnya ketika membahas surat al Baqarah ayat ke 213.
قال: وفي الدعاء المأثور: “اللهم أرنا الحق حقاً، وارزقنا اتباعه، وأرنا الباطل باطلاً، وارزقنا اجتنابه، ولا تجعله ملتبساً علينا فنضل، واجعلنا للمتقين إماما ” ابن كثير (1/ 444)،
Ibnu Katsir mengatakan “Dalam doa yang ma’tsur disebutkan Allhumma arinal haqqa haqqan dst [Ya Allah, nampakkanlah kepada kami kebenaran sebagai kebenaran dan berilah kami kemampuan untuk mengikutinya dan nampakkanlah kebatilan sebagai kebatilan dan berilah kami kemampuan untuk menjauhinya dan janganlah Engkau jadikan kebatilan itu seakan kebenaran sehingga kami tersesat karenanya. Jadikanlah kami teladan bagi orang orang yang bertakwa” [Tafsir Ibnu Katsir 1/444].
وهذا الدعاء من الأدعية الجامعة النافعة ، ومعناه أن العبد يسأل ربه تبارك وتعالى أن يوفقه لمعرفة الحق والصواب في كل ما حصل فيه الاختلاف بين الناس من مسائل العلم، وفي كل ما يستجد من أمور للعبد في حياته ويسأل الله أن يرزقه اتباع الحق والثبات عليه، كما أنه يسأل ربه أن يوفقه لرؤية الباطل باطلاً وضلالاً ويرزقه اجتنابه كما قيل:
Doa di atas tergolong doa yang sarat makna dan sangat manfaat. Makna doa tersebut adalah seorang hamba yang mengucapkan kalimat doa tersebut memohon kepada-Nya agar memberinya taufik untuk mengenal kebenaran dan pendapat yang benar dalam semua permasalahan ilmiah yang diperselisihkan oleh banyak orang dan berbagai hal baru yang dialami seorang hamba dalam kehidupannya. Serta memohon kepada Allah agar memberinya kemampuan untuk mengikuti kebenaran dan tegar memegangi kebenaran. Sebagaimana hamba tersebut memohon kepada Allah agar memberinya taufik untuk melihat kebatilan sebagai kebatilan dan kesesatan dan kemampuan untuk menjauhinya sebagai perkataan penyair:
عرفت الشــرَّ لا …… للشـر لكـن لتوقيه
ومن لم يعرف الشر ……. من الناس يقـع فيه
Aku mengenal kejelekan bukan untuk mempraktekannya akan tetapi untuk menjaga diri darinya.
Siapa saja yang tidak mengenal kejelekan maka dia akan terjerumus ke dalamnya.
وقد أمر الله عباده أن يسألوه الهداية إلى الصراط المستقيم في كل صلاة “اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ” [الفاتحة:6]،
Allah pun memerintahkan kita semua untuk memohon hidayah meniti jalan yang lurus kepada-Nya dalam setiap sholat yang kita kerjakan dengan mengatakan ‘Ihdinas Shiratal Mustaqim’.
وكان النبي – صلي الله عليه وسلم- إذا قام من الليل يصلي يقول: “اللهم رب جبريل وميكائيل وإسرافيل. فاطر السماوات والأرض. عالم الغيب والشهادة. أنت تحكم بين عبادك فيما كانوا فيه يختلفون. اهدني لما اختلفت فيه من الحق بإذنك إنك تهدي من تشاء إلى صراط مستقيم” أخرجه مسلم (770)،
Dalam doa iftitah sholat malam Nabi pun berdoa yang artinya ‘Ya Allah, rabb bagi Jibril, Mikail dan Israfil, pencipta langit dan bumi, yang mengetahui hal yang ghaib dan yang nampak, engkaulah yang menetapkan keputusan diantara para hamba dalam berbagai hal yang mereka perselisihkan, berilah aku petunjuk untuk mengetahui kebenaran dalam hal hal yang diperselisihkan dengan izin-Mu sesungguhnya engkau itu memberi petunjuk kepada siapa saja yang Engkau kehendaki untuk menuju jalan yang lurus’ [HR Muslim no 770].
وفي حديث أبي ذر -رضي الله عنه: “يا عبادي كلكم ضال إلا من هديته فاستهدوني أهدكم …” أخرجه مسلم (2577). هذا والله الموفق والهادي إلى سواء السبيل.
Dalam hadits dari Abu Dzar, Allah berfirman ‘Wahai hamba hambaku semua kalian adalah sesat kecuali yang Kuberi petunjuk maka mintalah hidayah kepada-Ku niscaya Aku akan memberi hidayah kepada kalian” [HR Muslim no 2577]”.
ada ucapan menarik tentang atsar-atsar dzikir/doa yang datang dari para shahabat atau tabi’in atau orang setelahnya:
“…kami tidak melazimkan (membiasakan) berdzikir seperti di atas, layaknya amalan itu disebutkan oleh sebuah hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.
Tidak juga kami menjadikannya seperti dzikir-dzikir yang lain yang telah pasti di dalam as-sunnah.
Maka barangsiapa yang mengucapkannya pada suatu kali, tidak mengapa. Adapun yang tidak mengucapkannya maka tidak ada ruginya.”
Assalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Ustadz Aris Munandar…..afwan doa yang tersebut diatas ALLAHUMMA arinal haqqan…dst dan ALLAHUMMA RABBA Jibril….dst…apakah boleh kita baca setiap berdoa stlh selesai dalam sholat ataukah kita baca hanya bila kita terkena fitnah saja…….Jazaakallahu khairan ….Wassalamu’alaikum Wa Rahmatullahi Wa Barakatuhu
#ummu
Bisa dibaca di berbagai kesempatan.
Ini yang saya cari-cari. Disebutkan oleh Al Baihaqy dalam Syarh Muntahal Iradat. Kitab ini ada ebooknya tidak ya?
#sahlan
ada di maktabah syamilah
ass wr pak ustadz izin belajar dan mengambil isi web ini semampu dan untuk digunakan kebaikan… semoga Allah merahmatimu (masya Alloh) amin ya Robb walaikum salam
#ucok
silahkan