Berikut ini adalah fatwa ulama yang kami dapatkan terkait dengan acara sungkeman atau sejenisnya yang hakikatnya adalah mencium tangan orang tua dalam kondisi badan dibungkukkan. Fatwa ini adalah penjelasan tambahan untuk sebagian pembaca blog ini yang telah mendiskusikan permasalahan ini bersama kami di kolom komentar.
حكم تقبيل يد الوالدين
Hukum Mencium Tangan Kedua Orang Tua
رقم الفتوى
8577
تاريخ الفتوى
27/9/1425 هـ — 2004-11-10
No Fatwa: 8577
Fatwa ini disampaikan pada tanggal 27 Ramadhan 1425 H atau 10 November 2004M
السؤال
هل يجوز تقبل أيادي الوالدين؟ ففي تقبيل يد الوالد أو الوالدة ما يؤدي إلى الانحناء والخضوع, ولا انحناء ولا خضوع إلا الله سبحانه وتعالى. فهل هذا حلال أم حرام؟ أفيدونا وجزاكم الله خيرًا.
Tanya: Apakah diperbolehkan mencium tangan kedua orang tua padahal untuk mencium tangan ayah atau ibu mengharuskan kita untuk membungkukkan badan (baca: ruku) dan menunjukkan sikap ketundukkan (khudhu’) padahal tidak boleh membungkukkan badan dan kutundukkan hati kecuali hanya kepada Allah. Apakah cium tangan semacam ini boleh ataukah haram?
الإجابة
تقبيل يد الوالد أو الوالدة, أباحه بعض العلماء ومنعه آخرون. وهذا لا يسمى خضوعًا ولا انحناءً لغير الله؛ لأنه لم يقصد الانحناء لغير الله, ولكن الأولى أن يقبل رأسيهما.
Jawaban:
“Mencium tangan ayah atau ibu itu dibolehkan oleh sebagian ulama dan dilarang oleh sebagian ulama yang lain. Merundukkan badan yang terjadi saat mencium tangan ortu itu tidak bisa disebut sebagai merendahkan diri dan membungkuk (baca: ruku) kepada selain Allah karena pelakunya tidak meniatkan dengan hal tersebut sebagai ruku kepada selain Allah. Namun yang lebih baik adalah mencium dahi ortu.
فالإمام مالك يقول: إن تقبيل اليد هو السجدة الصغرى. والإمام الشافعي يمنع ذلك. وأباح بعض أهل العلم أيضًا تقبيل يد الوالدين, أو يد العالم. لكن الأولى ترك ذلك لله, فتقبيل رأس أمك أو رأس أبيك أفضل, ولا بأس. والله أعلم.
Imam Malik mengatakan, “Sesungguhnya cium tangan itu adalah sujud kecil-kecilan”. Imam Syafii juga melarang cium tangan. Namun sebagian ulama membolehkan cium tangan ortu atau cium tangan ulama. Namun yang lebih baik adalah meninggalkan hal tersebut karena Allah. Cium dahi ibu atau ayah (sebagai bentuk penghormatan) itulah yang lebih afdhol dan tidak mengapa untuk dilakukan”.
مصدر الفتوى: فتاوى سماحة الشيخ عبد الله بن حميد ص256 رقم الفتوى في مصدرها: 272
Fatwa ini dikutip dari buku Fatawa Samahatus Syeikh Abdullah bin Humaid hal 256 dengan nomor fatwa di buku tersebut 272.
Sumber: http://www.islamlight.net/alhomaid/index.php?option=com_ftawa&task=view&id=8577&Itemid=31
Artikel www.ustadzaris.com
Alhamdulillah ustadz, jawaban ini cukup memuaskan.
Jazakallahu khoiron ustadz… sy izin kopi paste artikel ini
Sy senang ustadz perhatian untuk masalah ini. Dan untuk isi bahasan artikel ini saya menerima /setuju 100%. Namun masih ada yg mengganjal di hati, karena bahasan ini untuk masalah cium tangan, bukan sungkeman. Ini menurut sy pribadi ya ustadz, karena kaifiat cium tangan beda dgn sungkeman ( sebagaimana gambar dari yg ustadz link -kan di artikel sebelum ini). Cium tangan keduanya sama² berdiri, meski salah satunya agak membungkukkan badan, sedang
sungkeman salah satunya duduk/jongkok.
Sedang nabi Nabi menyuruh para sahabatnya untuk duduk ketika beliau shalat sambil duduk, yg sebelumnya para sahabat berdiri. Dan selesai sholat beliau bersabda “Hampir saja tadi kalian melakukan seperti yang pernah dilakukan oleh bangsa Persia dan Romawi, mereka (biasa) berdiri untuk praa raja mereka sementara para raja itu duduk.”
Saya pribadi tdk/belum mengharamkan namun mengingkari &/ menghindari hal sungkeman ini ya ustadz karena kurangnya ilmu sy.
Sy sangat berharap jika ustadz bertemu ulama /masyaikh atau pas masyaikh datang lg di indonesia hal ini bisa ditanyakn dengan menunjukkan kaifiat sungkeman itu sendiri.
Sekali lg jazakallahu khoiron.
Untuk Abu
Yang nabi larang dalam hadits adalah menghormati orang yang duduk dengan berdiri.Ini tentu beda dengan sungkeman.
Assalamu’alykum wr wb..
Ustadz…. kalo mencium kaki orang tua…, seperti dalam upacara2 adat (terutama dalam ritual menjelang nikah) , apakah diperbolehkan..??
Apakah juga memohon ampun… atau meminta maaf dengan mencium kaki orang tua sebagai tanda benar2 bertobat…. seperti yang suka diperlihatkan dalam sinetron2 keagamaan itu dianjurkan/dibolehkan ?
Terima kasih atas jawabannya Ustadz..
Jazakallah..
Untuk Lyvia
عن صفوان بن عسال قال : قال يهودي لصاحبه اذهب بنا إلى هذا النبي فقال صاحبه لاتقل نبي إنه لو سمعك كان له أربعة أعين فأتيا رسول الله صلى الله عليه و سلم فسألاه عن تسع آيات بينات فقال لهم لا تشركوا بالله شيئا ولا تسرقوا ولا تزنوا ولا تقتلوا النفس التي حرم الله إلا بالحق ولا تمشوا ببريء إلى ذي سلطان ليقتله ولا تسحروا ولا تأكلوا الربا ولا تقذفوا محصنة ولا تولوا الفرار يوم الزحف وعليكم خاصة اليهود أن لا تعتدوا في السبت ققال فقبلوا يده ورجله فقالا نشهد أنك نبي قال فما يمنعكم أن تتبعوني ؟ قالوا إن داود دعا ربه أن لا يزال في ذريته نبي وإنا نخاف إن تبعناك أن تقتلنا اليهود
وفي الباب عن يزيد بن الأسود و ابن عمر و كعب بن مالك
قال أبو عيسى هذا حديث حسن صحيح
قال الشيخ الألباني : ضعيف
Dalam hadits ini Nabi membiarkan dua orang Yahudi yang mencium tangan dan kaki Nabi. Hadits ini dinilai hasan shahih oleh Tirmidzi dan dinilai dhaif oleh al Albani.
وَالْحَدِيثُ يَدُلُّ عَلَى جَوَازِ تَقْبِيلِ الْيَدِ وَالرِّجْلِ
Tentang hadits ini, penulis Tuhfatul Ahwadzi mengatakan, “Hadits ini menunjukkan dibolehkannya mencium tangan dan kaki”.
@ustadz aris
menyangkut pertanyaan ukh lyvia
seandainyapun dibolehkan (mencium tangan/kaki), tapi apakah PENGKHUSUSAN perbuatan ini dalam ritual2 seperti sebelum nikah (seperti yang dinyatakan ukh lyvia diatas) diperbolehkan ?
Untuk Abu
Perkara ‘adah yang tidak menyelisihi syariah hukumnya boleh selama tidak disikapi sebagaimana ibadah.
Ustadz,sebagaimana uraian diatas yg lebih afdhol adalah meninggalkan sungkeman. sbg solusinya adalah dgn mencium dahi bp/ibu sebagai penghormatan.Tp di adat kita (jawa)cium dahi ini belum membudaya(masih asing).Sementara kalau kita tidak sungkem kepada ortu pas acara tertentu misalnya lebaran kita akan dikatakan sebagai anak yang tidak tahu adat,tidak berbakti dsb.Padahal bagi sebagian perantau,pulang kampung ke orang tua biasanya dilakukan 1 tahun sekali pas lebaran itu…Apakah kita mesti tidak pulang kampung saja ustadz pas lebaran biar tidak sungkeman?tapi orang tua sangat mengharapkan(sedikit mengharuskan )anaknya pulang pas hari raya idul fitri tsb,kalau anaknya tidak pulang mereka akan sedih…Bgmana solusi terbaik ya ustadz ? Baarokallohu fiiikum..
Untuk Abu
Insya Allah, yang lebih baik adalah tetap mudik. Sungkeman hukumnya mubah, meski yang afdhol adalah tidak melakukannya.
di tulisan ustadz :
(https://ustadzaris.com/kungfu-jet-kundo-kempo-karate-tae-kwon-do-haram)
Ibnu Taimiyyah berkata, “Membungkukkan badan sebagai bentuk penghormatan adalah terlarang sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.”
Kalau niatnya atau itu tidak maksud ibadah? gmana ustadz??
Sungkeman bukannya lebih dr membungkukkan badan??
Afwan ustadz.. ana masih belum faham
Afwan ustadz… atas masalah ini. Sy memaklumi perbedaan di kalangan asatidz, dan semua asatidz salafiyyun tetap akan sy datangi utk menimba ilmu termasuk ustadz (semoga allah menjaga engkau ya ustadz). Namun hanya sebatas inilah yg sy pahami, dan telah sy tanyakn, diantaranya ke ustadz badru utk masalah ini :
http://abuyahyabadrusalam.com/index.php?option=com_ccboard&view=postlist&forum=1&topic=24
Dan itulah yg selama ini sy yakini. Ini masalah adat yg bertentangn dg syariat. Mungkin pembaca yg lain jg bisa membaca referensi diatas.
Tulisan ustadz yg lain akan terus sy nantikan dan ambil ilmunya
Jazakkallahu khoiron katsiron yaa ustadz
Untuk Abu
Tidak semua membungkukkan atau merundukkan badan itu terlarang karena menyerupai ruku’. Merundukkan badan yang terlarang adalah merundukkan badan dalam rangka memberikan penghormatan. Merundukkan badan dalam rangka mencium tangan ortu tidak termasuk hal ini.
Haramkah mencium kaki ortu dengan semata-mata alasan menyerupai sujud kepada selain Allah?
Kalau merundukkan badan/ sungkeman ini bukan dlm rangka penghormatan/memuliakan, lalu dlm rangka apa yaa ustadz?
Untuk Abu
Merundukkan badan dalam sungkeman itu dalam rangka mencium tangan ortu, ada juga yang dalam rangka mencium lutut.
Coba cermati fatwa Syeikh Abdullah bin Humaid di atas. Nampak jelas, bahwa tidak semua merundukkan badan itu gerakan ruku yang haram.
Afwan ustadz… bahasannya sungkeman, sebagaimana sungkeman yg ma’ruf pd adat jawa, bukan cium tangan.
Sepemahaman sy sungkeman tsb beda dgn cium tangan, yg jg sudah ma’ruf.
Untuk Abu
Coba anda baca ulang link yang anda berikan dari situs Ustadz Badrus Salam. Tentang definisi sungkeman di sana anda mengatakan, “mereka duduk dikursi kemudian kita sebagai tamu jongkok – yang tepat adalah duduk di lantai bukan jongkok, Aris Munandar-didepan mereka sambil bersalaman dan minta maaf”. Jadi maksud sungkeman berdasarkan definisi anda sendiri adalah bersalaman atau cium tangan, bukan acara penghormatan.
Sungkeman memang ada unsur cium tangan, namun cium tangan tidak umum jika disebut sungkeman.
Sy mengkopi pertanyaan itu dari pertanyaan abu ashma’ di https://ustadzaris.com/hukum-mencium-tangan-dan-membungkukkan-badan.
Hal yg umum terjadi untuk sungkeman yg telah menjadi adat yg telah kita kenal, jg sebagaimana link yg telah ustadz berikan yakni (http://partnershipsixteen.bridge.wikispaces.net/traditional+javanese+celebration).
Hukum² masalah ini mungkin tidak sedikit, diantaranya pengkhususan maaf²an, penyerupaan , berlebih-lebihan dlm penghormatan, dll.
Afwan ustadz, …jika banyak komentar yg kurang berkenan. Dlm masalah ini sy mengikut pendapat yg meninggalkannya. Dan Cium dahi ibu atau ayah (sebagai bentuk penghormatan) itulah yang lebih afdhol , sebagaimana akhir artikel ini.
Wassalamu ‘alaykum
Afwan Ustadz, bagaimana mencium tangan kepada selain orangtua sendiri, yang saya maksud adalah kepada orang-orang yang lebih tua dari saya.
Apakah juga dibolehkan dengan tidak meniatkan menghormati mereka, yaitu hanya sekedar mencium tangannya saja.
Jazakkallahu khairan katsiran
#ibnu
Jika dia ulama atau orang shalih, boleh.
assalamualaikum sya nk brtanya apakah hukumnya mencium dahi ibu kandung oleh leleki yg sudah berkahwin
@Zamri
Hukumnya boleh
Bagaimana pa ustadz kalo kita cium tangan sama kaka ipar,tapi usia kk ipar lebih muda?boleh gak?
Afwan ustadz..
Bagaimana klo ada yg berpendapat tradisi sungkeman saat hari raya itu tidak boleh dilakukan..
Alasannya karena dlu rasulullah tidak mencontohkan..
Saat hari raya Rasulullah hanya shalat – pulang – makan
Jd sungkeman saat hari raya adl perkara yg diada2kan..
Dan ketakutan saya setiap yg diada2kan itu bid’ah dan setiap yg bid’ah itu sesat.. Dan setiap yg sesat itu tempatnya di neraka..
Karna seandainya sungkeman saat hari raya itu baik pasti Rasulullah akan memberi contoh dgn anak2nya.. Tp nyatanya tidak..
Bagaimana dgn keterangan yg bgitu ustadz?