Fatwa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’
مشابهة اليهود والنصارى في عطلتهم الأسبوعية
Menyerupai Yahudi dan Nasrani dalam Hari Libur Pekanan.
السؤال الثالث من الفتوى رقم ( 3326 ) :
Pertanyaan ketiga dari fatwa no 33326
س3: ما حكم من يعطل مدرسته يوم السبت والأحد، ويقرأ فيها يوم الخميس والجمعة، وهل يجوز أن يؤم المسلمين في الصلاة أو لا؟
Pertanyaan, “Apa hukum orang yang meliburkan sekolahnya pada hari Sabtu dan Ahad dan menetapkan hari Kamis dan Jumat sebagai hari belajar, bolehkah orang tersebut menjadi imam shalat berjamaah ataukah tidak?”
ج3: لا يجوز تخصيص يوم السبت أو الأحد بالعطلة أو تعطيلهما جميعا؛ لما في ذلك من مشابهة اليهود والنصارى ، فإن اليهود يعطلون يوم السبت والنصارى يعطلون يوم الأحد؛ تعظيما لهما،
Jawaban Lajnah Daimah, “Tidak boleh menjadikan hari Sabtu dan atau Ahad sebagai hari libur karena hal ini termasuk menyerupai orang-orang Yahudi dan Nasrani. Orang-orang Yahudi libur pada hari Sabtu sedangkan orang-orang Nasrani libur pada hari Ahad karena mengagungkan kedua hari tersebut.
وقد ثبت عن ابن عمر رضي الله عنهما، عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال: بعثت بين يدي الساعة بالسيف حتى يعبد الله وحده لا شريك له،
Dalam hadits yang sahih dari Ibnu Umar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Aku diutus sebagai seorang Nabi dengan membawa pedang beberapa saat sebelum Kiamat terjadi sehingga hanya Allah semata yang disembah tanpa ada sekutu bagi-Nya”.
وجعل رزقي تحت ظل رمحي، وجعل الذل والصغار على من خالف أمري، ومن تشبه بقوم فهو منهم
Rizkiku terletak dibawah bayang-bayang tombakku. Kehinaan dan kerendahan ditetapkan untuk semua orang yang menyelisihi ajaranku. Siapa saja yang menyerupai sekelompok orang maka dia adalah bagian darinya”.
رواه أحمد ، وأبو يعلى ، والطبراني ، وابن أبي شيبة ، وعبد بن حميد ، قال شيخ الإسلام ابن تيمية : وسنده جيد،
Hadits di atas diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Ya’la, Thabrani, Ibnu Abi Syaibah dan Abd bin Humaid. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, “Sanadnya berkualitas jayyid”.
فهذا الحديث فيه النهي عن التشبه بغير جماعة المسلمين، فيدخل فيه النهي عن التشبه باليهود والنصارى عموما في كل ما هو من سماتهم،
Dalam hadits ini terdapat larangan menyerupai non muslim, termasuk di dalamnya larangan menyerupai Yahudi dan Nasrani dalam segala hal yang menjadi ciri khas mereka.
ومن ذلك تعطيل اليهود يوم السبت والنصارى يوم الأحد،
Di antara ciri khas mereka adalah libur hari sabtu bagi Yahudi dan libur hari Ahad bagi Nasrani.
ولا مانع من أن يؤم المسلمين في الصلاة إذا لم يكن فيه مانع سوى ما ذكر، مع نصيحته وتحذيره من التشبه بأعداء الله في أعيادهم وغيرها.
Tidaklah mengapa seorang yang libur kerja pada hari Sabtu dan atau Ahad untuk menjadi imam shalat berjamaah jika tidak ada alasan untuk melarangnya menjadi imam kecuali hal tersebut dengan tetap menasihati dan mengingatkan beliau agar tidak menyerupai musuh-musuh Allah dan masalah hari raya mereka dan dalam masalah selainnya”.
وبالله التوفيق. وصلى الله على نبينا محمد، وآله وصحبه وسلم.
اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء
عضو … عضو … نائب رئيس اللجنة … الرئيس
عبد الله بن قعود … عبد الله بن غديان … عبد الرزاق عفيفي … عبد العزيز بن عبد الله بن باز
Fatwa ini ditandatangani oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz selaku ketua Lajnah Daimah, Abdurrazzaq Afifi selaku wakil ketua, Abdullah bin Ghudayan dan Abdullah bin Quud selaku anggota.
Sumber: Fatawa Lajnah Daimah jilid 2 hal 74-75 terbitan Dar Balansiah Riyadh, cetakan ketiga tahun 1421 H
Artikel www.ustadzaris.com
Ustadz apakah larangan itu berlaku bagi rakyat yg tdk punya kekuasaan menetapkan kebijakan?
untuk tari
Larangan tersebut berlaku untuk rakyat biasa namun jadi boss dan punya karyawan.
ustadz,
disebabkan yahudi dan nasrani yg memimpin perekonomian dunia saat ini, nampaknya seluruh perusahaan komersil akan ikut terhadap pedoman hari kerja mereka, yakni senin – jumat. misalnya saja transaksi bank (termsuk bank syari’ah).
kecuali jika kita umat islam mampu merebut dominasi itu. atau kita menciptakan ukm dgn pengaturan libur tdk menyelisihi sunnah nabi shallallahu’alayhi wa sallam.
ustadz, akankah kita mampu membalikkan keadaan zaman ini?
Setuju,,,
ustadz baarakallåhu fiykum
apakh yg dmksd dlm ftwa tsb adalah ‘menganggap’ kedua hr tsb adkh hr libur? di negara kita yang masih sgt trpgrh kebudayaan2 kuffar, dipraktekkan sistem libur sabtu-ahad..
dan ana prnh mndgr salah seorang asatidz berkata, (yg mknanya)
“boleh saja itu tgl merah, hny saja kita jangan menganggap hari spesial, beraktifitaslah dan anggaplah ia sbg hr2 biasa”
dan jg ustadz, kajian2/tabligh akbar/dauråh pun di negeri ini diadakan pada kedua hari tsb, dan ini bukannya menganggap spesial hari itu, hby saja sbgian bsr kaum muslimin, tidak bekerja pd hr tsb; yg harinya dimanfa’atkn utk kgiatan tsb..
bagaimana ustadz?
tambahan lagi ustadz
sekiranya ana -misalkan selaku bos- meliburkan karyawan di hari tsb, mk jelas mereka akan luput dr majelis ilmu yg diadakan d dua hari tsb (trutama ahad)..
inilah prtmbgn ana meliburkan karyawan di hari ahad (saja)
mohon nasehatnya ustadz
untuk abu
kajian itu tidak hanya ada pada hari sabtu ahad.
seorang boss bisa memberi solusi dengan mengadakan kajian di kantor pada hari tertentu yang dirasa tepat.
Ust, knp qt tidak boleh berucap ‘hari minggu’ tp harus ‘hari ahad’ ?
untuk Ummu
Maaf, saya belum tahu detail asal usul nama minggu. Ada yang pernah mengatakan kalo minggu itu berasal dari nama pendeta namun saya belum dapat info valid tentang hal ini.
Yang jelas, nama-nama hari dalam bahasa Indonesia itu mengadopsi dari bahasa Arab sedangkan dalam bahasa Arab disebut ahad.
assalamu’alaikum.
Ustadz, lalu bagaimana sikap rakyat yang benar, bila pemerintah memang meliburkan pekerjaan/perusahaan di hari tersebut? dan kapan sebaiknya libur bekerja yang tidak bertentangan dengan syariat
untuk abidin
Wa’alaikumussalam
1. wajib untuk tidak ridho
2. selain sabtu ahad.
maksud kata “wajib tidak ridho”, apakah kita meliburkan diri dalam keadaan terpaksa tapi kita tidak meridhoi perbuatan tersebut dan berusaha mencari kesibukan lain yang bermanfaat, misalnya menghadiri taklim, silaturrahim dan sebagainya? lalu bagaimana dengan perusahaan yang tetap mempekerjakan karyawannya dihari sabtu ahad dengan iming-iming upah lembur, haruskah kita menerima upah lembur tersebut?
untuk abidin
boleh menerima upah lembur.
Ustadz, bagaimana dengan sekolah yang menerapkan 5 hari masuknya, dari hari senin sampai jum’at?
Apakah harus digeser liburnya, padahal sekolah tersebut adalah sekolah yang bermanhaj salaf, dan libur tidak ada hubungan dengan tujuan tasyabuh dengan yahudi dan nasrani, bahkan jika ada hari2 libur yang berkaitan dengan hari keagamaan baik islam, seperti maulid, atau hari keagamaan selain islam, kita tidak meliburkan sekolah, tapi diganti ke hari lain,
hal ini dilakukan dalam rangka mengingkari hari2 tersebut, karena bertentangan dengan syariat,..
mohon nasehatnya…. jazakallahu khairan…
untuk wong
Benar, hari liburnya seharusnya di geser, bisa kamis jumat sebagaimana saudi atau hari yang lain.
Semoga org pemerintah ada yg membaca artikel ini. Memang susah klo karyawan kantoran spt saya mengikuti apa yg difatwakan artikel ini, tp klo misalkan saya berwiraswasta atau punya perusahaan sendiri, tentu akan lebih mudah. Saya punya kenalan org bengkel, beliau meliburkan bengkel dan karyawannya pada hari Jum’at, karena kata beliau hr Jum’at wajib dihormati karena adalah hari raya kaum muslimin. Saya amat setuju dengan beliau. Mudah2an Indonesia bisa menerapkan yg spt ini.