Diantara ajaran Islam adalah bacaan hamdalah yaitu ucapan alhamdulillah saat bersin. Hal ini menunjukkan bahwa bisa bersin adalah sebuah nikmat yang harus disyukuri. Sungguh menderita orang yang hendak bersin ternyata tidak jadi bersin. Jika ada seorang muslim yang bersin dan mengucapkan hamdallah dengan suara yang cukup jelas sehingga kita bisa mendengarnya kita dituntunkan untuk mendoakannya. Mendoakan orang yang bersin disebut dengan tasymit.
Permasalahan timbul manakala kita bersin saat mengerjakan shalat. Di satu sisi kita dituntunkan untuk membaca hamdalah saat bersin namun di sisi lain kita sedang mengerjakan shalat. “Shalat itu menyibukkan”, demikian yang Nabi sabdakan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al Bukhari. Namun ternyata di masa Nabi pernah ada kejadian ada salah seorang jamaah shalat yang bersin dan mengucapkan alhamdulillah lantas seorang bernama Muawiyah bin Hakam as Sulamy menimpalinya dengan ucapan ‘yarhamukallahu’. Singkat cerita shahabat yang bersin dan mengucapkan hamdallah tidak ditegur oleh Nabi sedangkan shahabat yang membaca tasymit mendapat teguran dari Nabi. Demikian isi sebuah hadits panjang yang diriwayatkan oleh Muslim. Jelas saja hadits ini menjadi dalil kuat yang menunjukkan bahwa saat kita mengalami bersin dalam shalat sekalipun kita boleh mengucapkan Alhamdulillah. Jika demikian apakah dalam setiap keadaan kita boleh mengucapkan alhamdulillah saat bersin dalam shalat ataukah ada rincian-rincian keadaan yang harus diperhatikan. Jawabannya pilihan kedualah yang lebih tepat sebagaimana penjelasan Syaikh Muhammad Nashiruddin al Albani sebagai berikut:
“Jika menjadi makmum dalam shalat yang bacaan imam dikeraskan (shalat jahriyyah) tidak boleh membaca alhamdulillah saat bersin dan tidak ada perselisihan ulama dalam masalah ini.
Jika menjadi makmum dalam shalat yang bacaannya tidak dikeraskan (shalat sirriyyah) atau shalat sendiri boleh membaca alhamdulillah saat bersin dengan syarat tidak sedang dalm kondisi membaca al Quran (surat al Fatihah atau surat selainnya).
Jika bersin terjadi dalam kondisi sedang membaca al Quran maka tidak sepatutnya menghentikan bacaan al Quran untuk mengucapkan alhamdulillah karena berdampak menyisipkan ke dalam bacaan al Quran sesuatu yang bukan bagian darinya”.
Ustadz, saya pernah baca tentang membaca alhmdulillah hamdan katsiran thayyiban mubarakan fiih kama yuhibu rabbuna wayardha saat bersin di dalam shalat, apakah hadits ini Shahih dan bisa diterapkan?